Hal itu disampaikan Kepala Bagian Umum dan Kepegawaian RSUD Syamsudin dr Supriyanto. Dia mengatakan, sampai hari ini pihaknya sudah menerima 89 orang korban gempa, 58 di antaranya masih dalam perawatan, empat orang meninggal dunia dan 27 orang dipulangkan.
"Yang dirawat sebagian besar sudah pos operasi atau telah dioperasi, dalam beberapa waktu ini sudah mulai banyak yang bisa dipulangkan," kata Supriyanto kepada detikJabar di Kota Sukabumi, Sabtu (26/11/2022).
Lebih lanjut, pihak keluarga korban yang menunggu di rumah sakit juga disediakan tempat tinggal sementara. Selain itu, informasi mengenai korban yang dirawat juga terbuka bagi keluarga yang ingin mencari korban yang dirawat di RSUD Syamsudin, Kota Sukabumu.
"Kemudian untuk keluarga tadi ada informasi dari Pak Sekda, kami menyediakan juga ruang untuk keluarga yang memang ingin stay dulu itu bisa di BKPSDM, kemampuan (kapasitas) kita sekitar 20 orang. Misalnya kesulitan tempat tinggal sambil menunggu keluarga dirawat, di dekat rumah sakit ada, kita ada di BKPSDM semacam rumah singgah," jelasnya.
Sementara itu, para pasien korban gempa dirawat di ruang teratai, ruang mawar dan ruang HM Muraz. Dia juga menuturkan, tak ada kendala selama proses penanganan pasien.
"Jadi kalau operasi kita siapkan untuk kemungkinan kekurangan darah setelah oprasi atau dalam proses operasi, itu antisipasi untuk keamanan. Sejauh ini sampai hari kelima alhamdulillh dari bank darah kami masih aman, tidak ada masalah, kita tetap berkoordinasi dengan semua unit, sehingga penanganannya tidak tertunda," ujarnya.
Pasca penanganan pasien, rumah sakit pun akan mengantarkan keluarga dan korban gempa bumi ke tempat tujuan baik itu ke posko ataupun ke rumah sanak saudara. Akan tetapi, ia mengimbau agar korban tetap menjalani rawat jalan baik di RSUD Syamsudin ataupun di rumah sakit lain.
"Kemarin kita diintruksikan oleh Plt Direktur untuk pasien-pasien yang sudah boleh pulang, kita bantu untuk diantarkan. Kami koordinasi dengan kepala bidang pelayanan di Cianjur diantarkan ke posko atau ke rumah yang diinginkan pasien," katanya.
"Kita koordinasi supaya tidak kehilangan informasi. Nanti setelah di Cianjur mungkin akan diantarkan kembali (untuk rawat jalan) atau pemulihan. Kalau di Cianjur masih belum bisa memberikan pelayanan kontrol pasca operasi, mungkin ke sini bisa lewat UGD tanpa rujukan," sambungnya.
Supriyanto mengungkapkan, tren kedatangan korban pasca gempa bumi Cianjur telah mengalami penurunan daripada hari kesatu dan kedua. Adapun pasien yang datang, rata-rata dengan kondisi patah pulang, pasca melahirkan, trauma benturan, luka robek dan lain-lain.
"Kalau nggak salah terakhir yang masuk ke kita pasien korban gempa ibu hamil. Kemarin juga kami dapat pasien untuk kontrol kehamilan karena memang di sana tidak ada pembukaan pelayanan itu, kemudian kita terima di sini," tutupnya.
(dir/dir)