Ratusan pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Cihideung, Kota Tasikmalaya masih menantikan langkah pemerintah untuk menempatkan kembali mereka di kawasan tersebut.
Sebagaimana diketahui saat melakukan penataan Jalan Cihideung menjadi jalur pedestrian, PKL sempat dipindahkan sementara ke Jalan Pasar Wetan. Saat itu Pemkot berjanji setelah beres penataan, PKL bisa kembali berjualan di Jalan Cihideung. Namun setelah lebih satu bulan penataan Jalan Cihideung selesai, para PKL tak kunjung mendapat kejelasan.
"Masih belum ada kejelasan," kata Ketua Paguyuban PKL di Jalan Cihideung Adang Sutiawan, Rabu (30/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan ada 304 PKL yang saat ini kebingungan, karena tak kunjung mendapat penempatan untuk kembali berjualan di jalan yang telah diubah menjadi ruang publik tersebut.
"Kami tetap memegang janji Pemkot, bahwa kami tidak akan direlokasi dari Cihideung," kata Adang.
Adang juga menjelaskan beberapa hari lalu pihaknya melakukan pencocokan data dan jumlah PKL dengan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil, dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan. "Kata Dinas Indag jumlah 304 PKL itu terlalu banyak," ucap Adang.
Dia kemudian diminta untuk mengurangi jumlah pedagang tersebut. Salah satu caranya adalah dengan memberlakukan aturan satu kepala keluarga hanya dapat satu lapak. Hal itu dilakukan karena banyak pasangan suami istri yang punya lapak masing-masing.
"PKL Cihideung banyak suami istri punya lapak beda. Lalu saya diminta menyosialisasikan itu kepada pedagang, tapi tidak saya sanggupi. Karena bisa menimbulkan gejolak, takut dikira itu usulan saya," kata Adang seraya meminta Pemkot sendiri yang harusnya menyampaikan aturan itu kepada pedagang.
Terlepas dari hal itu Adang mengakui bahwa saat ini Jalan Cihideung sudah berubah, pihaknya pun berkomitmen untuk ikut menjaga kebersihan dan keindahan. "Kami siap ikut aturan, kebersihan dan kerapian pasti diperhatikan," kata Adang.
Asisten Daerah (Asda) Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Tasikmalaya, Tedi Setiadi menjelaskan saat ini pihaknya masih melakukan kajian terkait penempatan PKL di Jalan Cihideung. "Kami minta PKL bersabar dulu. Kami masih mematangkan kebijakan yang akan diambil," kata Tedi.
Dia juga tak menampik bahwa sebelum penataan Pemkot berjanji tidak akan merelokasi PKL. Tapi setelah ditata, terjadi dinamika di masyarakat. Warga setempat meminta agar kawasan itu tak lagi dipenuhi oleh PKL.
"Lingkungan di Cihideung berkirim surat kepada kami, intinya menolak PKL kembali berjualan. Tentu kami harus bisa memfasilitasi semua pihak. Baik PKL, warga, pemilik toko dan masyarakat yang berkunjung ke sana," kata Tedi.
Dia juga menambahkan jumlah PKL yang mencapai 300 lebih jika ditempatkan kembali ke Cihideung dikhawatirkan akan membuat semrawut.
"Apalagi jumlah PKL sangat banyak, sampai 300 pedagang. Kalau seperti dulu lagi kan jadi semrawut lagi," kata dia.
Tedi menegaskan saat ini pihaknya masih terus mencari solusi terbaik untuk penempatan PKL di Jalan Cihideung.
(mso/mso)