Piala Dunia 2022 telah selesai digelar. Argentina keluar sebagai juaranya setelah mengalahkan Prancis di partai final di Lusail Stadium, Qatar lewat babak adu penalti.
Megabintang Argentina, Lionel Messi pun akhirnya bisa mengangkat trofi yang selama ini ia idam-idamkan. Messi mampu mewujudkan impiannya sebagai juara dunia.
Momen Messi yang mencium hingga mengangkat trofi Piala Dunia itupun menjadi hal paling penting di penghujung tahun 2022 ini. Semua orang di dunia kini membicarakan Messi dan trofi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trofi Piala Dunia menjadi trofi yang paling diperebutkan pesepakbola hingga negara di seluruh dunia. Bukan cuma soal gengsi karena predikat juara dunia, lebih dari itu, trofi ini adalah harta yang tak ternilai harganya.
Trofi Piala Dunia terbuat dari emas padat 18 karat seberat 6,175 kg dan memiliki tinggi 36,8 cm. Pada bagian bawah trofi inu, terdapat dua pita berwarna hijau yang terbuat dari batu mulia.
Baluran pita hijau itu diketahui berasal dari batu malakit (malachite). Di Kota Bandung, batu malakit itu juga bisa ditemukan. Baatu malakit itu tersimpan di Museum Geologi Bandung.
Rifaldi Efriansyah, staff Edukasi dan Informasi Museum Geologi membenarkan jika batu mulia malakit menjadi salah satu koleksi yang disimpan di dalam museum.
"Iya kita ada sampelnya (malakit), dari Australia," kata Rifaldi saat dikonfirmasi detikJabar, Senin (19/12/2022).
Rifaldi menuturkan, batu mulia malakit yang ada di Museum Geologi Bandung berasal dari Australia. Meski begitu kata dia, batu yang termasuk dalam gems stone (batu permata) ini merupakan batu asli dari benua Afrika.
"Kalau malakit sendiri berasal dari Afrika. Sebaran melimpahnya di daerah Afrika," ungkapnya.
![]() |
Menurut Rifaldi, batu malakit memiliki warna hijau karena mempunyai kandungan mineral tembaga yang menjadi bahan pengotor dari batu tersebut. Batu itu biasanya digunakan untuk membuat perhiasan mewah.
"Iya itu kategori gems stone untuk perhiasan gitu, ada kandungan logam tembaga yang jadi bahan pengotor batu itu yang mengakibatkan berwarna hijau," ujarnya.
Museum Geologi Bandung sendiri memiliki batu malakit dengan beberapa bentuk. Ada yang sudah dipoles dan ada yang masih berbentuk bongkahan.
Rifaldi menuturkan, batu mulia malakit yang ada di Museum Geologi Bandung sama persis dengan batu malakit yang menjadi hiasan hijau di trofi yang diangkat oleh Lionel Messi dan kawan-kawan.
"Iya (sama) cuma batu malakit memiliki motif yang beda-beda, tapi kandungannya tetap sama," tutup Rifaldi.
Dilansir dari mindat.org, sebuah situs yang berisi data tentang mineral, batuan, dan meteorit, batu malakit adalah mineral tembaga sekunder berwarna hijau yang sangat umum dengan kebiasaan yang sangat bervariasi.
Batu ini ditemukan sebagai agregat atau kerak kristal, sering terlihat berpita, seperti batu akik. Batu malakit juga sering ditemukan sebagai kelompok botryoidal dari kristal yang memancar, dan juga sebagai agregat mammillary.
Batu malakit secara bentuk memiliki kilau halus bumi dengan transparansi buram. Batu malakit punya warna hijau cerah, dengan kristal nuansa hijau yang lebih dalam, bahkan sangat gelap hingga hampir hitam serta garis berwarna hijau muda.
Masuk kategori batu permata, batu malakit punya kekerasan 3Β½ - 4 pada skala Mohs dengan formula kimia Cu2(CO3)(OH)2 dan biasa dijadikan perhiasan.
(bba/orb)