Pedagang tahu dan tempe di pasar tradisional Kota Cimahi akan ikut ambil bagian dalam aksi mogok produksi yang dilakukan pada perajin tahu dan tempe di Jawa Barat.
Meski aksi mogok sudah dimulai sejak Jumat (28/10/2022) sampai Senin (31/10/2022), namun, pasokan tahu dan tempe baru akan menghilang dari pasaran mulai Sabtu (29/10/2022) karena masih ada sisa stok hari sebelumnya.
Ramdani (45) seorang pedagang tahu dan tempe di Pasar Atas Baru, Kota Cimahi mengatakan selama tiga hari sejak Sabtu, ia tidak akan menerima pasokan tahu dan tempe dari perajin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiga hari dari Sabtu sampai hari Senin tidak akan jualan dulu karena kan perajin mogok produksi, jadi nggak akan ada suplai," ujar Ramdani saat ditemui di Pasar Atas Baru Cimahi, Jumat (28/10/2022).
Ramdani mengatakan tiga hari tak berjualan bakal berdampak signifikan terhadap penghasilannya. Jika diestimasikan, ia bakal kehilangan keuntungan hingga Rp 6 juta selama tiga hari.
"Sehari omzet itu sekitar Rp 1,5 juta, ga tinggal dikali tiga saja kerugian nggak jualan tiga hari," kata Ramdani.
Pedagang tahu dan tempe lainnya, Uje (32), mengatakan saat ini harga per bungkus tahu isi 10 yang biasanya dijual Rp 5.000, naik menjadi Rp 5.500. Kemudian harga satu papan tempe yang sebelumnya dijual Rp 7.500, kini dijual seharga Rp 8.000.
"Sudah mulai naik, tapi naiknya juga nggak terlalu tinggi. Tahu sebungkusnya cuma naik Rp 500, tahu juga cuma Rp 500 sampai Rp 1.000 per papan," ungkap Uje.
Imbas kenaikan harga kedelai berdampak pada harga jual tahu dan tempe, membuat Uje mengalami penurunan pendapatan secara signifikan. Untuk itu ia sepakat menaikkan harga jual tahu dan tempe.
"Ya berpengaruh ke pendapatan. Sehari itu keuntungan bersih berkisar Rp 500 ribu, sekarang ya agak turun mungkin sekitar Rp 300 ribu sehari. Kalau nggak naik ya sulit juga, karena kan dari Cibuntunya juga sudah naik," kata Uje.
(iqk/iqk)