Banjir terjadi di SDN Griya Bandung Indah (GBI), Komplek GBI, Jalan Alam Asri Blok i-11, Desa Buahbatu, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Akibatnya kegiatan belajar harus dilakukan secara daring.
Pantauan detikJabar, Rabu (2/11/2022), di sebagian area komplek tersebut digenangi banjir sekitar 20 Centimeter. Bahkan genangan tersebut masuk ke empat ruang kelas.
Terlihat dua kelas yang genangannya telah surut. Di dua kelas tersebut nampak semua kursi disimpan di atas meja. Dua kelas lainnya nampak masih tergenang dengan kursi yang masih tersimpan sesuai dengan posisinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guru PAI sekaligus operator di SDN GBI , Sujana mengatakan banjir kerap terjadi sejak beberapa tahun yang lalu. Sehingga sekolah SDN GBI terbiasa kebanjiran.
"Sebetulnya (banjir) sudah lama juga sejak tahun 2017, tapi sebelumnya juga sudah banjir kayak gini," ujar Sujana saat ditemui detikJabar.
Menurutnya jika curah hujan di wilayah tersebut tinggi, maka beberapa ruangan di sekolah sudah dipastikan terendam. Padahal kata dia pihak sekolah telah melakukan pengurugan supaya bangunan sekolah lebih tinggi datarannya.
"Tapi emang tanahnya ini dataran rendah, lagian drainasenya juga sudah tidak terawat, terus udah beberapa kali diperbaiki. Itu juga kan yang di depan juga sedang di perbaiki, tapi karena curah hujannya tinggi akhirnya (air) bisa naik ke sekolah," katanya.
Sujana menyebutkan banjir merendam beberapa ruangan kelas di SDN GBI. Bahkan sebelum diurug, banjir bisa sampai semua ruangan sekolah.
"(Sekarang) ada 4 kelas (terdampak). Ini juga ruang guru dulu sama dengan yang kelas kena banjir, cuma sudah sempat ditinggikan sama kepala sekolah sebelumnya, jadi cukup aman, yang itu (kelas) belum sempet, cuma dibenteng aja," ucapnya.
"Ini lapangan sebelum dipaving blok si banjir itu masuk ke sini, kalau hujannya besar juga bisa sampai ke ruang guru dan ruang kepala sekolah. Jadi yang sebelah sana (kelas yang terkena banjir) belum ditinggikan, jadi sebelah situ yang parahnya," tambahnya.
![]() |
Banjir tersebut tidak hanya menimpa SDN GBI, beberapa pemukiman warga pun terdampak. Namun menurutnya yang paling sering terendam adalah wilayah di dekat sekolah.
"Ya betul banjir juga merendam komplek warga, jadi yang paling parah itu di sekitar sekolah," tuturnya.
Menurutnya debit air banjir tersebut saat ini telah mulai surut. Tapi jika hujan datang dipastikan debit air naik kembali.
"Ya betul sekarang sudah agak surut, cuma kan kalau masuk musim penghujan kayak gini ya mau nggak mau pasti banjir karena datarannya rendah. Kalau ketinggian paling parah sekitar 10-20 cm," kata Sujana.
Sujana menuturkan sebenarnya banjir di wilayah tersebut cepat surut. Tetapi tidak untuk empat kelas yang terdampak bangunan kelas tersebut.
"Sebetulnya gini, 30 menit hujan pasti banjir begitu hujan reda langsung surut, jadi termasuk cepet. Kecuali yang 4 kelas tadi, kalau sudah tergenang ke kelas karena datarannya rendah sulit," bebernya.
Empat kelas yang tergenang tersebut merupakan ruangan kelas yang selalu dipakai untuk siswa kelas 1 dan 2. Bahkan sebelumnya ada kelas 3 yang menempati ruangan tersebut.
"Itu di kelas 1 dan 2, dulu ada kelas 3 karena dipindahkan ke yang jajaran sini," ucap Sujana.
Dengan adanya banjir tersebut, Sujana menjelaskan saat ini sebanyak ratusan siswa belajar secara online. Pasalnya akses menuju sekolah pun turut tergenang oleh banjir.
"Di sini ada 658 siswa. Kalau aktifitas itu kalau banjir kita lihat situasinya kayak gimana, tapi kalau tidak memungkinkan kita dipulangkan, itu kalau sudah parah. Tapi kalau kondisinya masih memungkinkan ya kita pakai dan teruskan. Tapi yang sekarang kita online kan," kata Sujana.
Sujana berharap sekolah tersebut bisa berkativitas normal tidak terkendala banjir. Sehingga pembelajaran siswa tidak terganggu. "Pengennya sekolah itu bisa normal, aktifitasnya bisa berlangsung normal terutama pembelajaran," jelas Sujana.
Pihaknya mengaku saat ini telah melakukan penanganan secara mandiri. Tapi banjir kerap terjadi dikarenakan sekolah tersebut berdekatan dengan sungai-sungai kecil dan sawah.
"Ini kan dikepung oleh sungai-sungai kecil. Kalau upaya kami sudah ditinggikan, sudah diurug," tuturnya.
Baca juga: Ngeri! Pasar Baru Indramayu Rawan Ambruk |
Dia menambahkan telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan dinas. Tetapi hingga saat ini belum ada respons terkait banjir tersebut.
"Harapannya pemerintah responsif dengan keadaan banjir ini, agar proses pembelajaran bisa lebih kondusif," pungkasnya.
(orb/orb)