8 Pasien Ginjal Meninggal, RSHS Minta Kemenkes Datangkan Fomepizole

8 Pasien Ginjal Meninggal, RSHS Minta Kemenkes Datangkan Fomepizole

Wisma Putra - detikJabar
Kamis, 27 Okt 2022 00:30 WIB
Human kidney in hands isolated on blue background
Ilustrasi ginjal (Foto: Getty Images/iStockphoto/pepifoto)
Bandung -

Kementerian Kesehatan akan menyiapkan fomepizole, obat penawar etilen glikol yang didatangkan dari Singapura dan Australia.

Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung meminta Kemenkes agar segera mengirimkan obat penawar gagal ginjal akut itu jika sudah tiba di Indonesia

"Itu baru, kami sampaikan sudah kami minta, tapi belum datang, sudah diminta," kata Plt. Dirut RSHS dr. Yana Akhmad di RSHS Bandung, Rabu (26/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, dari 12 pasien gagal ginjal akut yang pernah dirawat RSHS, 8 di antaranya meninggal dunia dan kini masih ada 1 pasien yang dirawat.

"Kasus kami tinggal 1 ya, 1 dari 12 ya. Paling banyak balita," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Karena fomepizole belum didapatkan RSHS Bandung, Yana menyebut saat ini pihaknya mengimbau lebih kepada pencegahan.

"Pada prinsipnya sudah ada titik terang penyebabnya apa, itu yang harus dicegah, kami men-support atau meminta dokter-dokter kami tidak meresepkan (obat) sirup, mana yang boleh mana yang enggak, itu pencegahan," tuturnya.

"Di satu sisi, kami juga tingkatkan penanganannya ya," katanya menmabahkan.

Disinggung apakah bakal ada ruangan khusus jika kasus ini melonjak, menurut Yana pasien gagal ginjal seperti pasien pada umumnya.

"Kasus gagal ginjal ini umum, tapi ada yang beratnya, ruangannya tidak khusus seperti COVID-19," tuturnya.

"Kami tidak siapkan secara khusus, jadi ruangan umum saja ya, SDM juga sudah kami siapkan ya. Kalaupun harus ada ruangan intensif kami sudah ada," katanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat (Kadinkes Jabar) Nina Susana Dewi mengatakan, 41 kasus gagal ginjal akut ditemukan di Jawa Barat. Belasan di antaranya meninggal dunia.

"Sampai kemarin di Jawa Barat itu kasusnya ada 41, yang meninggal 16," kata Nina di RSHS Bandung, Rabu (26/10/2022).

Nina menyebut, tren kasus gagal ginjal akut di Jabar dalam beberapa waktu terakhir mengalami kenaikan. Ia meminta kepada warga agar tetap waspada.

"Naik, beberapa hari lalu 33, 35, sekarang 41 itu naik. Tetap waspada," ujarnya.

Menurut Nina, kasus gagal ginjal akut ini tersebar di seluruh wilayah di Jabar. "Sebetulnya pasien tersebar rata, malah orang Bandung sendiri hanya 1, tersebar di 27 Kabupaten Kota," tuturnya.

(wip/yum)


Hide Ads