Suasana Museum Geologi Bandung tampak ramai didatangi pengunjung pada Selasa (20/12/2022) siang. Pengunjung yang mayoritas adalah pelajar ini berkeliling melihat-lihat koleksi yang ada di museum tersebut.
Ratusan koleksi baik itu bebatuan hingga mineral tersimpan rapi di dalam museum yang ada di Jalan Diponegoro, Kota Bandung ini. Dari banyaknya koleksi itu, terselip sebuah benda yang tampak menarik perhatian.
Benda itu ialah batu mulia bernama Malakit. Malakit merupakan sebuah gems stone atau batu permata yang punya nilai tinggi karena sering dijadikan sebagai perhiasan-perhiasan mewah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menariknya, batu malakit juga dijadikan ornamen yang menghias trofi Piala Dunia yang baru saja diangkat oleh Lionel Messi dan kawan-kawan. Di trofi yang terbuat dari emas seberat 6,175 kg dengan tinggi 36,8 cm itu, terdapat dua pita berwarna hijau yang terbuat dari batu mulia.
Baluran pita hijau itu diketahui berasal dari batu malakit, sama seperti yang tersimpan di Museum Geologi Bandung.
Di Museum Geologi Bandung, batu malakit tersimpan di sebuah lemari kaca di salah satu sudut ruang pamer Geologi Indonesia. Di sana terlihat jelas potongan batu malakit dengan warna hijau kegelapan. Batu itu dijelaskan berasal dari Kongo, sebuah negara di Afrika.
Koleksi batu malakit lainnya yang ada di Museum Geologi Bandung juga ditampilkan di sebuah layar, tepat di sisi lemari kaca itu. Terlihat, potongan batu malakit itu memiliki lebar kurang lebih 4 cm dengan motif garis-garis.
Mohamad Galuh Sagara, Penyelidik Bumi Badan Geologi yang bertugas di Museum Geologi Bandung mengatakan, malakit sebenarnya adalah sebuah mineral yang terbentuk dari proses oksidasi biji tembaga di perut bumi.
"Malakit itu sebetulnya suatu mineral dari unsur tembaga, kandungan tembaganya itu 2 Cu2(CO3)(OH)2 jadi dia tembaga karbonat hidroksida. Dia itu terbentuk sekunder melalui proses supergen. Jadi biasanya kalau di permukaan ada malakit, di bawahnya ada biji tembaga," kata Galuh.
Di Indonesia kata dia, malakit banyak ditemukan di wilayah eksplorasi tembaga seperti Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Disana menurut Galuh, malakit dijadikan penanda jika ada biji tembaga yang tersimpan di dalam bumi.
"Di Indonesia tempat yang banyak malakitnya itu di tambang batu hijau di Pulau Sumbawa. Disana malakit sebagai penanda ketika eksplorasi tembaga, jadi untuk tahu ada tembaga ada malakit di permukaannya," jelasnya.
Masih kata Galuh, malakit memiliki tekstur yang sangat khas. Karena itulah batu ini sering dipakai untuk membuat ornamen hingga perhiasan. Warna hijau gelap serta tekstur itulah yang menjadikan malakit memiliki kesan mewah dan elegan.
"Di beberapa tempat seperti istana di Rusia, (malakit) dijadikan ornamen di sebuah ruangan, dia menimbulkan kesan elegan dan mewah. Untuk nilainya tergantung pengolahan, ukuran dan kualitasnya," ujar Galuh.
Sebelumnya diberitakan, malakit yang jadi bahan dari pita hijau di trofi Piala Dunia menjadi salah satu koleksi dari Museum Geologi Bandung. Hal itu disampaikan Rifaldi Efriansyah selaku Staff Edukasi dan Informasi Museum Geologi.
"Iya kita ada sampelnya (malakit)," kata Rifaldi, Senin (19/12/2022).
Rifaldi menuturkan, batu mulia malakit yang ada di Museum Geologi Bandung sama persis dengan batu malakit yang menjadi hiasan hijau di trofi yang diangkat oleh Lionel Messi dan kawan-kawan.
"Iya (sama) cuma batu malakit memiliki motif yang beda-beda, tapi kandungannya tetap sama," ujarnya.
(bba/mso)