Abu letusan Gunung Galunggung di Kabupaten Tasikmalaya membuat langit Sumedang gelap. Selain itu, hujan abu pun turun di wilayah tersebut
Masih ingat dibenak Heni (53), kala itu bel tanda masuk kelas di SMPN 1 Wado berbunyi. Heni yang masih duduk di kelas dua SMP sudah masuk ke dalam kelas dan bersiap menjalani kegiatan belajar mengajar (KBM).
Saat hujan abu mengguyur sekolahnya, suasana yang sebelumnya khidmat dan para siswa yang sebelumnya siap mengikuti KBM berubah menjadi mencekam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kaget buka main menurut Heni, abu dari letusan Gunung Galunggung pun membuat langit gelap. Jerit ketakutan dari para siswa yang membuat suasana makin mencekam.
"Saya waktu itu masih kelas 2 SMP," kata Heni yang saat ini berprofesi sebagai ASN Kota Bandung kepada detikJabar, Kamis (18/11/2022).
"Saya di Sumedang, posisinya dekat. Waktu itu lagi di kelas, tiba-tiba panik dam gaduh, disuruh pulang karena angin itu bawa abu gelap. Gelap saja seketika, kita dipulangkan," ujar Heni.
Heni menyebut, kala itu gurunya mengatakan agar siswa segera pulang ke rumahnya masing-masing agar terhindar dari hujan abu yang dapat membuat mata sakit dan pernapasan terganggu.
"Disuruh pulang sama pak guru. Katanya, segera pulang jangan kemana-mana, ini ada gunung meletus nggak tahu itu di mana sampai rumah tahu, itu Gunung Galunggung," ujar Heni.
![]() |
Heni mengaku lupa berapa lama ia libur sekolah, yang jelas menurut Heni besoknya sekolah libur dan beberapa hari kemudian ia bisa bersekolah kembali.
Pengalaman sama juga dirasakan oleh Tomi Riyadi (47). Pagi itu, sekitar Pukul 06.30 WIB ia hendak berangkat sekolah. Saat menuju ke sekolahnya di SDN Semeru 1, hujan abu pun turun, Tomi yang sebelumnya berniat berangkat ke sekolah langsung balik lagi ke rumahnya karena situasi tak memungkinkan.
"Pukul 06.30 WIB mau berangkat ke sekolah, pakai seragam, baru juga keluar rumah, wajah dipenuhi abu. Belum tahu, balik lagi ke dalam rumah, nanya ke bapak, pas dilihat itu letusan gunung," ungkap Tomi.
"Kirain Gunung Salak dan Pangrango, kan di Bogor dekatnya itu, kabarnya Gunung Galunggung meletus," ujar Tomi.
Tomi menyebut, sekitar lima hari KBM di sekolahnya diliburkan sampai situasi dinyatakan aman. "Tidak sekolah, kalau nggak salah lima hari, tebal itu abunya ke Bogor juga," ucapnya.
Hujan abu Gunung Galunggung juga menguyur wilayah Majalengka. Seperti yang dikatakan Didi Supardi (52), pada waktu kejadian Didi dijemput neneknya ke sekolah.
"Waktu itu saya masih SD Kelas 5, dijemput sama nenek, gelap, panik. Pas jemput juga suara nenek terdengar, tapi tidak terlihat wajah. Di mana di, ieu (ini) nenek," kata Didi menirukan perkataan neneknya.
Beda dengan Heni, Tomi dan Didi, Tani Rosyada (42) menyebut, Gunung Galunggung meletus di hari ulang tahunnya. Berdasarkan cerita ibunya, pada hari itu keluarga besarnya berkumpul di rumahnya yang ada di kawasan Ledeng, Setiabudhi, Kota Bandung.
"Waktu itu umur dua tahun, samar-samar tuh, ada momen-momen nempel. Tapi pas udah gede dibilangin mamah pas neng ulang tahun, keluarga semua ngumpul di rumah. Tapi tahunya, langit gelap saja," ujarnya.
(wip/yum)