Wawan Setiawan, pria berusia 35 tahun warga Desa Pabean Udik, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu sedang berupaya mendongkrak jumlah pengikut di kanal YouTube-nya bersama boneka tangannya.
Aksesori perekam video disiapkannya sebelum membuat konten. Review kuliner, aktivitas memancing hingga memberi edukasi moral dan belajar bagi anak disajikan Wawan seperti kreator konten profesional umumnya.
Tapi, pria berusia 35 tahun itu ternyata seorang guru honorer di SMPN 1 Sindang Indramayu. Ia mengampu mata pelajaran olahraga dan muatan lokal Bahasa Indramayu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan guru honor biasa. Wawan juga memiliki segudang aktivitas termasuk membuat konten edukatif bersama Kipli Kribo, julukan boneka tanganya.
Bakat menyanyi yang dimilikinya jadi insipirasi untuk memainkan boneka tangan. Wawan mulai belajar bersuara tanpa menggerakkan bibir yang dijadikan sebagai suara boneka Kipli Kribonya.
Interaktif Wawan dan Kipli Kribo seolah terlihat nyata. Lewat ventilasi suara dan ketepatan gerak tangan dan kontrol suara membuat boneka itu seperti hidup.
"Tahun 2019 lalu, saya mulai belajar pakai kaos kaki sebagai bonekanya. Kemudian saya menabung atas izin istri untuk membeli boneka tangan. Alhamdulillah tahun 2020 boneka ini terbeli seharga Rp 500 ribuan," kata Wawan kepada detikJabar belum lama ini.
Sejak saat itu, Wawan memberanikan interaktif dengan boneka tangan untuk sekadar hiburan. Tidak mudah, Wawan pun pernah kehilangan satu kanal YouTube yang hampir membuahkan hasil.
"Dikasih tahu sama temen untuk buat konten. Sayangnya, kanal pertama di-hack pas mau proses monetisasi. Sekarang pakai kanal baru Jenggot Ireng Channel," ujarnya.
Baru-baru ini, Wawan juga mulai meng-upload konten berisi edukasi sosial bagi anak. Hingga, pelajaran berhitung, bahasa dan lainnya. Bukan sekadar itu, Wawan juga sesekali menggunakan boneka tanganya saat mengajar di kelas.
Menurutnya, penyampaian edukasi lewat boneka tangan kadang harus dikemas dengan komedi. Selain bisa lebih mudah dipahami juga menjadi hiburan.
"Tahun 2021 saya coba di kelas. Tapi konsentrasi anak justru buyar. Makanya saya kemas dalam konten biar bisa dilihat semua pengguna internet," katanya.
Perjalanan Menjadi Guru
Perjalanan karier Wawan Setiawan, ayah dua anak itu tidak mulus. Pada 2010 Wawan hanyalah tukang kebun atau juru bantu di sekolah. Ia pun sering memungut botol bekas untuk dijual.
Rp 250.000 besar upahnya ketika itu tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Bekal kemampuannya di bidang olahraga dan ekstrakulikuler, ia tempuh dan menjadi guru privat agar menambah penghasilan.
"Saat itu saya sambil kuliah di Majalengka ambil jurusan olahraga. Sering ada pertanyaan, kamu nggak malu tah mungutin botol air mineral? Tapi saya respons santai demi bisa biayai kuliah," kata Wawan.
Wawan akhirnya mampu menyelesaikan kuliah dan menjadi sarjana di bidang olahraga. Berbekal ilmunya di bangku kuliah, Wawan akhirnya mendapat tawaran mengajar olahraga di sekolah.
"Tahun 2015 kebetulan ketika itu guru olahraga kosong. Jadi saya menggantikan sementara sebagai guru honorer," ucapnya.
Upah sebagai guru honorer diakui Wawan tidak mencukupi kebutuhan keluarganya. Namun, berkat bakat dan ketrampilannya, Wawan bisa mengais upah tambahan lewat les privat.
"Upah selama jadi guru honorer tidak pernah lebih dari Rp 1 juta. Saya bisa latih renang, basket, terapi BDI. Kadang juga hobi mengajar ekstrakurikuler Pramuka di sekolah lain," katanya.
Tidak sebatas itu, guncangan pandemi di awal 2020 lalu membuat Wawan semakin berpikir keras. Kini, tak hanya sebagai guru dan les privat, Wawan juga menjajaki minuman herbal rempah setiap petang menjelang.
"Kalau sore saya jualan minuman herbal rempah racikan sendiri. Karena terhimpit pandemi," cerita Wawan tentang usahanya.
Baca juga: Duka Mendalam Saat Hari Guru di Cianjur |
Namun, sebagai seorang guru, Wawan tetap optimalkan ketika memberikan edukasi maupun pembelajaran kepada siswanya. Bahkan, ia pun menyampaikan edukasinya lewat konten bersama boneka tangan Kipli Kribo.
Bahkan, ia yang sempat terjun di dunia entertaint, sebagai penyanyi dari panggung ke panggung hingga sempat mengikuti ajang audisi dangdut. Membuat nya bisa meraih penghargaan menyanyi di salah satu momen Hari Guru.
(orb/orb)