Sungai di Sukabumi hingga Cianjur Kritis, Tercemar Sampah dan Limbah

Sungai di Sukabumi hingga Cianjur Kritis, Tercemar Sampah dan Limbah

Siti Fatimah - detikJabar
Selasa, 01 Nov 2022 14:30 WIB
Bersih-bersih sungai di Sukabumi.
Bersih-bersih sungai di Sukabumi (Siti Fatimah/detikJabar).
Sukabumi -

Kasi Sundawapan UPTD Cisadea-Cibareno Dinas SDA Provinsi Jabar Ana Purnama Sari mengungkapkan kondisi sungai di wilayah Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur dalam kondisi kritis. Persoalan mengenai sampah, limbah dan pemukiman di bantaran sungai masih menjadi masalah penyebab banjir.

"Kondisinya sungai di kita itu cukup kritis karena memang dari sisi debit air tinggi terus penanganan-penanganan sungainya masih belum maksimal. Permasalahan utama di kita itu masalah sampah, banyak limbah ditambah bangunan liar di sepanjang sungai," kata Ana di Teras Cipelang, Karang Tengah, Kota Sukabumi, Selasa (1/11/2022).

Ana tak memiliki data detail terkait pemukiman yang menempati bantaran sungai. Akan tetapi, apabila dilakukan penyisiran sungai maka banyak ditemukan pelanggaran-pelanggaran yang menjadi faktor terjadinya banjir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kita sisir banyak pelanggaran-pelanggaran. Itu salah satunya yang menjadi pemicu banjir untuk saat ini. Limbah apalagi, biasanya yang melakukan penindakan dari Satpol PP Jabar atau Polda Jabar," katanya.

Lebih lanjut, jumlah sungai besar yang ada di bawah pengawasan UPTD Cisadea Cibareo berjumlah 147 aliran sungai dengan ribuan anak sungai. Jumlah yang begitu besar dengan SDM yang minim menjadi penghambat dalam penanganan sungai.

ADVERTISEMENT

"Jadi tidak bisa hanya PSDA saja karena memang ini (masalah) konflik. Kita biasanya melakukan sosialisasi dengan menghidupkan TKSDA (Tim Koordinasi Sumber Daya Air) itu kita bangun, kita undang dari berbagai lapisan masyarakat dalam satu forum, nanti kita diskusikan langkah-langkahnya seperti apa," ucapnya.

Salah satu upaya untuk mengurangi banjir yaitu dengan menyadarkan masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai serta melakukan normalisasi sungai. Kendalanya, kata dia, normalisasi sungai tidak bisa dilakukan serta merta saat banjir terjadi, perlu kajian dan anggaran yang cukup besar.

"Biasanya kita adakan normalisasi, ketika itu sudah pada titik rawan yang sangat tinggi contohnya saat ini Sungai Cisuda, mudah-mudahan di 2023 kita ada anggaran untuk normalisasi supaya menekan banjir di wilayah tersebut," ungkapnya.

"Normalisasi sungai itu tentatif, sesuai kebutuhan, jadi tidak semua sungai harus dinormalisasi karena normalisasi secara aturan itu sama dengan memindahkan banjir dari hulu ke hilir. Harus ada kajian dulu, kita kaji berapa kedalaman yang harus kita keruk, nanti material dibuang kemana, jadi tidak sesederhana itu untuk penanganan sungai," jelas Ana.

Pemkot Sukabumi Lakukan Bersih-bersih Kali

Pemerintah Kota Sukabumi melalui Dinas Lingkungan Hidup melakukan aksi bersih-bersih kali bertajuk 'Go Clean Our River.' Para SKPD, relawan dan aktivis lingkungan berkumpul di Teras Cipelang untuk membersihkan sampah di aliran sungai itu

Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan, program membersihkan aliran sungai itu sudah lebih dulu digulirkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup sejak tahun 1989. Tujuannya untuk mensterilkan sungai dari sampah dan limbah yang kemudian menjadi kegiatan resmi sejak tahun 1995.

"Hari ini kami Pemkot Sukabumi akan melaksanakan gerakan edukasi kepada masyarakat, sosialisasi kepada masyarakat, sekaligus melibatkan berbagai pihak atau komponen pecinta lingkungan hidup. Harapannya masyarakat menjaga lingkungan sehingga lingkungan ini menjadi berkah, bukan menjadi musibah bagi masyarakat," kata Fahmi.

Di wilayah Kota Sukabumi sendiri terdapat tiga aliran sungai utama. Sungai Cipelang itu menjadi salah satu fokus penanganan sterilisasi sampah di akhir tahun 2022.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads