Terjun payung yang dilakukan dalam pendidikan pasukan elite Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) di Bandung diwarnai insiden. Seorang prajurit TNI Angkatan Udara (AU) mengalami kecelakaan.
Dikutip dari detikNews, prajurit itu terjatuh dari ketinggian 1.600 kaki. Bagaimana kondisi korban saat ini?
"Kondisi siswa sendiri sejak kejadian itu langsung ada penanganan cepat dari tim kesehatan yang di bawah. Kemudian dirujuk ke RS terdekat di Lanud Sulaiman," jelas Kepala Penerangan Kopasgat, Kolonel Gunawan, kepada detikcom, Rabu (9/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gunawan menerangkan, prajurit tersebut mengalami luka yang mengharuskannya dirujuk ke Rumah Sakit AU Dr M Salamun di Cidadap, Bandung.
"Karena lukanya, penanganannya harus lebih lanjut, dibawa ke RS Salamun," imbuh Gunawan.
Menurutnya prajurit tersebut dalam kondisi stabil. Prajurit yang terjun bebas disebut sadarkan diri.
"Saat ini sudah dalam penanganan, dan siswa ataupun prajurit ini masih dalam kondisi perawatan dan sadar ya," ucap Gunawan.
Dijelaskannya, prajurit TNI AU tersebut mengalami patah tulang. Meski begitu, dia bersyukur mengingat kondisi kesehatan korban yang stabil saat ini.
"Patah tulang kemungkinan besar iya, karena itu kan mengalami jatuh dengan kecepatan. Sampai hari ini memang sudah dalam penanganan medis, stabil kondisinya, alhamdulillah stabil kondisinya," tutur Gunawan.
Penyebab Kecelakaan
Gunawan pun menjelaskan soal penyebab terjadinya kecelakaan tersebut. Insiden parasut tak mengembang di udara saat siswa melakukan terjun payung karena salah satu tali yang putus. Kondisi itu menyebabkan parasut tak mengembang sempurna di udara,
"Ada tali kur payung yang terputus pada saat loncat. Sehingga payung tidak bisa mengembang sempurna, seperti itu," jelas Gunawan.
"Semua sudah dites dan dinyatakan layak, bisa digunakan. Namanya juga insiden, di atas kan dengan kecepatan angin, beban tubuh siswanya sendiri. Tentunya kan ada hentakan ya, sehingga hentakan itu kan kita tidak bisa memprediksi," jelas Gunawan.
Gunawan kemudian mengatakan Kopasgat akan melalukan evaluasi pasca-insiden ini. Evaluasi akan dilakukan secara komprehensif.
"Tentu pasti ada evaluasi baik dari berbagai pihak yang berkewenangan terkait penggunaan payung. Kemudian dari si siswa sendiri. Kemudian juga dari sisi yang lain, faktor-faktor penyebab lainnya ya," ujar Gunawan.
Sebelumnya, salah satu prajurit TNI Angkatan Udara (AU) mengalami insiden saat kegiatan terjun payung. Saat melompat dari pesawat yang terbang di ketinggian 1.600 kaki (feet), parasutnya tak mengembang di udara.
"Betul ada kejadian bahwa salah satu siswa kita, dalam rangka mengikuti kegiatan latihan materinya Kopasgat (Komando Pasukan Gerak Cepat), itu ada insiden," kata Kolonel Gunawan, saat dikonfirmasi detikcom, sore ini.
"1.600 feet," imbuh Gunawan saat ditanya soal ketinggian pesawat saat penerjun loncat.
Detik-detik parasut tak mengembang di udara hingga jatuhnya penerjun payung ini dari ketinggian terekam kamera amatir. Videonya viral di media sosial.
Artikel ini telah tayang di detikNews dengan judul Prajurit TNI Jatuh Terjun Payung dari 1.600 Kaki Dirawat, Kondisi Stabil