Nama Maroko tengah jadi buah bibir belakangan ini. Faktor utamanya tentu karena keberhasilan negara asal benua Afrika itu melenggang ke babak delapan besar Piala Dunia 2022.
Pada gelaran kompetisi akbar empat tahunan itu, Hakim Ziyech dan kawan-kawan berhasil mengandaskan perlawanan Timnas Spanyol di babak 16 besar lewat adu penalti dengan skor 3-0.
Maroko tak cuma ada di benua Afrika saja. Ternyata di pelosok Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, juga terdapat sebuah kampung bernama Maroko. Tepatnya di Desa Mekarjaya, Kecamatan Cihampelas, KBB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Euforia lolosnya Maroko ke babak 8 besar Piala Dunia 2022 juga turut sampai ke telinga warga Kampung Maroko yang terpisah jarak ribuan kilometer dengan Qatar, tempat Piala Dunia 2022 dihelat.
![]() |
Seperti dikatakan oleh Deni Sugandi (46), tokoh masyarakat Kampung Maroko. Meskipun ia tak rutin menyaksikan pertandingan Piala Dunia 2022, namun ia turut mendukung Maroko karena ikatan kesamaan nama.
"Kalau ngedukung (negara kontestan Piala Dunia) ya sebetulnya di sini beda-beda, tapi saya mungkin mendukung Maroko karena kan ada kesamaan sama nama kampung di sini," ujar Deni saat ditemui di Dermaga Maroko, Rabu (7/12/2022).
Namun sayangnya dukungan dari masyarakat Kampung Maroko terkendala aksesibilitas. Entah itu dukungan langsung menyaksikan pertandingan di stadion maupun dukungan dengan menyaksikan pertandingan di layar kaca.
"Dulu ada nonton bareng (Piala Dunia), kalau sekarang jarang sih, karena berkurang antusiasnya mungkin yaa. Apalagi sekarang kan dimatikan siarannya (analog), harus pakai set top box (STB), jadi itu berpengaruh," kata Deni.
Deni menyebut kebanyakan warga di Kampung Maroko belum mempunyai STB. Hal itu karena warga tak semuanya mampu membeli STB yang kini harganya terus merangkak naik.
"Enggak semua mampu juga di sini, yang dapat STB jatah dari pemerintah bisa dihitung. Kalau saya beli sendiri karena sudah niat juga sebelumnya," ujar Deni.
"Disayangkannya nggak bisa semua nonton, ya itu tadi karena enggak ada STB kan. Istilahnya di lingkungan ini nonton tv itu susah, harusnya jadi hiburan sederhana sekarang susah, banyak semutnya. Padahal ya sekarang lagi piala dunia," lanjut Deni.
(orb/yum)