Bulan Juli 2021 menjadi pengalaman tidak terlupakan bagi Ade Rohana (46) alias Ewok Jarot. Pasalnya, ia saat itu dipercaya PT. Freeport Indonesia untuk melatih sejumlah karyawannya terkait cara menangani lebah hutan.
Sekadar diketahui, warga Dusun Ciawi, Desa Gunasari, Kecamatan Sumedang Selatan ini, oleh sebagian orang dikenal sebagai pawang lebah hutan atau oleh masyarakat Sunda disebut dengan lebah odeng.
"Saat itu saya berangkat tanggal 7 Juli 2021 dan dijemput oleh pesawat dari PT. Freeport di Bandara Soekarno Hatta, perjalanan memakan waktu 6 jam dengan transit satu kali di Sulawesi," ungkapnya kepada detikJabar belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesampainya di Papua, Ewok sempat beristirahat satu hari di sebuah hotel di wilayah Timika. Baru kemudian pada keesokan harinya, ia berangkat ke lokasi tujuan, yakni sebuah lokasi pertambangan.
"Dari Timika ke lokasi pertambangan saya naik bus antipeluru, saya berada di lokasi pertambangan itu selama satu bulan," ucapnya.
Ewok mengaku kegiatan pelatihan terkait lebah hutan sendiri itu berawal dari salah seorang temannya yang memang bekerja di PT. Freeport.
"Jadi ada temen saya yang kerja di PT. Freeport terus ada program terkait cara menangangi lebah hutan, lalu kemudian saya dipanggil atau diundang untuk datang kesana," terangnya.
![]() |
Selama di sana, Ewok melatih trik dan tips bagaimana menghadapi koloni jutaan lebah saat berada di dalam hutan. Selain itu, ia melatih terkait pertolongan pertama saat terkena sengatan lebah.
"Ya segala yang saya pahami terkait lebah saya sampaikan pada pelatihan saat itu. Semisal bagaimana cara menangani saat dikejar kawanan lebah, salah satunya jangan menyelam ke dalam air karena lebah itu biasanya tetap menunggu di udara," paparnya.
"Terus juga bagaimana pertolongan pertama saat mendapat sengatan beberapa lebah di dalam hutan, karena di sana kan tidak mungkin kalau harus langsung ke rumah sakit yang jaraknya cukup jauh," terangnya.
Menurutnya, keselamatan karyawan menjadi salah satu yang benar-benar diperhatikan PT. Freeport. Hal itu juga yang menjadi alasan diadakannya pelatihan terkait lebah tersebut.
"Di lingkungan Freeport, keselamatan manusia betul-betul diperhatikan. Di mess-nya atau tempat menginap karyawannya saja, itu kebersihan dari bahaya binatang seperti kalajengking, kecoa, ular dan binatang lainnya begitu sangat diperhatikan,"paparnya.
Pengalaman menjelajahi Papua menjadi hal yang paling diingat dan paling berkesan dalam kisah perjalanan hidup Ewok.
"Sudah beres pelatihan, saya sempat liburan disana. Salah satu hiburan bagi saya, selain menjelajah hutan Papua juga kegiatan memancing kakap merah dan dalam satu hari itu bisa dapat puluhan ikan," ucapnya.
Ewok dikenal sebagai pawang lebah di lingkungan tempat tinggalnya. Ia bahkan pernah melakukan aksi "gila" dengan sengaja menaburkan koloni lebah odeng ke sekujur tubuhnya.
Pengetahuannya dalam dunia lebah memang tidak diragukan lagi. Itu bermula dari kecintaannya terhadap kehidupan alam liar di dalam hutan.
"Semua itu berawal dari hutan, berawal dari rasa cinta saya terhadap kehidupan di dalam hutan," ungkap Ewok.
![]() |
Hal itu pun tidak terlepas dari masa kecil Ewok yang diketahui pernah tinggal di daerah Kalimatan.
"Orang tua saya itu dulu transmigrasi ke Kalimantan dan tempat main kecil saya itu dihabiskan di dalam hutan makanya saya bisa tahu dunia lebah itu ya karena saya dari kecil sudah dekat dengan hutan," terangnya.
Sementara terkait perburuan madu odeng sendiri, itu dimulai Ewok saat ia masih duduk dibangku SMP.
Saking seringnya melakukan perburuan madu hutan, ia pun pada akhirnya jadi tahu caranya menangani lebah hutan tersebut.
"Ya sebelumnya saya sering juga terkena sengatan lebah tapi lama kelamaan karena seringnya berburu madu, akhirnya saya juga jadi paham tentang karakter lebah odeng itu seperti apa, bahkan akhirnya saya pun tidak perlu lagi alat pelindung," terangnya.
(orb/orb)