Alprih Priyono (26), mantan asisten Panji Petualang meninggal dunia akibat gigitan ulah berbisa jenis baby king cobra atau anak king kobra pada Minggu (18/12/2022).
Pria berusia 26 tahun itu meninggal saat mengevakuasi ular baby king cobra liar di permukiman warga di Gang Lipur, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. Saat evakuasi itu, jari tangan sebelah kanan Alprih digigit ular berbisa itu.
Di mata pawang ular dan pencinta hewan, Steve Ewon, ular baby king cobra yang menggigit mendiang Alprih dipastikan sedang dalam kondisi terancam sehingga membela diri dengan mematuk rescuer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebetulnya ular itu takut sama manusia. Cuma yang jadi masalah ketika kita merasa mampu mengevakuasi ular, saat ular itu terancam mereka akan melawan. Termasuk sering saya alami," ujar Ewon saat dihubungi detikJabar, Rabu (21/12/2022).
Setiap orang yang sering bersinggungan dengan hewan eksotis namun berbahaya itu, kata Ewon, mesti memahami konsekuensinya sehingga persiapan yang dilakukan mesti sematang mungkin.
"Nah selalu saya bilang, ya ini konsekuensi. Saat evakuasi sebagai profesional, mesti matang persiapannya, safety, betul-betul paham risiko. Jangan sampai tujuan kita menolong orang lain mengevakuasi ular justru berbalik," ujar Ewon.
Ewon tak sekali dua kali menerima permintaan mengevakuasi ular dari orang-orang yang mengenalnya. Namun dia tak langsung mengiyakan, melainkan mengidentifikasi situasi dan kondisi terlebih dahulu.
"Pengalaman saya ini ya, semakin orang paham dan mengerti dengan ular, semakin paham dengan konsekuensinya. Seperti saya sering diminta evakuasi ular. Namun di awal selalu saya tanya, di mana posisi ular, seberapa dekat dengan permukiman," ucap Ewon.
"Jadi identifikasi dulu kenapa ular mendekat ke permukiman. Jangan-jangan ularnya ada di habitat dia, cuma manusia merasa terganggu akhirnya dievakuasi. Padahal ular itu juga sebetulnya takut dengan manusia seperti yang tadi saya bilang," kata Ewon menambahkan.
Sebagai seorang pawang atau penjinak ular, Ewon sudah akrab dengan gigitan, belitan, dan serangan dari hewan tersebut. Namun baginya, hal itu merupakan konsekuensi dari keangkuhannya bermain-main dengan satwa tersebut.
"Kalau digigit ular itu kan karena kesombongan kita dan risiko pekerjaan. Kalau main api kita akan terbakar, kalau naik motor kita akan jatuh, kalau kita bermain ular ya risikonya kita digigit dan dibelit," kata Ewon.
Ewon mengatakan insiden pawang ular meninggal dunia akibat gigitan ular berbisa yang dipelihara maupun hendak dievakuasi, tak terjadi cuma kali ini saja melainkan sudah beberapa kali.
"Selalu saya bilang, konsekuensi orang yang bermain ular itu ya digigit atau dibelit. Saya juga selalu berpesan, jangan bermain dengan ular karena sejinak-jinaknya ular berbisa, saat mereka terganggu atau terancam mereka akan membela diri," tutur Ewon.
(yum/yum)