Puluhan Rumah di Indramayu Terancam Ambles

Puluhan Rumah di Indramayu Terancam Ambles

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Kamis, 08 Des 2022 12:53 WIB
Pemukiman warga di lokasi rawan tanah bergerak di Indramayu.
Pemukiman warga di lokasi rawan tanah bergerak di Indramayu. (Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar)
Indramayu -

Lokasi tanah bergerak di Daerah Anak Sungai (DAS) Cimanuk, Kabupaten Indramayu, masih aktif. BPBD Indramayu menyebut puluhan rumah terancam ambles akibat kikisan air di bawah tanah.

Seperti di blok Rengas Payung, Desa Kertasmaya, Kecamatan Kertasmaya, Kabupaten Indramayu, pergerakan tanah masih terlihat meski berjalan lambat. Kondisi itu akibat adanya aliran bekas sungai yang mengikis tanah di atasnya.

"Kelihatannya masih bertambah, karena walau bagaimana itu pergerakan tanah berlangsung terus. Secara teknis memang terdapat aliran bekas sungai di bawahnya. Jadi mau gak mau ketika potensi air berlebih itu akan membentuk aliran lagi. Nah aliran itu yang menggerus bagian bawah, ini saya tidak begitu paham ya tapi saya dapat informasi saja aliran itulah yang menggerus dari bawah dan akhirnya menurun tanah di atasnya," kata Kepala BPBD Indramayu Dadan Oce Iskandar, Kamis (8/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari kondisi tersebut, Oce menyebut ada 42 rumah warga di bantaran Cimanuk itu terancam ambles. Total luasnya mencapai sekitar 1,6 hektare. Sehingga, lokasi tersebut disarankan menjadi daerah terbuka hijau.

"Blok Rengas Payung kalau nggak salah 1,2 atau 1,6 hektare yang harus dikosongkan supaya tidak ada beban di atasnya," jelas Oce.

ADVERTISEMENT

Oce mengatakan lokasi di Kertasmaya itu sudah dilakukan langkah upaya oleh tim BBWS. Komunikasi dengan masyarakat setempat pun sudah dilakukan untuk melancarkan solusi dari pergerakan tanah tersebut.

"Mudah-mudahan tahun ini sudah bisa di eksekusi pihak kementerian PU dan BBWS," ujarnya.

Selain itu, Oce juga mencatat 34 titik tanggul di sepanjang DAS Cimanuk, kritis. Ke-12 titik diantaranya sudah diperbaiki BBWS.

"Kami juga atas perintah Ibu Bupati tetap mengusulkan tanggul-tanggul kritis juga tetap menjadi fokus perhatian dan paling rawan dihadapi masyarakat," jelasnya.

Sebelumnya, sekitar 3 tahun belakangan tanah di Blok Rengas Payung ambles. Tiga rumah di antaranya rusak dan pekarangan masyarakat ambles.

(yum/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads