Analisis Eks JAD Soal Bom Bunuh Diri Agus Sujatno di Astana Anyar

Bom Astana Anyar

Analisis Eks JAD Soal Bom Bunuh Diri Agus Sujatno di Astana Anyar

Siti Fatimah - detikJabar
Kamis, 08 Des 2022 12:30 WIB
Foto udara petugas kepolisian dari Polda Jabar melakukan proses sterilisasi tempat kejadian perkara dugaan bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022). Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Suntana menyatakan terdapat dua orang meninggal, satu orang anggota polisi dan satu orang pelaku serta 10 orang luka-luka akibat dugaan bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.
Foto Udara Olah TKP Tragedi Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar, Rabu (7/12/2022) (Foto: ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI)
Bandung - Kejadian bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar pada Rabu (7/12) kemarin menambah sejarah kelam gerakan radikalisme di Kota Bandung, Jawa Barat. Seorang eks narapidana teroris (napiter) Robby Rubiansyah alias Abu Askar mengemukakan pendapatnya soal aksi bom bunuh diri tersebut.

Sebelumnya, Robby Rubiansyah alias Abu Askar ini merupakan mantan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Sukabumi-Cianjur. Dia pernah melancarkan operasinya pada 2013 lalu di Vihara Ekayana dan Kedutaan Besar Myanmar. Setelah bebas dari Lembaga Kemasyarakatan, ia mengaku kembali ke NKRI.

Kembali pada alat bom panci yang digunakan terduga pelaku Agus Sujatno alias Agus Muslim untuk melakukan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar. Robby mengatakan, rata-rata anggota JAD memilih bunuh diri daripada menggunakan alat dari jarak jauh.

"Hampir rata-rata yang dilakukan (JAD) memang kebanyakan pakai bom bunuh diri, hanya beberapa kasus katakan pakai remot," kata Robby kepada awak media via sambungan telepon, Kamis (8/12/2022).

Dia juga menuturkan sudah melihat video bom bunuh diri itu. Dari jasad terduga pelaku, ia menilai jika bom panci itu sengaja digendong pelaku.

"Apalagi saya lihat jasad tersangka sepertinya sengaja digendong dan kelihatannya pun kasusnya seperti bom Surabaya, dia masuk ke kerumunan," ujarnya.

Terkait daya hancur bom bunuh diri tersebut, eks napiter yang sudah kembali ke NKRI ini mengatakan tak terlalu besar jika dibandingkan dengan kejadian bom bunuh diri sebelumnya.

"Kalau dari segi daya hancurnya nggak terlalu besar. Kalau pembuatannya nggak terlalu lama dengan bahan sederhana pun bisa. Lontarannya itu yang lebih ininya (berpengaruh) jarak radius berapa meter, tergantung berapa kuat dia nge-press-nya," ungkapnya.

Sekedar informasi, ledakan bom mengguncang Polsek Astana Anyar, Bandung. 11 korban, 10 diantaranya polisi dan 1 orang warga dari korban polisi tersebut meninggal dunia akibat ledakan bom tersebut, dia adalah Aiptu (anumerta) Sofyan.

Insiden mengerikan itu terjadi sekitar pukul 08.20 WIB. Saat itu, anggota Polsek Astana Anyar sedang melakukan apel di halaman. (orb/yum)



Hide Ads