Cerita Kapolsek di Purwakarta yang Bangun Pesantren Gratis

Cerita Kapolsek di Purwakarta yang Bangun Pesantren Gratis

Dian Firmansyah - detikJabar
Selasa, 25 Okt 2022 05:00 WIB
Ipda Budiman.
Ipda Budiman (baju putih). (Foto: Dian Firmansyah/detikJabar)
Purwakarta -

Kapolsek Bojong Polres Purwakarta Ipda Budiman melalui perjalanan menarik. Pria yang akra disapa Abah Budiman itu sudah menghadapi berbagai aksi kejahatan.

Sebab ia pernah bertugas di Satuan Reserse Kriminal Bungursari sebelum menjabat Kapolsek Bojong. Tapi di balik profesinya sebagai polisi, ia membangun pesantren gratis bagi anak yatim piatu dan duafa.

Pondok Pesantren Madinah Darul Barokah Lodaya Purwakarta, demikian pondok pesantren yang dibangunnya di Kampung Dangdeur RT 5 RW 2, Desa Dangdeur, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun proses pendirian pondok pesantrennya tak berjalan mulus, pada 2012 sempat ada aksi pengrusakan dari orang tak dikenal lantaran dianggap pesantren yang didirikan Abah Budiman mengajarkan aliran sesat.

Semula, tak ada santri yang mengaji di pesantrennya tersebut. Abah Budiman mengaku dialah santri pertama di pesantrennya itu gegarap cap tempatnya mengajarkan aliran sesat.

ADVERTISEMENT
Ipda Budiman.Ipda Budiman (baju putih). Foto: Dian Firmansyah/detikJabar

Dianggap membawa aliran sesat, hal itu justru menguatkannya untuk membuktikan dan memohon kepada Allah meminta agar tempat itu dijadikan tempat ibadah sekaligus tempat mengaji untuk anak-anak.

"Alhamdulillah dengan doa yang ikhlas, dikabulkan oleh Allah. Santrinya pun mulai ada dengan terlebih dahulu dari lingkungan sekitar dan sampai saat ini banyak dari berbagai daerah," ujar Abah Budiman ditemui di lokasi, Senin (24/10/2022).

Abah Budiman bercerita, saat mendirikan pondok pesantren ini sempat berdiskusi dengan istrinya untuk memutuskan pesantren ini khusus anak yatim piatu. Gayung bersambut, istrinya sepakat dan mendukungnya.

"Saya mulai bangun pesantren ini pada 2010 silam. Awalnya itu saya datang ke wilayah ini dan melaksanakan salat bertemu seorang bapak-bapak dan mengajak saya membangun pesantren. Saya menolak karena saya nggak punya dasar pesantren. Tetapi, jalan Allah akhirnya saya membuat pesantren ini meski awalnya justru nggak ada santrinya," ungkap Abah..

Ia mengaku saat mendirikan Pondok Pesantren terkendala biaya operasional pengelolaan pondok pesantren yang dibangunnya.

"Tapi, saya terkendala biaya. Namun, alhamdulillah saya miliki gaji sebagai anggota polisi yang saya sisihkan untuk makan para santri yang sampai sekarang jumlahnya ada 250 orang yang mayoritasnya yatim dan duafa. Alhamdulillah juga saat ini sudah ada bantuan dari berbagai pihak," ungkapnya.

Tak hanya pondok pesantren, Abah Budiman pun menyebut di lokasi pesantren yang miliki luas area 6.000 meter persegi juga dibangun pula madrasah tsanawiyah dan aliyah.

"Kami sudah berjanji bahwa pesantren ini gratis untuk anak yatim dan duafa. Jadi, tak ada sepeser pun yang dikeluarkan mereka untuk pakaian, makanan, jajan, juga sekolahnya," beber Abah Budiman.

(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads