Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyampaikan pidato kenegaraannya dalam konferensi parlemen negeri Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang dihelat di Gedung Merdeka, Kota Bandung.
Bamsoet turut menyinggung tantangan negara-negara Islam yang masih dihadapkan pada masalah Islamophobia, di tengah iklim demokrasi global.
"Di tengah situasi dunia yang terus berusaha menuju kehidupan yang demokratis, kita masih menghadapi masalah Islamophobia yang masih menyebar. Khususnya bagi yang mengalami trauma akibat terjadinya tindak terorisme serta kekerasan berbasis agama maupun karena ketidakmengertian ajaran Islam yang rahmatan lilalamin," kata Bamsoet, Selasa (25/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal menurut Bamsoet, Islam sejatinya harus menjadi agama yang mengedepankan perdamaian dunia. Untuk itu kata Bamsoet, pada konferensi kali ini, negara-negara Islam harus mengedepankan toleransi dalam beragama dan menghargai keragaman tafsir supaya tidak terjebak pada ekstremisme hingga tindak kekerasan berupa terorisme tersebut.
"Kita membutuhkan visi dan solusi yang dapat menciptakan kerukunan dan kedamaian dalam menjalankan kehidupan keagamaan. Yakni dengan mengedepankan moderasi beragama, menghargai keragaman tafsir, serta tidak terjebak pada ekstremisme, intoleransi, dan tindak kekerasan dalam segala bentuknya," ucapnya.
"Hal ini harus menjadi perhatian kita, agar pemahaman kultural tentang Islam sebagai agama yang rahmatan lilalamin karenanya kompatibel dengan perkembangan dunia modern serta demokrasi, menjadi mudah dipahami dan diterima," katanya.
Pembentukan forum parlemen MPR negara OKI pun menurut Bamsoet, perlu direalisasikan untuk bisa menjadi solusi dari permasalahan global, terutama negara-negara Islam. Bamsoet berharap, meski tidak permanen, forum ini bisa menjadi sarana alternatif untuk mencari solusi dari masalah-masalah di negara Islam.
"Pembentukan forum ini, bila pun tidak permanen akan memberikan keuntungan tersendiri. Karena akan lebih fleksibel dalam menguatkan kebersamaan dan memberikan alternatif solusi di tengah dinamika global yang sedang bergejolak," katanya.
(ral/yum)