Konflik ular dengan manusia kerap terjadi di berbagai wilayah di Jawa Barat (Jabar). Ada yang meneror warga dengan memangsa hewan ternak, namun tak sedikit konflik itu yang akhirnya berujung hilangnya nyawa.
Lantas, apa saja kasus konflik ular dengan manusia yang sempat terjadi di Jabar? Berikut ini rangkumannya:
Pemuda Bojongsoang Bandung Tewas Dipatuk King Kobra Peliharaan
Tragedi ini terjadi pada pertengahan Desember 2017 silam. Seorang pemuda bernama Syahril Sultan Natshir, pemuda asal Bojongsoang, Kabupaten Bandung, tewas setelah dipatuk ular king kobra peliharaannya sendiri.
Semuanya bermula saat korban sedang memandikan ular king kobra itu di garasi rumahnya. Namun kemudian, korban diduga hendak mengabadikan momen itu lewat ponselnya hingga gigitan hewan melata tersebut tak terhindarkan.
Korban mengalami luka di tangan sebelah kiri. Setelah sempat diantar ke rumah sakit untuk mendapat perawatan intensif, nyawa korban tak bisa diselamatkan dan akhirnya meninggal dunia akibat king kobra peliharaannya.
Jana Tewas Dililit Ular Sanca
Dua tahun setelahnya, tepatnya pada 2019, kasus serupa menimpa seorang pria asal Kutawaringin, Kabupaten Bandung bernama Jana. Ia tewas setelah dililit ular sanca peliharaannya yang sedang ia mandikan.
Jasad Jana yang terbujur kaku ditemukan oleh anaknya ketika berada di jamban. Padahal, ular sanca tersebut sudah dirawat korban sejak kecil hingga berukuran sepanjang 3 meter dengan bobot 17 kg.
Setelah tragedi mematikan itu, warga sekitar kemudian sepakat untuk mengeksekusi ular sanca peliharaan korban. Ular itu kemudian diburu dan dieksekusi supaya tidak terjadi kasus serupa di masa yang akan datang.
Pemuda Tewas Dipatuk King Kobra Saat Atraksi
Masih di tahun yang sama, empat bulan setelahnya, kejadian mematikan akibat ular kembali terulang. Seorang pemuda berinsial AT, tewas dipatuk ular king kobra saat atraksi di kawasan Gedung Sabilulungan, Kabupaten Bandung.
Saat kejadian itu, AT sempat dibawa ke RSUD Soreang dan dirujuk ke RSHS Bandung untuk mendapat pertolongan. Sayangnya, pada sore harinya, korban menghebuskan napas terakhir akibat bisa mematikan yang sudah menjalar di tubuhnya.
Satpam IPB Sukabumi Digigit Ular Sanca
Selanjutnya, pada awal September 2022, seorang satpam Institut Pertanian Bogor (IPB) Sukabumi bernama Deni, sempat mengalami kejadian dengan ular. Dia dipatuk ular sanca sepanjang 2,5 meter dan untungnya nyawanya masih bisa diselamatkan.
Ular tersebut tadinya hendak dievakuasi setelah masuk ke area kampus. Namun saat mau ditangkap, hewan melata dengan bobot 10 kilogram ini malah menyerang dan mematuk ibu jari korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Asisten Panji Petualang Tewas Digigit Baby King Kobra
Kabar memilukan setelah itu dialami Alprih Priyono (26) pada Desember 2022. Pemuda asal Gunung Puyuh, Kota Sukabumi, yang merupakan mantan asisten Panji Petualang, itu tewas setelah digigit bayi king kobra.
Aprih saat itu bermaksud untuk me-rescue bayi ular king kobra di Gang Lipur, Kota Sukabumi. Aprih sempat dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya kemudian tak bisa diselamatkan.
Pawang Ular di Sumedang Tewas Tewas Dipatuk King Kobra Saat Atraksi
Nasib memilukan selanjutnya dialami seorang pawang ular di di Desa Cisarua, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang bernama Rosandi Maulana (63) atau dikenal juga dengan julukan Bah Kobra. Ia tewas setelah dipatuk king kobra saat mempertunjukkan seni ular dalam sebuah acara peringatan HUT ke-78 RI.
Peristiwa itu terjadi di Desa Bantarmara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang pada Jumat (18/8/2023) malam. Rosandi terkena gigitan di bagian lengan kiri saat pertunjukan sedang berlangsung.
Ular king kobra yang mematuk Rosandi memiliki panjang sekitar 3,5 meter dengan bobot 8 kilogram. Setelah dipatuk, korban sempat dirawat RSUD Sumedang, namun nyawanya tak terselamatkan.
Santri Disabilitas Netra di Cianjur Tewas Usai Digigit Ular Berbisa
Kemudian, nasib memilukan turut dialami Deni (22), santri penyandang disabilitas di Pondok Pesantren Disabilitas Bina Insan Mulia Cianjur (BIMCI). Ia meninggal dunia setelah digigit ular berbisa.
Peristiwa mematikan itu terjadi pada 30 Maret 2024 malam. Korban tadinya hendak kembali ke kemar tidurnya usai mengikuti berbagai kegiatan. Namun saat duduk, tiba-tiba tangannya digigit oleh seekor ular.
Korban sempat berteriak kesakitan. Setelah itu ia dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan. Nahasnya, setelah dua hari, nyawa korban tak bisa diselamatkan.
Balita di Sukabumi Tewas Digigit Ular Weling Saat Tidur
Selajutnya, ada kasus memilukan yang terjadi di Jalan Ciaul Pasir, Kampung Subangkulon, Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi pada 12 Mei 2024 yang lalu. Seorang bocah perempuan berusia 3,5 tahun tewas setelah digigit ular jenis weling.
Ular bercorak hitam putih itu ditemukan keluarga berada di sela-sela kasur lantai dan dinding. Setelah digigit siu lar, korban sempat mengeluh sakit di bagian kaki, perut hingga muntah-muntah.
Korban sempat dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan. Namun kemudian, karena bisa yang mematikan, nyawanya akhirnya tak bisa diselamatkan.
2 Warga Banjar Selamat dari Teror Serangan King Kobra
Berikutnya, ada cerita dari dua warga Kota Banjar, Jawa Barat (Jabar) bernama Fajar dan Gilang. Keduanya selamat dari serangan ular king kobra meski harus dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami gejala muntah, lemas, dan perut sakit setelah terkena semburan bisa ular.
Insiden ini terjadi pada 4 Oktober 2024 yang lalu. Ular king kobra itu ditemukan berada di belakang dapur warung warga. Fajar dan Gilang tadinya mencoba menangkapnya setelah mengira hewan itu adalah ular sanca kembang.
Ulang king kobra itu memang berhasil ditangkap. Namun setelah itu, ular tersebut sempat menyemburkan bisa hingga mengenai tangan kedua warga tersebut. Akhirnya ular sepanjang 3,5 meter ini dievakuasi petugas Damkar Kota Banjar.
Petani Sukabumi Tewas Usai Duel dengan King Kobra
Terakhir, ada konflik memilukan satwa dengan manusia yang menimpa seorang petani di Kabupaten Sukabumi bernama Abah Ocang (70). Ocang tewas usai berduel dengan ular king kobra di Kampung Cipetir, Desa Cidadap, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi.
Ocang ditemukan tewas pada Senin (6/10) pagi di dalam rumahnya. Di rumah itu lah ada seekor ular king kobra sepanjang empat meter yang sudah mati dan menunjukkan perlawanan korban untuk mempertahankan diri.
Peristiwanya bermula saat Ocang tengah seorang diri di rumah. Rumahnya yang terletak cukup terpencil, dikelilingi kebun karet dan jauh dari permukiman warga lain, membuatnya tak mendapat pertolongan saat diserang.
Dari hasil pemeriksaan di lokasi, ular king cobra itu diduga menyelinap masuk dari arah dapur rumah dan secara agresif menyerang korban. Serangan cepat ular mematuk kaki kanan Ocang. Namun warga lanjut usia itu tidak menyerah begitu saja. Ia diduga melawan dengan alat seadanya.
Jejak pertarungan terlihat jelas. Perabot rumah berantakan, tanah di sekitar dapur bergurat bekas geseran keras. Ular ditemukan tewas di lokasi dengan kepala tertancap tongkat kayu, tanda perlawanan terakhir sang petani.
Dalam kondisi terluka parah dan racun yang mulai bereaksi, Ocang diduga masih sempat berusaha mencari pertolongan. Ia keluar dari rumah dan berjalan menuju jalur setapak menuju rumah warga. Namun upayanya gagal.
Tubuhnya yang lemah tak mampu lagi menahan racun yang menyebar cepat di pembuluh darah. Ia akhirnya tersungkur dan meninggal dunia di jalan setapak, tak jauh dari rumahnya.
Tim gabungan dari Pemerintah Kecamatan Cidadap, Polsek, dan Puskesmas Cidadap telah melakukan olah tempat kejadian perkara serta pemeriksaan jenazah. Pemerintah desa pun telah melakukan koordinasi untuk membantu keluarga korban.