Dear Pengguna Medsos, Hati-hati Sebar Narasi soal Korban Gempa

Kabupaten Cianjur

Dear Pengguna Medsos, Hati-hati Sebar Narasi soal Korban Gempa

Ikbal Selamet - detikJabar
Senin, 28 Nov 2022 20:45 WIB
The villagers take shelter in a makeshift tent at a tea farm after Mondays earthquake hit in Cianjur, West Java province, Indonesia, November 26, 2022. The magnitude 5.6 quake killed hundreds of people, many of them children, and displaced tens of thousands. (Photo by Garry Lotulung/NurPhoto via Getty Images)
Pengungsi korban gempa Cianjur. (Foto: Garry Lotulung/Getty Images)
Cianjur -

Masyarakat diresahkan dengan beredarnya isu terkait pengungsi korban gempa di Cianjur yang dianggap tidak tahu berterimakasih atas bantuan yang didapat di media sosial. Dikhawatirkan isu-isu yang berkembang tersebut membuat dermawan tak lagi berempati memberikan bantuan kepada korban.

Adapun isu liar yang beredar ialah terkait pencabutan stiker pada tenda, pengungsi yang berharap dapat tenda camping, hingga menolak bantuan mi.

Setelah ditelusuri detikJabar, isu terkait stiker rumah ibadah muncul akibat aksi dari salah satu ormas di beberapa titik pengungsian. Sementara permintaan tenda camping muncul usai seorang pengguna media sosial mengunggah kondisi tenda pengungsian yang memprihatinkan saat diguyur hujan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, terkait menolak bantuan mi berawal dari salah satu akun yang mengunggah video dengan keterangan yang mengkhawatirkan kondisi lambung pengungsi lantaran melihat pengungsi setiap hari memakan mi instan.

Bupati Cianjur Herman Suherman, mengatakan postingan-postingan tersebut mengakibatkan salah paham di media sosial yang membuat anggapan warga Cianjur dengan para pengungsi yang tidak toleran, kurang bersyukur, dan tidak tahu terimakasih.

ADVERTISEMENT

"Kesalahpahaman ini dikhawatirkan tersebut melebar, sehingga menimbulkan para dermawan tidak berempati dan tidak lagi memberikan bantuannya ke Cianjur. Padahal semua pengungsi masih membutuhkan bantuan, meskipun pemerintah sudah menyiapkan logistik untuk para pengungsi," kata Herman, Senin (28/11/2022).

Menurutnya, para pengguna sosial, terlebih yang memiliki banyak pengikut diharapkan lebih berhati-hati dalam mengunggah video, sehingga tidak berdampak besar dengan isu yang memojokan.

"Jangan sampai niat yang baik malah jadi salah paham karena narasinya yang tidak tepat. Sudah terbukti dengan beberapa postingan yang viral belakangan ini. Membuat semua pihak salah paham, yang akhirnya para pengungsi jadi korban atas isu yang berkembang," jelasnya.

Senada, Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan, meminta semua pihak lebih bijak dalam bermedia sosial, sehingga tidak menimbulkan keresahan atau isu yang kurang baik di tengah situasi berduka akibat bencana gempa.

"Masyarakat Cianjur sedang mengalami musibah, secara psikologi mengalami ketakutan. Banyak yang kehilangan keluarga, tempat tinggal, dan lainnya. Mohon juga ada kebijaksanaan dalam bermedia sosial, tidak menambah kedukaan dengan adanya postingan yang malah menimbulkan kesalahpahaman hingga berdampak pada para korban," ucap Doni.

"Kita harus bersatu, bahu membahu memberikan hal positif di momen ini. Supaya Cianjur segera pulih dan bangkit," pungkasnya.

Imbau Warga Kembali ke Rumah

Sementara itu, gempa susulan di Kabupaten Cianjur mengalami penurunan intensitas. BMKG pun merekomendasikan agar warga yang rumahnya tak mengalami kerusakan untuk bisa menempati kembali. Hal itu diamini Bupati Cianjur Herman Suherman.

"Saya sudah menerima surat dari BMKG, intinya merilis bahwa aktivitas gempa susulan makin berkurang. Masyarakat dapat kembali ke rumah yang tidak rusak strukturnya," kata Herman.

Herman mengatakan BMKG telah memantau aktivitas gempa di Cianjur. Selama tujuh hari terakhir didapatkan laporan bahwa gempa susulan secara fluktuatif semakin kecil dan jarang.

"Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, maka masyarakat dapat kembali ke rumah masing-masing. Dengan catatan, kondisi bangunan rumah tidak alami kerusakan struktur," kata Herman.

Herman juga menyampaikan agar warga bisa menata rumahnya disesuaikan dengan kondisi pascagempa. Ia mengimbau warga bisa membuat jalur evakuasi.



"Bagi warga yang kembali ke rumah agar menata perabotan rumah. Agar jalur evakuasi keluar tidak terhalang jika terjadi gempa susulan," kata Herman.

"Aktivitas ekonomi juga harus dimulai lagi. Agar sendi kehidupan masyarakat pulih. Kami segera menindaklanjuti surat dari BMKG ke camat dan desa," ucap Herman menambahkan.

(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads