30 Tragedi Kerumunan Paling Mematikan di Dunia, Terbaru Itaewon!

Tim detikHealth - detikJabar
Minggu, 30 Okt 2022 17:00 WIB
Tragedi Itaewon (Foto: REUTERS/YONHAP)
Bandung -

Tragedi malam Halloween di Itaewon, Korea Selatan menjadi tragedi besar yang terjadi di akhir Oktober 2022. 151 orang dinyatakan meninggal dunia dalam perayaan tersebut.

Kerumunan yang membuat orang berdesak-desakan hingga meninggal dunia, sudah beberapa kali terjadi di lini masa dunia ini. Dikutip dari detikHealth yang mengutip AP News, berikut tragedi kerumunan yang paling mematikan di dunia.

3 Desember 1979

11 orang tewas saat ribuan penggemar bergegas untuk menghadiri konser The Who di Riverfront Coliseum di Cincinnati.

20 Januari 1980

Sebuah stadion kayu berlantai empat runtuh pada adu banteng di Sincelejo, Kolombia, menewaskan sekitar 200 penonton.

20 Oktober 1982

66 orang tewas saat penonton meninggalkan pertandingan Piala UEFA antara Spartak Moscow dan Haarlem, dari Belanda, di Stadion Luzhniki, Moskow.

28 Mei 1985

39 orang tewas dalam kekerasan penggemar di final Piala Eropa 1985 antara Liverpool dan Juventus di Stadion Heysel, Brussels.

13 Maret 1988

Badai es terjadi saat 30 ribu orang menonton pertandingan Nepal melawan Bangladesh. Setidaknya ada 93 orang tewas dan 100 orang lainnya terluka saat penggemar berusaha melarikan diri dari hujan es.

15 April 1989

Musibah yang fatal itu terjadi pada pertandingan yang diadakan di Stadion Hillsborough di Sheffield ketika kerumunan massa merangsek penggemar yang memadati penghalang di tribun yang dialokasikan untuk pendukung Liverpool.

Banyak korban yang tewas saat berdiri dan lapangan sepakbola seketika menjadi rumah sakit darurat. Dengan total 97 korban jiwa dan 766 cedera, tragedi Hillsborough menjadi kasus terburuk dalam sejarah olahraga Inggris.

2 Juli 1990

Sekitar 1.426 jemaah dilaporkan meninggal dunia akibat berdesak-desakan dan saling injak di terowongan Haratul Lisan, Mina.

Momen menyedihkan itu diduga kuat terjadi karena jemaah, baik yang akan pergi melempar jumrah maupun yang pulang, berebutan dari dua arah untuk memasuki satu-satunya terowongan yang menghubungkan tempat jumrah dan Haratul Lisan. Dalam kondisi minim oksigen dan panik, mereka saling injak.




(yum/yum)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork