Pemandangan Tempat Relokasi Korban Gempa Cianjur Dekat TPA Sampah

Visual 360

Pemandangan Tempat Relokasi Korban Gempa Cianjur Dekat TPA Sampah

Ikbal Selamet - detikJabar
Sabtu, 03 Des 2022 11:30 WIB
Cianjur -

Pemerintah menyiapkan tempat relokasi korban bencana gempa Cianjur di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur. Namun, korban gempa menolak pindah ke tempat relokasi karena lokasinya berdekatan dengan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Pasirsembung.

Pantauan detikJabar, beberapa unit ekskavator sudah diturunkan untuk proses cut and fill. Penanda batas antar rumah sudah mulai dibuat dengan bata hebel juga tersimpan di sekitar lokasi pembangunan.

Dari lokasi tersebut, tampak pemandangan yang sedikit mengganggu, yakni gunung sampah dari TPAS Pasirsembung. Sekadar diketahui, titik relokasi itu memang berdekatan, hanya ratusan meter dari TPAS yang diketahui sudah overload tersebut. Bau sampah samar tercium dari titik relokasi yang dibangun diantara Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan SMK pertanian itu.

Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, ada tiga titik relokasi yang disiapkan Pemkab Cianjur yakni di Desa Sirnagalih Kecamatan Cilaku seluas dua hektare, Desa Cipendawa Kecamatan Pacet seluas sepuluh hektare, dan Kecamatan Mande seluas 4 hektare. "Dari tiga lokasi tersebut, lokasi Cipendawa dan Mande masih dikaji oleh BMKG. Sementara yang Desa Sirnagalih Kecamatan Cilaku sudah mendapat persetujuan dan sekarang sudah mulai cut and fill," kata dia, Jumat (2/12/2022)

Herman mengungkap jika titik relokasi di Desa Sirnagalih yang akan dibangun 200 unit rumah tersebut berdekatan dengan TPAS Pasirsembung. "Iya lokasinya memang dekat dengan Pasirsembung (Tempat Pembuangan Akhir Sampah)," ujar Herman.

Herman memastikan jika lokasi tersebut aman karena berada sejajar dengan gunungan sampah dan tidak akan ada longsoran sampah ke pemukiman nantinya. Namun, bau sampah tetap akan tercium. "Lokasinya juga dihimpit oleh dua bangunan, yakni Dinas Lingkungan Hidup dan SMK Pertanian. Dipastikan aman, tidak akan ada longsoran sampai," kata dia.

"Sementara akan tercium bau sampah. Tapi tidak akan lama, kan TPAS nanti akan dipindah. Gunungan sampah nantinya akan ditutup, sehingga tidak akan menimbulkan bau lagi," sambung Herman.

Di sisi lain, korban bencana gempa bumi mengaku enggan jika harus direlokasi ke Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, lantaran lokasinya yang berdekatan dengan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Pasirsembung. Warga setempat, Nanang Sukmana (52) mengatakan, jika rumahnya rata dengan tanah usai diguncang gempa dan diterjang longsor yang terjadi pascagempa. Namun dia mengaku tidak mau jika dipindah ke kawasan Desa Sirnagalih. Apalagi tempatnya dekat dengan TPAS.

"Ya kalau bisa jangan ke sana. Katanya kan ada tiga lokasi, Sirnagalih, Mande, dan Cipendawa. Kalau bisa kami yang di lokasi longsoran ini dipindahnya ke Cipendawa saja yang dekat dan tidak harus merasakan bau sampah setiap hari," kata dia.

Hal sama diungkapkan warga lainnya, Nia (34). Nia menegaskan jika pemerintah harus memikirkan kondisi psikologis para pengungsi. Menurut dia, pengungsi dihadapkan pada keadaan rumah yang hancur hingga ditinggal pergi keluarga yang menjadi korban tewas. "Kita itu korban bencana, sebagian kehilangan anggota keluarganya, rumah hancur, masa mau dipindah ke tempat yang dekat dengan tempat sampah. Kita sudah dihadapkan kondisi seperti ini, tapi di tempat yang baru kita harus bersahabat dengan bau sampah," kata dia.

Ia berharap pemerintah bisa lebih bijak dalam menentukan titik relokasi. "Kalau bisa kami ingin ke tempat yang lebih nyaman dan lingkungannya sehat. Bukannya kami tidak bersyukur, kami sangat berterimakasih sudah ada tempat relokasi, tapi kalau bisa jangan di dekat TPA Sampah," ucap dia.

(iqk/iqk)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT