Pilu Korban Laka To Cipali: Rusuk Patah Malah Diminta Pindah Bus

Pilu Korban Laka To Cipali: Rusuk Patah Malah Diminta Pindah Bus

Ony Syahroni - detikJabar
Rabu, 14 Des 2022 19:00 WIB
Korban kecelakaan di Tol Cipali, Mohammad Deva Ahnulludin
Korban kecelakaan di Tol Cipali, Mohammad Deva Ahnulludin (Foto: Ony Syahroni/detikJabar)
Cirebon -

Minggu 11 Desember 2022, menjadi hari yang memilukan bagi Mohammad Deva Ahnulludin. Di atas tempat tidur, pria berusia 22 tahun itu hanya bisa tergeletak lemas sembari menahan rasa sakit akibat luka di beberapa bagian tubuhnya.

Deva mengalami keretakan tulang pada paha bagian atas dan juga rusuk. Hal ini terjadi usai sebuah bus yang membawa puluhan penumpang mengalami kecelakaan tunggal di ruas jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), wilayah Kalijati, Kabupaten Subang.

Deva merupakan salah satu penumpang bus yang turut menjadi korban luka dalam insiden tersebut. Namun, bukannya dilarikan ke rumah sakit agar mendapat perawatan, Deva justru dialihkan ke bus lain oleh seorang kondektur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kejadian ini berawal saat Deva yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh bangunan di Jakarta berniat pulang ke kampung halamannya di Desa Wanasaba Kidul, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon. Ia berniat pulang setelah mendapat kabar jika adik iparnya meninggal dunia.

Deva pun memesan tiket bus dengan jurusan Kalideres-Kuningan. Bus yang ditumpangi oleh Deva saat itu berangkat dari Terminal Kalideres, Jakarta Barat.

ADVERTISEMENT

Selama perjalanan menuju ke kampung halamannya, Deva sendiri tidak memiliki firasat apa-apa. Belum lama bus melaju, ia bahkan terlelap tidur hingga tidak sadar jika perjalanannya telah sampai di Tol Cipali.

Saat bus melaju di jalur bebas hambatan ini, sesekali Deva sempat terbangun. Namun melihat perjalanan masih cukup jauh, Deva pun melanjutkan tidurnya sambil berharap saat bangun nanti ia telah sampai ke daerah tujuan.

Hanya saja, belum sempat sampai ke tujuan, hal mengerikan justru terjadi. Bus yang saat itu ditumpangi Deva mengalami kecelakaan tunggal dan terguling di ruas jalan Tol Cipali Kilometer 100.900, wilayah Kalijati, Kabupaten Subang.

Dua orang dilaporkan tewas dalam insiden yang terjadi pada Minggu (11/12/2022) sekitar pukul 14.00 WIB. Sementara Deva bersama sejumlah penumpang lainnya menjadi korban yang mengalami luka-luka di beberapa bagian tubuh.

Meski sempat tertidur selama perjalanan, namun Deva masih ingat betul bagaimana detik-detik kecelakaan maut yang telah menelan korban jiwa dan luka-luka itu. Sebelum bus terguling, Deva sempat terbangun setelah mendengar teriakan dari para penumpang lainnya.

"Sebelum bus terguling posisi saya sedang tidur. Pas denger ada yang teriak Allahuakbar saya langsung bangun. Pas saya bangun, posisi bus sudah miring mau terguling," kata Deva saat ditemui di kediamannya di Desa Wanasaba Kidul, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Selasa (13/12/2022).

Sadar jika bus yang ditumpanginya akan terguling, Deva pun langsung memegang kursi yang ada di depannya dengan sangat erat. Tidak lama setelah itu, semua pandangannya gelap. Saat tersadar, posisi Deva sudah berada di luar bus. Sementara bus yang ia tumpangi sudah dalam keadaan terguling.

"Waktu itu saya terbentur, setelah itu saya sudah tidak sadar. Dan waktu sadar posisi saya sudah berada di luar bus," kata dia.

Saat itu Deva melihat banyak korban luka-luka setelah bus yang ditumpanginya terguling. Para korban yang mengalami luka-luka itu pun lantas dibawa oleh mobil ambulans untuk menuju ke rumah sakit.

Menurut Deva, setidaknya ada empat unit mobil ambulans yang diterjunkan ke lokasi kejadian untuk membawa para korban. Namun, hal berbeda justru dialami oleh Deva. Meski ia turut menjadi korban yang mengalami luka, tapi Deva tidak diarahkan menuju ambulans untuk dilarikan ke rumah sakit agar mendapat perawatan.

Oleh seorang kondektur bus, Deva justru dialihkan ke bus lain agar melanjutkan perjalanan menuju daerah tujuan ke Kabupaten Cirebon. Deva tidak sendiri. Menurut dia, setidaknya ada sekitar tiga orang korban luka yang justru dialihkan ke bus lain tanpa mendapatkan perawatan medis.

"Ada kondektur yang nyamperin. Dia bilang 'Mas, Mas, Mas yang masih sadar sini ikut saya'. Saya pikir saya mau dibawa ke ambulans, tapi ternyata malah dioper ke bus lain," kata Deva.

"Waktu itu saya belum sadar kalau ini saya juga terluka," kata Deva sambil menunjuk bagian rusuknya. "Waktu itu baru bagian kaki aja yang terasa sakit. Bahkan waktu mau berdiri saya jatuh lagi, terus dituntun sama kondektur itu," ucap dia.

Dalam keadaan terluka, Deva bersama beberapa penumpang lain yang saat itu masih dalam keadaan sadar hanya bisa pasrah menuruti arahan dari kondektur bus. Ia pun dialihkan ke bus lain untuk melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Cirebon.

"Yang dioper kalau ga salah ada tiga orang. Padahal waktu itu ada juga kakek-kakek yang tangannya bengkak terus agak mengsol (bengkok)," kata Deva.

Deva bersama beberapa penumpang lain pun akhirnya melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bus kedua. Ia pun tiba ke daerah tujuan di Kabupaten Cirebon. Ia turun di daerah Ciperna, Kabupaten Cirebon sekitar pukul 16.30 WIB.

Namun, setibanya di daerah tujuan, penderitaan Deva belum juga berakhir. Saat akan turun dari bus, sebelah kakinya yang mengalami luka malah tersangkut di salah satu pintu bus. Tak kuat menahan rasa sakit, Deva pun mengerang kesakitan hingga menangis.

"Waktu turun dari bus ada empat orang yang gotong. Tapi waktu mau turun kaki saya yang satu nyangkut di pintu toilet bus. Saya udah ga kuat nahan sakitnya. Saya teriak-teriak nahan rasa sakit. Saya nangis," kata dia.

Setelah tiba di Ciperna, Kabupaten Cirebon, Deva lantas dijemput oleh salah seorang keluarganya dengan menggunakan sepeda motor. Ia pun melanjutkan perjalanan menuju ke kediamannya di Desa Wanasaba Kidul, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon.

"Waktu naik motor itu saya baru sadar kalau rusuk saya juga terasa sakit. Waktu nyampe di rumah saya udah ga bisa ngapa-ngapain. Buat jawab omongan orang juga udah enggak kuat," kata dia.

Khawatir terjadi apa-apa, keluarga Deva pun langsung memanggil dokter untuk memeriksa kondisinya. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, Deva disebut mengalami keretakan tulang di paha bagian atas dan juga rusuk.

Akibat dari peristiwa ini, membuat Deva harus berlama-lama di kampung halamannya untuk menjalani pengobatan. Saat ini, Deva sendiri tidak bisa melakukan aktivitas secara normal, apalagi untuk bekerja.

"Biasanya kalau pulang paling dua hari atau tiga hari. Abis itu langsung berangkat lagi ke Jakarta," kata dia.

Derita yang dialami oleh Deva, juga turut dirasakan oleh keluarganya. Terlebih, Deva yang kesehariannya bekerja sebagai buruh bangunan itu merupakan tulang punggung bagi keluarganya. Selain memiliki tanggungjawab menafkahi istri dan satu anaknya, Deva juga harus menanggung biaya hidup adik-adiknya.

Saat ini, keluarga Deva hanya berharap ada pertanggungjawaban dari pihak PO Bus yang membawa Deva saat mengalami kecelakaan di Tol Cipali, wilayah Kalijati, Kabupaten Subang pada Minggu (11/12/2022).

Sebelumnya, Deva maupun salah seorang keluarganya sempat menghubungi pihak perusahaan bus untuk meminta pertanggungjawaban atas insiden tersebut. Namun hingga kini, belum ada kepastian. Sementara ini, Deva harus membiayai proses pengobatan dengan uang pribadinya.

"Waktu saya nyampe di rumah, ga lama ada keluarga langsung ke PO Bus itu. Dan saya juga sempat menghubungi salah satu kondektur bus itu. Karena kebetulan saya juga sudah ada nomor kontaknya," kata dia.

"Waktu saya hubungi sih katanya nanti mau diurus, tapi sampai sekarang tidak ada kabar. Saya sebagai korban cuma minta tanggungjawabnya. Minimal untuk pengobatan," ucap Deva.

(yum/yum)


Hide Ads