Muncul pernyataan dari ahli geodesi ITB tentang potensi tsunami setinggi 34 meter di pesisir selatan Pulau Jawa. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geodesi (PVMBG) menyebut penyampaian informasi potensi tsunami itu perlu dilakukan secara hati-hati.
Koordinator Geologi Gempa dan Tsunami PVMBG Supartoyo menyatakan penyampaian informasi potensi tsunami besar perlu dilakukan dengan hati-hati. Pasalnya jangan sampai info itu menimbulkan kepanikan di masyarakat.
"Kalau langsung diinformasikan ke masyarakat akan berpotensi untuk mengakibatkan bencana, bencana kepanikan dan keresahan," kata Supartoyo kepada detikJabar, Sabtu (5/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PVMBG menyarankan harusnya Heri menyampaikan informasi tersebut ke pemerintah terlebih dahulu. Sebab, informasi itu bisa menghambat sejumlah sektor lainnya.
"Jadi memang harus hati-hati. Jadi, nantinya pemerintah atau pemerintah daerah akan mendampingi untuk memberi info ke masyarakat," ucap Supartoyo.
Sebelumnya, ahli bidang geodesi ITB Heri Andreas menyatakan risiko tsunami setinggi 34 meter di pesisir selatan Pulau Jawa bisa terjadi berdasarkan beberapa penelitian para pakar. Ia juga punya pemodelan serupa yang menyebutkan ada risiko terjadinya tsunami akibat megathrust.
Sebelumnya, muncul jurnal ilmiah yang diterbitkan online pada 30 Oktober 2022. Jurnal itu menerangkan potensi dari gempa bumi megathrust dan tsunami di pesisir selatan Jawa Barat dan tenggara Sumatera.
Di dalam artikel yang disusun Pepen Supendi dkk di Springer, dikatakan potensi ketinggian maksimum tsunami dari gempa bumi megathrust ini bisa mencapai 34 meter di sepanjang pesisir barat Sumatera bagian selatan dan pesisir selatan Jawa dekat semenanjung Ujung Kulon.
"Kalau itu kan sudah banyak yang meneliti, salah satunya Mas Pepen. Saya juga bikin pemodelan. Dari data dan pemodelan, risikonya memang ada di situ (tsunami 34 meter)," kata Heri Andreas saat dikonfirmasi detikJabar via sambungan telepon, Kamis (3/11/2022).
(sud/mso)