Korban bencana gempa di Kabupaten Cianjur memilih tetap tinggal sementara di pengungsian meski Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut aktivitas gempa bumi di wilayah Cianjur terus melemah. Padahal warga yang rumahnya tidak terlalu terdampak sudah bisa kembali ke rumah masing-masing.
Rendy (27) salah seorang pengungsi mengaku masih khawatir dengan gempa susulan yang masih terasa hingga hari kesembilan pasca gempa berkekuatan 5,6 Magnitudo yang mengguncang Senin (21/11/2022) lalu.
"Rumah saya hanya mengalami rusak ringan, hanya retak sedikit. Tapi belum berani pulang, karena gempa susulan masih terus terasa, apalagi di wilayah Cianjur utara ini," ungkap Rendy, pengungsi di Kecamatan Pacet, Selasa (29/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rendy dan keluarganya mengaku akan bertahan di pengungsian. Hal itu bakal dilakukan hingga gempa susulan benar-benar mereda.
"Kalau sudah tidak terasa ada gempa susulan yang kuat baru berani pulang. Karena kan sampai kemarin gempanya masih ada yang di atas 3 Magnitudo dan sangat terasa di sini," tuturnya.
![]() |
Senada, Eka Merdeka, pegungsi di Posko Taman Prawatasari, mengaku belum berani pulang ke rumah meski sudah ada edaran dari BMKG dan pemerintah terkait aktivitas terkini gempa susulan.
"Masih belum berani, memilih di pengungsian dulu. Memang intensitasnya turun daripada beberapa hari lalu, tapi tetap saja khawatir tiba-tiba terjadi gempa susulan yang besar lagi," ucapnya.
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut aktivitas gempa bumi di wilayah Cianjur, Jawa Barat, terus melemah. Masyarakat sudah bisa kembali ke rumah masing-masing, dengan catatan kondisi bangunan rumahnya tidak mengalami kerusakan struktur.
BMKG dalam rilisnya menyatakan, hasil monitoring yang dilakukan selama 7 hari terakhir menunjukkan aktivitas gempa bumi susulan magnitudonya secara fluktuatif semakin mengecil. Frekuensi kejadiannya juga semakin jarang.
(orb/orb)