Keadaan darurat mungkin saja bisa terjadi. Mengantisipasi kemungkinan itu, PT Pertamina RU VI Balongan Indramayu, membuat isyarat tanda kedaruratan bagi warga sekitar. Jika keadaan itu terjadi sirene akan berbunyi sebanyak 3 kali.
Dalam kegiatan Major Emergency Drill level II, Pertamina RU VI melakukan simulasi penanganan kedaruratan seperti kebocoran tangki akibat sambaran petir. Hal itu bisa menyebabkan kebakaran sehingga perlu peningkatan kapasitas bagi tim pemadam.
Kondisi kedaruratan itu juga berdampak pada masyarakat di sekitar kilang. Warga protes akibat uap dari tumpahan minyak menyebar. Dari simulasi itu, tim medis health RU VI sigap memberikan pertolongan. Serta membunyikan sirene sebagai tanda darurat kepada warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apabila sirene berbunyi 3 menit berhenti 10 detik dan berulang sebanyak tiga kali, itu warga diharapkan berkumpul di master poin yang sudah kita tentukan bersama aparat desa ketika itu, misal di kantor desa atau lapangan terbuka," kata Area Manager Communication, Relation and CSR PT Kilang Pertamina Internasional RU VI Balongan, Imam Rismanto, Rabu (26/10/2022).
Sementara ini, Pertamina telah memasang sirene di tiga titik tersebar di area kilang. Sebagai tanda darurat, sirene terpasang di Blok Wisma Jati, Blok Kosambi dan Desa Majakerta.
"Sirene itu akan kami ulang nanti setiap hari Jumat 3 bulan sekali untuk mengetes fungsi sirene. Seperti yang kami lakukan saat ini di area kilang dan komplek Bumi Patra," kata Imam.
Major Emergency Drill Level II merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman serta skill bagi fungsi-fungsi di RU VI. Mulai dari melatih pemadam kebakaran, tim bantuan dan kesehatan.
Harapannya, masing-masing fungsi di Pertamina lebih meningkatkan kemampuan dalam merespons hal darurat yang berbahaya.
(iqk/iqk)