Kelokan Cibareno Sukabumi Rawan Kecelakaan gegara Minim Penerangan

Kelokan Cibareno Sukabumi Rawan Kecelakaan gegara Minim Penerangan

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Rabu, 07 Des 2022 04:01 WIB
Jalan Cibareno, Sukabumi.
Jalan Cibareno, Sukabumi (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar).
Sukabumi -

Sunyi menyergap saat memasuki Jalan Cisolok-Bayah tepatnya di ruas Jalan Cibareno arah menuju Provinsi Banten ujung terakhir Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Selepas lokasi wisata Puncak Habibi kemudian Kampung Pasir Randu, Kecamatan Cisolok perkampungan sudah mulai jarang, hanya terdapat satu dua warung di pinggir jalan udara dingin pepohonan terasa menerpa wajah. Ketika malam di lokasi ini minim penerangan, kondisi turunan Letter S di lokasi itu juga kerap memicu kecelakaan.

"Dari dulu memang turunan Cibareno itu sering sekali terjadi kecelakaan, karena saya paling dekat dengan turunan itu jadi saya hapal betul, yang sering terjadi itu biasanya ketika ada keramaian, biasanya Sabtu-Minggu itu sudah langganan ,dua sampai tiga kali dalam sehari itu sudah hal yang biasa korban kecelakaan turunan Cibareno itu," kata Iji warga Kampung Bantar Kalapa, Desa Pasir Baru, Kecamatan Cisolok kepada detikJabar, Selasa (6/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlebih, ujar Iji menjelang seperti libur hari-hari besar seperti tahun baru dan lebaran kecelakaan kerap terjadi. Jika sudah begitu, Iji yang tinggal di ujung turunan kerap mengevakuasi sendiri para korban bersama warga. Menurutnya tidak semua kecelakaan tunggal yang terjadi ditangani pihak kepolisian.

"Saya pernah mencatat, itu dulu tapi sekarang datanya hilang, saya punya list dari jenis kendaraan, asal kendaraan dan juga kecelakaannya seperti apa. Yang lebih dominan itu biasanya pendatang, kebanyakan itu roda dua, kalau mobil itu memang jarang tapi sekali terjadi itu biasanya sangat fatal, kalau mobil itu biasanya memakan korban.pernah terjadi dulu itu korbannya sampai 10 orang meninggal dunia," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Pemicu kecelakaan selain karena kelokan berbentuk Letter S, dahulu karena kondisi jalan yang rusak. Namun setelah perbaikan di jalan tersebut, minimnya penerangan menjadi pemicu baru kecelakaan di ruas jalan itu.

"Untuk sekarang ada saja kecelakaan tapi relatif berkurang, karena jalannya Alhamdulillah sudah bagus, tapi mungkin yang perlu ditingkatkan, penerangannya. Lampu itu kadang nyala kadang enggak, sehingga kadang orang yang sisi lain agak ngeri begitu," tuturnya.

Pengalaman soal penerangan yang 'byar pet' diceritakan Supriadi, warga yang setiap hari melintasi jalan tersebut. Menurutnya ketika malam kondisi penerangan jalan kerap nyala dan padam tiba-tiba.

"Saya setiap hari melintasi jalan ini, karena kerja di Palabuhanratu. Setiap melintasi jalan itu ketika pulang malam dari jauh terang tapi saat di tengah-tengah mendadak padam, padahal posisinya di ruas vital karena turunan kemudian belokan," ungkapnya.

"Lampu penerangan itu bukan hanya di turunan Cibareno akan tetapi mulai masuk Desa Pasirbaru apalagi di kawasan wisata Puncak Habibi itu sangat minim sekali penerangan, hanya ada lampu lampu warung yang berada di sepanjang jalan tersebut," ucapnya.

(sya/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads