Peringatan (trigger warning): Artikel ini mengandung konten eksplisit yang dapat memicu kondisi emosi dan mental pembaca. Kami menyarankan Anda tidak meneruskan membacanya jika mengalami kecemasan dan meminta bantuan profesional.
Foto-foto bocah yang belakangan diketahui inisial S berusia 11 tahun tersebar di jagat maya. Konten foto operasi bocah tersebut hingga disebut mengeluarkan cacing gelang usai operasi seberat 3 kilogram membuat geger warganet pada April 2010 silam.
Soal berat cacing kemudian dibantah Sonya Henny Rangkuti yang saat itu menjabat sebagai Kabid Pelayanan Medis Rumah Sakit Cibabat. Ia mengatakan cacing yang bersarang di perut S (11) hanya memiliki berat setengah kilogram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Enggak cuma setengah kilogram (cacing). Mungkin yang berada di gambar terlihat banyak," ujarnya saat dihubungi melalui ponsel, pada Rabu malam (5/5/2010) silam.
Dia menambahkan, pasien S yang merupakan warga Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, dioperasi di RS Cibabat pada 27 April 2010. Sebelum dioperasi, pasien datang ke RS Cibabat dengan tidak bisa buang air besar (BAB). "Keluhannya saat itu pasien tidak bisa BAB," imbuh Sonya.
Berdasarkan diagnosa sementara penyakit yang diderita pasien S (11) ialah Ileus Obstruktif atau penyumbatan usus halus.
"Dari dokter yang menanganinya, diagnosa sementara yaitu Ileus Obstruktif. Atau istilahnya ada penyumbatan di usus halus," terang Sonya.
Geliat cacing-cacing yang hidup di perut bocah S, tidak hanya membuatnya kesulitan buang air besar, saat beberapa kali batuk, dari mulut pasien S juga mengeluarkan cacing. Namun setelah operasi dilakukan, S tidak lagi batuk dan mengeluarkan cacing.
"Menurut keluarganya beberapa kali batuk dari mulutnya dia mengeluarkan cacing," jelas Sonya, Kabid Pelayanan Medis RS Cibabat Cimahi pada wartawan di ruang kerjanya, keesokan harinya atau pada Kamis (6/5/2010).
Tanggal 27 April, S dirujuk ke RS Cibabat. Sonya mengaku tidak tahu persis sejak kapan pertama kali cacing berada dalam perut S.
"Saat dia datang dengan keluhan sulit BAB kami mendiagnosis sesuai dengan prosedur namun yang mengejutkan saat dilakukan operasi ternyata di dalamnya cacing. Kami tidak tahu akan menemukan apa di perut pasien," tuturnya.
![]() |
Namun setelah operasi, kondisi S sudah baik dan dia tidak lagi mengalami batuk sampai mengeluarkan cacing dari mulutnya. Pada Rabu (5/5/2010) S sudah dipulangkan ke rumahnya di Kampung Pasirpicis Desa Cijambu Kecamatan Cipongkor. S diberikan obat untuk perawatan lanjut dan diharuskan kontrol seminggu setelah kepulangan.
Perilaku hidup S yang tidak sehat, salah satunya tidak mencuci tangan sebelum makan diduga menjadi pemicu bersarangnya cacing di tubuh S.
"Penyakit tersebut diakibatkan perilaku hidup tidak sehat," terang Sonya.
Menurutnya penyakit cacingan yang diderita S 75 persennya diakibatkan hygienitas. "Bisa jadi anak itu tidak mencuci tangan sebelum makan, belum lagi lingkungan sekitar yang mungkin tidak sehat," ucap Sonya.
Pihak RS Cibabat pun diakui Sonya kaget ketika melihat ada setengah kilogram cacing bersarang di perut S. Bahkan sampai memenuhi wadah untuk menampung cacing saat operasi.
"Saat dia datang dengan keluhan sulit BAB kami mendiagnosis seusia dengan prosedur namun yang mengejutkan saat dilakukan operasi ternyata di dalamnya cacing ya kami tidak tahu," tambahnya.
Geliat Cacing yang berhasil dikeluarkan dari perut S, banyaknya sekitar setengah ember kecil. Saat dikeluarkan, sejumlah cacing masih ada yang dalam keadaan hidup.
Hal itu diungkapkan Sumari Astuti, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Ruangan Gedung D lantai 4 Perawatan Penyakit Dalam dan Bedah RS Cibabat, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jalan Raya Cimahi, pada Kamis (6/5/2010).
"Iya, saya lihat sendiri cacingnya masih ada yang bergerak-gerak. Tapi banyaknya sudah pada mati," ujar Sumari.
Berapa berat cacing tersebut, dirinya juga mengaku tak tahu pasti. Namun menurutnya saat dipindahkan ke dalam ember, cacing tersebut memenuhi hampir setengahnya.
"Setengah ember hitam yang buat ngepel itu keiisi hampir setengahnya. Banyak sekali jumlahnya," tambahnya.
Dijelaskan Sumari, cacing yang dikeluarkan tersebut jenisnya seperti cacing pita atau cacing gelang. Dengan ukuran panjang sekitar 10 sentimeter."Warnanya putih kekuningan," jelasnya.
Sumari Astuti juga mengatakan gejala aneh sudah dialami S sejak setahun lalu. Saat muntah, dari mulutnya keluar cacing.
"Menurut informasi dari keluarga, sekitar 1 tahun lalu, anaknya itu muntah dan mengeluarkan cacing," terang dia.
Saat itu, keluarga kemudian memberi obat cacing danmemang keluar cacing dari pantatnya. "Baru ada keluhan lagi baru-baru ini setelah anak mengalami sakit
perut selama 4 hari," kata Sumari.
S, masuk ke RS Cibabat pada 26 Maret malam, dan dioperasi pada keesokkan harinya.
Empat hari pasca operasi operasi pengambilan cacing yang ada di perutnya, S masih BAB disertai cacing. Namun hal itu hanya terjadi sekali dan tidak ada lagi hingga sekarang.
"Hari ke-4 setelah operasi, S buang air besar dan ternyata ada 3 cacing yang ikut keluar," ujar Sumari.
Menurutnya, masih adanya cacing kemungkinan karena masih ada cacing di dalam usus yang tersisa."Mungkin pada saat operasi kan tidak sampai ke usus-usus ditelusuri semua, jadi ya masih ada yang tertinggal," tutur Sumari.
Ditambahkan Sumari, sejak kemarin lusa atau 2 hari sebelum kepulangannya, S bahkan telah berjalan-jalan di sekitar ruangan. "Anaknya sudah sehat, kondisinya baik," tutupnya.
(sya/yum)