Marak KDRT di Sukabumi, Korban Mayoritas Ibu dan Anak-anak

Marak KDRT di Sukabumi, Korban Mayoritas Ibu dan Anak-anak

Siti Fatimah - detikJabar
Selasa, 11 Okt 2022 16:47 WIB
one caucasian couple man and woman expressing domestic violence in studio silhouette   on white background
ilustrasi kdrt (Foto: Dok. iStock)
Sukabumi -

Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) masih marak terjadi di Kota Sukabumi. Rata-rata korban merupakan seorang ibu dan anak-anak.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang P3A pada Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Wiwi Edhi Yulaviani.

Dia mengatakan, sejak Januari sampai Oktober ada 27 kasus kekerasan, perundungan sekolah hingga pencabulan terhadap perempuan dan anak. Dari total kasus tersebut, tercatat 32 orang yang menjadi korban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, 32 korban tersebut secara rinci merupakan 7 orang anak laki-laki di bawah umur, 14 anak perempuan dan 11 orang wanita dewasa.

"Paling banyak KDRT sampai hari ini ada 10 kasus. Sisanya variasi kasus seperti perundungan di sekolah dan lainnya," kata Wiwi di kantor DP2KBP3A, Kota Sukabumi Selasa (11/10/2022).

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan, kasus KDRT dipicu oleh beberapa hal. Utamanya masalah ekonomi, pendidikan hingga masalah komunikasi antar pasangan. Tren kasus pun disebut meningkat jika dibandingkan tahun lalu.

"Meningkat karena tahun ini ada jalur pelaporan terbuka. Tahun ini ada UPT Perlindungan Perempuan dan Anak dan layanan hotline 08111117545. Lewat saluran itu akan mudah untuk melapor," kata Wiwi.

Wiwi mengungkapkan, tak semua kasus masuk ke meja hijau. Setidaknya hanya 50 persen yang berlanjut ke jalur hukum, sedangkan sisanya diselesaikan secara kekeluargaan.

Menurutnya, upaya pencegahan sudah gencar dilakukan. Akan tetapi, nampaknya kasus kekerasan pada anak dan ibu tersebut masih menjadi PR bagi berbagai pihak.

"Upaya terus kita lakukan, mulai pencegahan sudah dijalankan, pendekatan ke organisasi, serta penyuluhan perlindungan terhadap perempuan dan anak. Namun memang, kita tidak bisa bekerja sendiri dan perlu dukungan berbagai pihak," tutupnya.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads