Konferensi Parlemen Organisasi Kerjasama Islam (OKI) resmi dimulai. Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) turut menyinggung negara Palestina saat menyampaikan sambutannya di hadapan para delegasi parlemen Islam se-dunia.
Mulanya, Bamsoet menyatakan bahwa dipilihnya Bandung sebagai tempat acara itu untuk mengulang kembali spirit dari Konferensi Asia Afrika (KAA) 18-24 April 1955. Hasil konferensi tersebut akhirnya melahirkan Declaration of The Promotion of World Peace and Corporation atau yang lebih dikenal sebagai Dasasila Bandung sebagai upaya perdamaian dunia.
"Spirit Bandung telah menumbuhkan solidaritas negara-negara Asia dan Afrika serta menggalang persatuan dan kerja sama baik dalam menghadapi masalah internasional maupun masalah regional. Serta telah mengubah pandangan dunia tentang hubungan internasional," kata Bamsoet di Gedung Merdeka Bandung, Selasa (25/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
KAA menurut Bamsoet, juga menumbuhkan kekuatan moral negara Asia-Afrika dalam melawan penjajahan saat itu. Meski menurutnya, hingga kini masih ada negara yang belum merdeka dari penjajahan yaitu Palestina.
"Sehingga kemudian lahirlah negara-negara merdeka di benua Asia dan Afrika. Tinggal 1 negara yang belum merdeka secara penuh, yaitu Palestina," tuturnya.
Padahal menurut Bamsoet, digagasnya OKI di Rabat, Maroko pada 1969, awalnya merupakan komitmen negara-negara Islam di dunia untuk melindungi situs Islam terutama yang berada di Masjid Al-Aqsa Palestina. Namun nyatanya, ketegangan dan pertikaian di Palestina, kata Bamsoet, hingga sekarang masih terjadi tanpa adanya penyelesaian.
"Cita-cita OKI telah menyerukan persatuan negara-negara muslim sedunia. Menyerukan komitmennya pada Piagam PBB yang sejalan dengan prinsip memuliakan HAM dan menciptakan perdamaian dunia terutama untuk memberikan perlindungan pada situs-situs suci umat Islam di Masjid Al-Aqsha," ungkapnya.
Untuk itu, kata Bamsoet, berlatar spirit KAA dan pembentukan OKI, MPR RI berinisiatif untuk mengundang pimpinan parlemen negara Islam sedunia pada agenda konferensi di Bandung. Sebab menurutnya, tak hanya persoalan Palestina, dunia saat ini sedang dihadapkan pada masalah krusial yang perlu diselesaikan melalui kesepakatan bersama antar negara.
"Semangat solidaritas yang melahirkan Konferensi Asia-Afrika, dan konferensi pembentukan OKI, kini kembali menemukan relevansinya. Dan itulah antara lain alasan mengapa MPR RI berinisiatif mengundang pada konferensi internasional di Bandung karena saat ini dunia sedang mengalami dinamika yang sangat krusial," ujarnya.
(ral/mso)