2 Anak Cimahi-KBB Meninggal Akibat Gagal Ginjal Akut Misterius

2 Anak Cimahi-KBB Meninggal Akibat Gagal Ginjal Akut Misterius

Whisnu Pradana - detikJabar
Jumat, 21 Okt 2022 20:30 WIB
cuci darah
Ilustrasi gagal ginjal (Foto: detikHealth)
Bandung Barat -

Dua anak asal Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat (KBB) terkonfirmasi meninggal karena gagal ginjal akut misterius yang belakangan sedang merebak di Indonesia.

Sebelum dinyatakan meninggal dunia, pasien anak asal Bandung Barat tersebut sempat dirawat di sejumlah rumah sakit hingga akhirnya dirujuk ke RSHS Bandung dengan keluhan batuk dan pilek.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan KBN Nurul Rasyihan mengatakan, anak yang meninggal diduga akibat penyakit gagal ginjal akut misterius itu berusia tujuh tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari hasil penelusuran kita, pasien anak yang masih berusia 7 tahun. Anak tersebut dinyatakan meninggal tanggal 12 September 2022," ungkap Nurul saat dihubungi, Jumat (21/10/2022).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jabar, anak yang meninggal itu merupakan warga Padalarang. Awalnya anak tersebut hanya mengalami sakit telinga disertai batuk dan pilek. Kemudian anak tersebut sempat mengonsumsi obat batu sirup.

ADVERTISEMENT

"Betul ada beberapa obat sirup umum yang diberikan kepada pasien anak itu sesuai dengan gejalanya (batuk dan pilek). Nah akhirnya dugaan konsumsi obat itu memicu gagal ginjal akut," kata Nurul.

Ke­pala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Ci­mahi, Dwihadi Isnalini mengatakan pasien anak asal Cimahi yang terkonfirmasi gagal ginjal akut misterius itu berusia 1 tahun 10 bulan. "Benar, ada pasien anak warga Cimahi yang meninggal, usianya 1 tahun 10 bulan," kata Dwihadi.

Dwihadi mengatakan pasien anak yang teridentifikasi terkena gagal ginjal akut tersebut akhirnya meninggal dunia pada 8 Oktober 2022 setelah mendapatkan perawatan medis.

"Sebelumnya dirawat di RSHS Bandung, kemudian meninggal dunia. Saat ini kami sedang melakukan penelusuran bersama Puskesmas, termasuk obat yang dikonsumsi sebelum sakit," kata Dwihadi.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads