Viral Rombongan Pengantin Menaiki Rakit Menembus Deras Sungai Sukabumi

Viral Rombongan Pengantin Menaiki Rakit Menembus Deras Sungai Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Senin, 10 Okt 2022 17:38 WIB
Rombongan pengantin di Sukabumi.
Rombongan pengantin di Sukabumi (Foto: Istimewa).
Sukabumi -

Video rombongan pengantin yang akan ngebesan naik rakit viral di media sosial. Video itu juga memperlihatkan antrean rombongan pengantin pria yang menunggu untuk menaiki rakit ke desa tetangga mereka di seberang sungai.

Dalam video itu terlihat seorang pria menceritakan kondisi tersebut. Pria itu diketahui bernama Apung, Kepala Dusun (Kadus) Kampung Cilele, Desa Sirnasari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi.

"Pada hari ini kita ada acara ngabesan Kampung Cilele menuju wilayah (Kecamatan) Jampang Tengah, tidak ada jembatan kita naik rakit. Kepada pemerintah mohon bantuannya karena ini akses jalan aktivitas masyarakat anak-anak sekolah," kata Apung seperti dilihat detikJabar, Senin (10/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat dihubungi, Apung membenarkan soal video tersebut. Ia mengaku video itu dia buat pada Minggu (9/10/2022) kemarin saat mengantar pengantin pria bertemu keluarga pengantin perempuan di desa seberang.

"Nikahan itu hari Minggu, kemarin. Nikahan Erik dan Rosita warga Kampung Jabir, Desa Neglasari, Kecamatan Purabaya. Semua keluarga besan ikut nyebrang pakai rakit karena nggak ada jalan lain, satu-satunya itu. Saya antar besan, keluarga, pas kebetulan saya kepala wilayah atau kaduslah," tutur Apung.

ADVERTISEMENT

Apung membenarkan, kondisi wilayah tersebut tidak ada jembatan. Sementara jarak antar desa bahkan kecamatan titik sungai yang kini tersedia rakit itulah yang paling dekat.

"Kondisi tidak ada jembatan kalau air naik otomatis tidak bisa disebrangi bisa memutar lewat Purabaya, lewat wolayah Ancaen memakan waktu 2,5 jam. Kalau lewat situ 15 menit, seumur saya sekarang 47 tahun belum ada jembatan sementara masyarakat amat membutuhkan jembatan," ungkap dia.

Menurut Apung, kejadian pengantin lewat rakit itu sudah biasa. Bahkan bertahun-tahun lamanya, rakit satu-satunya alat transportasi untuk melintas antar desa dan kecamatan.

"Pernikahan semacam itu ya pakai rakit, dari desa sana maupun desa sini. Kalau air sungai surut bisa dilewati dengan berjalan kaki. Rombongan jinjit-jinjit pilih batu," ujarnya.

Kades Pabuaran, Bangbang Gunawan membenarkan kondisi tidak adanya jembatan di wilayah itu. Bukan hanya pengantin, anak sekolah juga melintas menggunakan rakit setiap harinya. Bahkan ketika surut mereka berjalan kaki melintasi sungai.

"Harapan warga setempat, ingin ada jembatan, itu mah sudah dari dulu, pengajuan sudah sering, mulai dari jaman Belanda kayanya. Itu bukan tidak ada akses lain, ada lewat Purabaya 35 Km, jalannya ke Pabuaran ke Ancaen, Baregbeg, Purabaya mutar lagi," kata Bangbang.

Titik itu dipilih karena jarak terdekat menuju desa dan kecamatan di seberangnya. "Itu paling dekat, nyebrang Cikaso sudah ganti desa, ganti kecamatan, Desa Sirnasari nyebrang sana itu sudah Desa Neglasari Kecamatan Purabaya. Kampung Cilele, Desa Sirnasari Kecamatan Pabuaran nyebrang kesitu Desa Neglasari itu ada kampung Jabir, Nangewer. Jadi kalau nyebrang Cikaso itu bisa ke neglasari bisa ke nangerang Kecamatan Jampang Tengah," ujarnya.

(sya/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads