Kisah Pemuda Cimahi Sulap Kawasan Semrawut Jadi Berwarna

Kisah Pemuda Cimahi Sulap Kawasan Semrawut Jadi Berwarna

Whisnu Pradana - detikJabar
Sabtu, 29 Okt 2022 06:30 WIB
Mural di gang sempit Cimahi
Mural di Cimahi (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Cimahi -

Kepedulian Ivan Effendi pada lingkungan tempatnya lahir dan tumbuh besar tak perlu disangsikan lagi. Ia rela melakukan segala cara mengubah agar stigma negatif yang muncul dari tempatnya tinggal sampai saat ini.

Tokoh pemuda asal Gang H Martobi, Jalan Raya Cimindi, RT 01/17, Kelurahan Cibeureum, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi itu memegang peran amat vital bagi transformasi kawasan yang terkenal akan kesemrawutannya itu.

Tak cuma itu, lingkungan yang berliku dengan tembok-tembok pembatas serupa labirin itu juga tak ramah anak karena banyaknya pemuda yang tenggelam menjadi alkoholik, terjerumus kriminalitas, dan hal negatif lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sampai titik baliknya tiba kala Ivan menginisiasi Kampung Mural Cimindi. Tepatnya pada tahun 2018 lalu, pria 38 tahun itu mengajak beberapa teman sebayanya untuk mencurahkan jiwa seni yang mereka punya dengan menggambar mural di tembok di kawasan tempat tinggalnya.

Perjuangan Ivan tak mudah, kendala pertama muncul saat mereka tak punya modal. Kemudian gagasan untuk patungan pun tercetus. Semua dilakukan demi niatan melahirkan kampung mural berjalan lancar.

ADVERTISEMENT

"Itupun tanpa kuas tanpa cat jadi setiap orang itu patungan Rp 10 ribu, sampai terkumpul Rp 100 ribu. Di situ awal mulanya," ungkap Ivan kepada detikJabar.

Pun demikian dengan media gambar mereka yang tak lain adalah tembok, entah itu tembok rumah warga ataupun tembok benteng pembatas dengan kawasan lainnya. Awalnya tembok yang digambar masih milik pemuda yang terlibat pada gerakan tersebut.

"Mulai dengan satu tembok yang dikorbankan, tembok pemuda juga 'yaudah tembok saya aja yang pertama'. Nah alhamdulillah sekarang masyarakat makin banyak meminta "silakan tembok saya'. Kemudian semakin menyebar luas jadilah se-RW," ucap Ivan.

Sadar pemuda yang terlibat dalam gerakan kampung mural juga tak punya pekerjaan tetap melainkan bermodal rasa peduli dan memiliki pada kampung halaman, mereka mulai mencari cara lain untuk menggalang dana.

"Kemudian mulailah bergerak dengan meminta sumbangan lewat kencleng, ada yang ngamen, uangnya itu semua untuk beli kuas dan cat. Sisanya ya buat ngopi-ngopi dan konsumsi," ujar Ivan.

Tanpa Libatkan Pemerintah

Gerakan yang mereka gagas dan terus gaungkan murni berasal dari kepedulian dan kesadaran mereka sebagai pemuda setempat. Bukan tak mau melibatkan pemerintah, Ivan menyebut lebih tepatnya tak pernah dilirik pemerintah.

"Prinsipnya ingin kokoh di bawah kaki sendiri, karena kita juga diajarkan kalau mengharap ke manusia siap-siaplah menerima kekecewaan. Makanya di sini kita tidak ada ikut campur tangan pemerintah sama sekali gitu," kata Ivan.

Semua modal yang mereka tuangkan menjadi gambar yang menghiasi setiap tembok dan sudut kampung mural, ialah hasil jerih payah pemuda dan swadaya masyarakat setempat setelah mendapati hasil yang tak mengecewakan.

"Awalnya mungkin apa sih corat coret kayak gini, tapi lama kelamaan kan.warga lihat hasilnya. Akhirnya ya mereka sukarela kasih sumbangan, ada uang, barang, makanan, dan dukungan buat kita," tutur Ivan.

Keikhlasan dari setiap gerak tangan dan langkah mereka, membuahkan hasil manis. Beberapa tahun lalu mereka sempat jadi juara mural yang digagas Kemenpora. Kemudian sempat menjadi peserta Gapura Kemerdekaan RI meskipun tak meraih hasil memuaskan.

"Kita bersyukur sekarang khususnya kawasan Cimindi ini dikenal dengan kampung mural. Perjuangan kita selama ini tanpa digaji, tanpa niat cari uang, dipandang sebelah mata ada hasilnya," Ivan.

Ivan boleh disebut sebagai representasi tokoh-tokoh pendahulu yang menggagas lahirnya peristiwa Sumpah Pemuda. Lantaran ia punya dedikasi dan kepedulian tinggi pada lingkungannya tanpa harus bergantung pada peran pihak lain.

"Saya sendiri pada momen Sumpah Pemuda ini mau bilang kalau pemuda tidak identik dengan kriminal, negatif, asal kita bisa mengarahkan ke sisi positif," ucap Ivan.




(dir/dir)


Hide Ads