Tempat pemakaman umum (TPU) Cinehel Tasikmalaya merupakan salah satu komplek pemakaman yang cukup besar di Kota Tasikmalaya. Saat ini ada lebih dari 10 ribu jenazah yang bersemayam di TPU tersebut.
"Luas lahan TPU Cinehel adalah 35.670 meter persegi," kata Taryono petugas di TPU Cinehel, Kamis (20/10/2022).
Meski terlihat padat, namun daya tampung TPU ini masih cukup luas. Menurut Taryono masih ada lahan sekitar 1 hektar yang bisa dimanfaatkan atau dijadikan pemakaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masih banyak, ada lahan di sebelah sana seluas 1 hektar. Kondisi TPU juga aman, tidak ada yang longsor atau apa pun kendati cuaca hujan terus," kata Taryono.
Dia yang sudah lebih dari 23 tahun bertugas di TPU Cinehel, mengatakan di TPU Cinehel terdapat makam sejumlah tokoh. Satu yang paling terkenal adalah makam Kapten Naseh.
Kapten Naseh adalah salah seorang pahlawan zaman penjajahan Jepang, yang meninggal pada tahun 1980 silam. Bagi masyarakat Kota Tasikmalaya, mendengar nama Kapten Naseh sudah tak asing. Karena nama sosok pejuang itu dijadikan nama jalan di Kelurahan Panglayungan Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.
"Yang paling terkenal di TPU Cinehel ini ada makam Kapten Naseh, beliau pahlawan yang menurut keluarganya tak mau dimakamkan di taman makam pahlawan," kata Taryono.
Selain itu ada pula makam keluarga leluhur Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. "Kakeknya Pak Gubernur juga dimakamkan di sini. Beberapa kali Pak Gubernur ziarah ke sini," kata Taryono.
Ikhwal leluhur Ridwan Kamil yang dimakamkan di TPU Cinehel dibenarkan oleh Ridwan Kamil sendiri. Pada saat memberikan sambutan di peringatan HUT 21 Kota Tasikmalaya, Senin lalu, Ridwan Kamil sempat membahasnya.
"Kakek saya orang Tasik, beliau dimakamkan di TPU Cinehel. Kalau ziarah saya harus menyeberang rel kereta api," kata Ridwan Kamil.
Terkait operasional TPU Cinehel, Taryono mengatakan selama ini tidak ada kendala. Pihaknya memiliki 7 tim penggali kubur yang siap bertugas kapan saja. Selain itu ada pula tenaga bantuan yang membantu membersihkan komplek pemakaman.
"Kalau retribusi makam sebesar Rp 50 ribu untuk makam dewasa dan Rp 35 ribu untuk makam bayi. Retribusi itu berlaku untuk satu tahun," kata Taryono seraya mengatakan setiap tahun dirinya harus memenuhi target pendapatan retribusi sebesar Rp 125 juta per tahun.
Puluhan tahun bekerja di komplek pemakaman menurut Taryono pihaknya tak hanya sebatas menjalankan kewajiban sebagai ASN. Jauh dari itu dirinya mengaku bersyukur karena banyak pelajaran yang bisa didapat.
"Bekerja di pemakaman itu banyak hikmahnya, paling tidak kita ingat mati terus," kata Taryono.
(mso/mso)