Peringatan (trigger warning): Artikel ini mengandung konten eksplisit yang dapat memicu kondisi emosi dan mental pembaca. Kami menyarankan Anda tidak meneruskan membacanya jika mengalami kecemasan dan meminta bantuan profesional.
Publik di Bandung geger, saat foto-foto bocah berusia 11 tahun yang tengah dioperasi mendadak tersebar di internet pada April 2010 silam. Sejumlah warganet kaget, konten foto itu memperlihatkan segunduk cacing seberat 3 kilogram dikeluarkan dari perut bocah.
Dari beberapa situs, terlihat menampilkan foto yang diketahui sengaja diposting pada Jumat 30 April 2010 tersebut. Salah satu foto, diduga bocah berpenyakit cacing saat dibedah ini menampilkan cacing dituangkan dalam baskom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Istilah Spagetti muncul dari salah seorang pengguna internet, yang mengomentari situs berisi foto tersebut. "Kok kayak spagetti?" tulis akun wiithink. Komentar lain menyambung, "Jadi pengen makan mie," kata Kenzotange.
Penelusuran kemudian dilakukan, informasi diperoleh operasi bocah bercacing itu dioperasi di RS Cibabat, Cimahi. Di berbagai situs saat itu memuat 8 foto yang memperlihatkan proses operasi si bocah. Nampak beberapa adegan dari awal hingga akhir operasi. Dan sebagian besar foto diambil secara close up alias dari jarak dekat.
Seluruh foto nampak detil dengan pencahayaan yang cukup. Di beberapa foto terlihat lengan dokter yang tengah melakukan operasi terbungkus sarung tangan putih dengan baju khusus operasi yang berwarna hijau.
Sementara foto-foto lain menampilkan saat cacing-cacing bak spagetti itu telah dikeluarkan dari perut dan disimpan di wadah mirip ember. Ada juga foto si bocah yang dioperasi. Namun bagian mukanya sudah diburamkan. Beberapa situs yang menampilkan foto ini nampak mendapat foto dari sumber yang sama karena seluruh foto yang ditampilkan sama persis.
![]() |
Pihak RS Cibabat akhirnya buka suara, mereka memang mengaku memang ada pasien yang mengeluarkan cacing seberat 3 Kg mirip spagetti setelah dioperasi. Kabid Pelayanan Medis RS Cibabat Cimahi saat itu dijabat drg Sonya Henny Rangkuti membenarkan hal itu.
"Benar ada. Dia dirawat sejak Senin (26/4/2010) kemarin dan dioperasi Selasa (27/4/2010). Hingga saat ini masih dirawat di RS Cibabat," jelas Sonya, ketika dihubungi melalui telepon pada Rabu (5/5/2010).
Baca juga: 8 Minuman Khas Jawa Barat Paling Populer |
Kala itu Sonya enggan berkomentar lebih lanjut soal apakah benar bocah yang ada di foto itu pasien RS Cibabat. "Karena saya harus berkonsultasi dulu dengan dokter yang melakukan operasi terhadap pasien," ujarnya.
Tidak butuh waktu lama, pihak RS Cibabat kemudian menyebut pasien yang ada dalam foto itu berinisial S. Pasien itu mengeluarkan cacing mirip spagetti seberat 3 Kg setelah dioperasi di RS mereka. Pada saat masuk, pasien mengeluhkan sulit buang air besar (BAB).
"Pasien berinisial S berusia 11 tahun dan tercatat sebagai warga Cipongkor Kabupaten Bandung Barat," ujar Kabid Pelayanan Medis RS Cibabat Cimahi drg Sonya di hari yang sama melalui sambungan telepon.
![]() |
S diketahui masuk pada Senin (26/4/2010) dan menjalani operasi Selasa (27/4/2010). "Sehari dirawat besoknya langsung dioperasi. Waktu datang keluhannya sulit BAB," ujar Sonya. Dia juga menjelaskan kondisi pasien sendiri saat ini sudah membaik.
Soal tersebarnya 8 foto pasien yang mengekuarkan cacing mirip spagetti di jagat maya kemudian memantik reaksi dari Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Bandung yang kala itu dijabat oleh Tri Wahyu Murni.
Ia menyatakan rekam medis adalah hak pasien yang tidak boleh dipublikasikan tanpa seizin pasien bersangkutan. Jika ada yang membocorkan, pasien berhak menuntut.
"Ketentuannya rekam medis tidak boleh dipublikaskan. Rahasia medis milik pasien," jelas Tri pada, Rabu (5/5/2010).
Tri juga menyatakan jika yang menyebarkan foto tersebut adalah dokter, maka IDI akan memperingatkan dokter tersebut tergantung tingkat kesalahannya. Lebih tegas ia menyebut jika pasien merasa dirugikan dengan publikasi tersebut maka pasien berhak menuntut.
"Kalau merasa dirugikan pasien boleh menuntut hak dia," jelasnya.
Namun kondisi itu berbeda jika foto-foto itu dipublikasikan oleh pasien itu sendiri atau atau meminta pada orang lain untuk mempublikasikan, ujar Tri, maka pasien sudah melepaskan haknya.
(sya/yum)