Dilema Pemkab Indramayu Tangani Rumah Warga yang Beralaskan Tanah

Dilema Pemkab Indramayu Tangani Rumah Warga yang Beralaskan Tanah

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Selasa, 08 Nov 2022 15:19 WIB
Potret Rumah Tinggal Keluarga Tomi di Jantung Pemerintahan Indramayu
Potret Rumah Tinggal Keluarga Tomi di Jantung Pemerintahan Indramayu (Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar)
Indramayu - Pemerintah Kabupaten Indramayu buka suara menanggapi kondisi rumah warga yang hanya beralaskan tanah. Bangunan rumah Tomi berdiri di bantaran sungai membuat dilema Pemkab untuk menangani.

Saat ditemui detikJabar, Sekretaris Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Indramayu, Edi Satoto akan mengeksekusi rumah Tomi Andrian Pahlevi (41) warga Kelurahan Paoman, Kecamatan Indramayu itu. Alasan kemanusiaan, perbaikan rumah menggunakan bantuan CSR.

"Tim kami akan mengecek ke lokasi, untuk bisa memperbaiki rumah pak Tomi itu," kata Edi Satoto, Selasa (08/11/2022).

Namun, keberadaan rumah Tomi yang ada di bantaran sungai Cimanuk itu justru membuat dilema bagi dinas terkait. Sebab, bantuan perbaikan rumah bisa menyalahi aturan.

"Itu jadi dilema juga buat kita, karena kita tidak bisa membuat rutilahu di tanah yang bukan milik ya, rumah itu pun ada di bantaran sungai," ujar Edi.

Dikatakan Edi Satoto, kuota untuk merealisasikan program tidak layak huni masih ada. Lantaran kemanusiaan, DKPP Indramayu akan mencoba membantu Tomi yang rumahnya tak jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Indramayu tersebut.

Keberadaan rumah yang tidak layak huni itu diakui sudah terdeteksi dari dulu. Namun, alasan bangunan di bantaran sungai membuat proses tersebut belum bisa ditangani.

"Kita akan upayakan melalui program CSR. itu untuk menangani kondisi rumah Tomi. Meskipun dilema," pungkas Edi.

Sebelumnya diberitakan, Tomi Andrian Pahlevi (41) bersama istrinya Halimah (40) dan kedua anaknya tinggal di rumah lapuk dan hanya beralaskan tanah. Mereka tinggal di rumah dengan lebar 5 meter dan panjang sekitar 8 meter itu sejak tahun 2017.

Mereka awalnya merupakan warga transmigran ke Kalimantan. Namun setelah 4 tahun menetap mereka memilih kembali ke Indramayu.

"Tinggal disini sejak tahun 2017, waktu itu sama bapak yang mengalami stroke. Kini bapak udah meninggal," kata Tomi.




(dir/dir)


Hide Ads