Cerita Warga Indramayu Tinggal di Lokasi Rawan Tanah Bergerak

Cerita Warga Indramayu Tinggal di Lokasi Rawan Tanah Bergerak

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Rabu, 07 Des 2022 16:30 WIB
Pemukiman warga di lokasi rawan tanah bergerak di Indramayu.
Pemukiman warga di lokasi rawan tanah bergerak di Indramayu. (Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar)
Indramayu -

Permukiman warga di Blok Rengas Payung, Desa Kertasmaya, Kecamatan Kertasmaya, Kabupaten Indramayu, terdampak tanah bergerak. Gerakan tanah lambat tahun menghancurkan sejumlah rumah dan masih mengincar rumah warga lainnya.

Amblesnya tanah di bantaran sungai Cimanuk ini pun menghantui Rodiyah (50). Pondasi bangunan rumahnya semakin dekat dengan amblesnya tanah. Itu setelah beberapa rumah sudah ambruk sejak setahunan lalu.

"Ada dua tahunan, tiga rumah di depan dekat rumah saya sudah ambruk dan orangnya juga sudah ngontrak karena kondisi rumah semakin parah dan tidak bisa digunakan," kata Rodiyah, Rabu (7/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya pergerakan tanah terjadi bertahap. Terlebih saat hujan, tanah bisa ambles sedalam sekitar 30 sentimeter sehari.

"Ini rumah saya sudah mulai retak-retak dan ini yang ambles sudah deket pisan (banget) sama rumah. Saya khawatir, makanya sebagian barang-barang dipindahkan ke tempat yang aman," ungkap Rodiyah sambil menunjuk retakan.

ADVERTISEMENT
Pemukiman warga di lokasi rawan tanah bergerak di Indramayu.Pemukiman warga di lokasi rawan tanah bergerak di Indramayu. Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar

Awalnya, warga hanya melihat ada retakan kecil pada tembok penahan tanah (TPT) di bantaran Sungai Cimanuk. Namun, seiring waktu, retakan semakin besar. Bahkan, menggerus lahan dan rumah warga.

"Ada tiga tahun sih, awalnya retak aja kecil terus tambah waktu makin lebar retakan sampai ambles," tutur Habibah (50).

Saat itu amblesnya tanah semakin parah ketika hujan. Hingga kini amblesnya tanah sudah mencapai sekitar 10 meter lebih dari bibi Sungai Cimanuk.

"Kambing saya sampai mati karena ketimpa material kandang ketika tanah ambles," jelasnya.

Warga mengaku belum ada keputusan pasti dari pihak terkait atau pemerintah terkait penanganan tersebut. "Kalau digusur dan pindah pun nggak masalah yang penting sebanding. Karena luas tanah saya total 21 bata sebagian lahan sudah tergerus," kata Habibah.

(yum/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads