Forum OKI 2022 Dorong Palestina Merdeka Paripurna

Forum OKI 2022 Dorong Palestina Merdeka Paripurna

Rifat Alhamidi - detikJabar
Kamis, 27 Okt 2022 02:30 WIB
Forum Parlemen OKI di Bandung
Forum Parlemen OKI di Bandung (Foto: istimewa)
Bandung -

Konferensi forum parlemen negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) telah selesai diselenggarakan di Kota Bandung, Jawa Barat. Forum ini turut menuangkan beberapa kesepakatan dalam Deklarasi Bandung sebagai komitmen dari hasil pertemuan negara-negara Islam tersebut.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dalam sambutannya, turut membacakan Deklarasi Bandung sebagai hasil kesepakatan forum ini. Ada 7 poin kesepakatan yang dideklarasikan, dan 3 diantaranya berisi tentang komitmen melaksanakan forum parlemen OKI untuk melaksanakan perdamaian dunia, termasuk mendukung secara penuh kemerdekaan Palestina.

Dalam poin pertama, Bamsoet mengatakan kesepakatan usulan MPR RI untuk dibentuknya Forum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Majelis Syuro, Majelis Syuyukh, atau Lembaga Parlemen Sejenis Lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Forum ini nantinya menjadi bagian dari Perhimpunan Parlemen Negara-negara Anggota OKI (PUIC) untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

"Masalah Palestina tetap menjadi isu sentral Forum dan Umat Islam hingga tercapainya kemerdekaan dan hak penentuan nasib sendiri untuk rakyat Palestina serta berdirinya Negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibukotanya sesuai kerangka hukum internasional," kata Bamsoet saat membacakan Deklarasi Bandung sembari didampingi para delegasi parlemen OKI, Rabu (26/10/2022).

ADVERTISEMENT
Forum Parlemen OKI di BandungForum Parlemen OKI di Bandung Foto: istimewa

Untuk mencapai tujuan itu, kata Bamsoet, dibentuklah forum MPR se dunia yang nantinya memiliki kewenangan sesuai masing-masing lembaga. Yang lebih ditekankan adalah konsultasi dan kerja sama untuk mengatasi tantangan dunia yang menjadi kepentingan bersama, seperti masalah kemanusiaan, sumber daya alam, lingkungan hidup, keadilan, peran perempuan, dan generasi muda.

Usai acara penutupan, kepada awak media, Bamsoet mengaku persoalan Palestina menjadi pembahasan yang alot dalam forum itu termasuk dengan permasalahan Yaman. Namun demikian, ia berharap forum ini bisa menjadi wadah konsultasi untuk mencari solusi bersama dari permasalah Palestina negara lain.

"Isu Palestina dan Yaman yang semua negara pasti menghadapi berbagai persoalan. Kita berharap dengan pertemuan yang kita lakukan ini ditemukan titik temu melalui kekuatan tupoksi masing-masing. Supaya MPR negara masing-masing berperan meyakinkan pemerintahnya untuk mencapai perdamaian dunia," tuturnya.

Menurut Bamsoet, komitmen mendukung penuh kemerdekaan Palestina sejalan dengan Komitmen Indonesia sejak Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955. Melalui forum parlemen OKI ini, Bamsoet berharap dukungan Palestina merdeka bisa makin kuat direalisasikan.

"Jadi Palestina satu jalan dengan keputusan forum tadi, sejalan dengan apa yg disampaikan pemerintah Indonesia melalui Presiden Jokowi bahwa Indonesia telah berkomitmen sejak KAA. Hanya tinggal 1 negara yang belum merdeka sepenuhnya yaitu Palestina dan menjadi kewajiban kita semua untuk mendorong kemerdekaan Palestina," tuturnya.

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nurwahid menambahkan, forum MPR se dunia turut menyepakati Dasasila Bandung sebagai spirit rujukan untuk penyelenggaraan forum ini. Meski terjadi perdebatan alot hingga pukul 01.00 WIB dini hari, namun akhirnya ada kesepakatan yang dibangun dari para delegasi MPR negara OKI.

"Forum tadi menyepakati untuk menjadikan spirit Dasasila bandung sebagai rujukan. Dan Alhamdulillah seperti perdebatan sampai jam 1 pagi, kita bisa menyatukan perbedaan menjadi kesepakatan," pungkasnya.

(ral/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads