Pemerintah pusat mengibahkan delapan bus listrik operasional Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 untuk Kota Bandung. Delapan bus listrik ini sudah mengaspal dan melayani masyarakat.
"Bus listrik ini hibah dari KTT G20. Sekarang sudah uji coba, launching-nya tanggal 22 Desember," kata Kepala Terminal Leuwipanjang Asep Hidayat kepada detikJabar, Rabu (21/12/2022).
Asep mengatakan delapan bus listrik ini melayani koridor Leuwipanjang-Dago. Asep menyebut ke delapan bus bakal mengganti bus lama yang sebelumnya beroperasi di koridor yang sama. Tarif bus listrik Rp 4.900.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembayarannya melalui e-money (QRIS). Uji coba sudah sejak Jumat (16/12) lalu, sekarang memang sudah melayani tapi belum di-launching," ucap Asep Hidayat.
Asep menjelaskan selain unit bus, pihaknya juga menerima hibah Lokasi Stasiun Pengisian Mobil Listrik (SPKLU). SPKLU ini mampu melayani dua bus sekaligus. Asep juga menyebut proses pengisian daya tak berlangsung lama, sekitar satu jam.
"Armada bus lama bakal kita alihkan untuk melayani koridor Leuwipanjang-Ledeng," kata Asep.
Asep juga mengatakan selama uji coba bus listrik melayani 15 sampai 20 penumpang. Sedangkan, saat hari biasa hanya melayani 10 sampai 15 penumpang.
"Semoga dengan adanya bus listrik ini bisa memacu masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik. Ya ini kan hemat polusi, ada antusiasme masyarakat untuk mencoba bus ini. Karena mereka penasaran, pengin mencobanya," tutur Asep.
Sementara itu, salah seorang penumpang Anggi mengaku senang adanya armada bus listrik. Ia juga mengaku nyaman menggunakan bus ketimbang angkutan kota (angkot). Anggi berharap pelayanan transportasi publik di Bandung terus meningkat.
"Lebih ramah dan tidak bising sih. Ini memang nyaman dibandingkan angkot, jadi bawa anak juga enak. Fasilitas bus menurut saya memadai, dan pembayarannya juga menggunakan QRIS," ucap Anggi.
Anggi mendukung adanya peralihan dari penggunaan BBM ke listrik. Ia berharap udara di Bandung tetap nyaman dan tidak terdampak polusi dari kendaraan bermotor.
"Pinginnya ke depan di Bandung itu seperti di Jakarta. Dari ujung ke ujung kota itu bisa dilayani dengan bus. Di sini kan baru sebagian," kata Anggi.
(sud/dir)