Hilir mudik armada pemadam kebakaran menjadi pemandangan lumrah kala kebakaran terjadi. Mereka mencari titik hidran yang fungsi. Kadang jauh dari lokasi, kadang juga dekat. Sebab, dari 200-an hidran yang ada di Kota Bandung. Hanya empat yang fungsi.
Menurut data Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung, hidran yang berfungsi itu berada di Jalan Cikapayang-Dago, Pasar Kordon, Jalan Supratman, dan Kiaracondong. Saat kejadian kebakaran di kantor Bappelitbang, petugas tak bisa memanfaatkan hidran yang berada di dekat lokasi kejadian.
Menurut data situs Lautan Api, titik hidran terdekat dengan kompleks Balai Kota Bandung, lokasi kebakaran kantor Bappelitbang, berada di Jalan Wastukencana, Jalan Sumatera ada dua titik, dan Jalan Perintis Kemerdekaan dua titik. Sayangnya, hidran di titik terdekat ini tak berfungsi.
Proses pemadaman api di Bappelitbang pun mengandalkan hidran di Jalan Supratman. Lokasinya terbilang paling dekat ketimbang tiga hidran lainnya yang masih fungsi.
"Di (Jalan) Supratman. Sebagian dari sungai pinggir TKP. Dan, alhamdulillah semua armada sudah terisi," kata Sekreatis Diskar PB Kota Bandung Iwan Rusmawan kepada detikJabar melalui pesan singkatnya, Rabu (9/11/2022).
Petugas mengantisipasi minimnya hidran itu dengan menggunakan aliran sungai yang berada di dekat lokasi kejadian. Armada pemadam kebakaran juga harus siap, tangkinya berisi air.
Usai apel pasukan yang dihadiri Wali Kota Bandung Yana Mulyana di kantor Diskar PB Kota Bandung, Iwan membenarkan hanya empat hidran yang berfungsi. Diskar PB sejatinya bekerja sama dengan PDAM untuk memaksimalkan hidran yang ada. Tapi, faktanya dari tahun ke tahun, hidran yang berfungsi cuma empat unit.
Lokasi kebakaran yang dekat dengan sungai memudahkan petugas dalam memadamkan. Tapi, lain cerita ketika lokasi itu jauh dari sungai, hidran terdekat yang tak fungsi dan merupakan kawasan padat penduduk.
"Daerah-daerah yang padat (penduduk) untuk masuknya kita susah, hidran susah, solusinya kita pakai selang. Selang beli lagi, beli lagi yang panjang," ucap Iwan.
Iwan mengatakan medan tersulit bagi para petugas pemadam kebakaran adalah wilayah tengah dan timur Kota Bandung. Ia mengatakan rata-rata kesulitan yang dialami petugas adalah akses ke lokasi kejadian, atau akses menuju sumber api.
Lebih lanjut, Iwan menyatakan sejatinya jumlah hidran yang ideal itu satu unit satu kecamatan. Ia berharap hidran adanya penambahan hidran yang fungsi. Diskar PB Kota Bandung bakal berkoordinasi dengan PDAM. Sebab, debit air menentukan hidran itu bisa digunakan atau tidak.
"Ada yang rusak. Ada juga hidran debit airnya di daerah itu kurang juga. Mungkin hidran dibenerin, kalau debit airnya jelek ya percuma juga. Nanti kita bakal mapping lah mulai ke depan kita berencana sudah sama Pak Kadis," kata Iwan.
Debit Air
Sementara itu, Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengaku akan terus mengupayakan peningkatan debit air untuk memaksimalkan hidran. Ia mendorong agar PDAM bisa meningkatkan debit air agar hidran bisa berfungsi di titik tertentu.
"Saya juga minta itu (peningkatakan debit air ke PDAM). Mudah-mudahan sekarang sudah ada bertambah, ya agak tersebar, dulu kan hanya di Supratman, sekarang di kordon ada di Kiaracondong ada," kata Yana di kantor Diskar PB Kota Bandung.
Yana menginginkan agar hidran yang berfungsi tersebar di masing-masing kewilayahan. Sehingga, lanjut dia, ketika ada kejadian pengambilan air tak terfokus pada satu hidran.
"Misal kejadian di timur itu bisa dari Kiaracondong, atau selatan bisa di Lordon, utara bisa dari dago, tengah bisa dari Supratman," ucap Yana.
Yana tak menampik pemanfaatan hidran ini bergantung pada debit air. Ia menegaskan terus mendorong upaya penambahan hidran yang berfungsi. "Ya ini kan problem air baku juga ya, tapi kita terus dorong lah. Karena tadi kita harus tetap siap meskipun berharap tidak dilakukan," kata Yana.
(sud/dir)