Suara Tiupan Misterius Teror Petugas Damkar Bandung

Suara Tiupan Misterius Teror Petugas Damkar Bandung

Sudirman Wamad - detikJabar
Sabtu, 08 Okt 2022 08:30 WIB
Kisah Andri Saputra, petugas Damkar Bandung yang diteror penelepon misterius sejak 2016.
Kisah Andri Saputra, petugas Damkar Bandung yang diteror penelepon misterius sejak 2016. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Bandung -

Andri Saputra, petugas Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung tak menyangka saban hari harus menerima teror suara tiupan. Andri salah satu petugas call center 113, atau panggilan darurat untuk pemadam kebakaran.

Saban hari Andri duduk di ruang call center. Selalu siaga. Sebab, ia adalah satu penyalur informasi sekaligus verifikasi kebenarannya sebelum tim pemadam, dan penyelamat mendatangi lokasi kejadian. Suara kepanikan korban, suara pelapor jail, hingga aksi laporan bocah jail di hari libur mewarnai hidup Andri.

Andri selalu menerima laporan jail setiap hari dari nomor yang sama. Laporan jail ini sudah terjadi sejak Andri pertama kali masuk Diskar PB Kota Bandung, yakni 2016. Hingga kini masih berlangsung.

"Nomor itu rutin menelpon ke call center. Hanya meniup telepon, terus menutupnya," ucap Andri seraya mempraktikkan suara tiupan si penelpon jail itu saat berbincang dengan detikJabar, Jumat (7/102022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Interval suara tiupan si jail itu berlangsung sekitar empat detik. Selain itu, si jail tersebut kerap menyambungkan telepon call center 113 ke yang lainnya, seperti 112 dan 119. "Dari 2016, yang saya pantau cuma dia. Ya yang sekarang masih dilakukan," ucap Andri.

Si jail peneror suara tiupan itu saban hari menelpon call center 113 layaknya minum obat resep dokter, ya tiga kali sehari saat pagi, siang dan sore hari. Bahkan, Andri pernah mendapat telepon dari si peneror saat tengah malam. "Ya terus begitu, meniup suara telepon. Pernah juga marah-marah minta pulsa," ucap Andri.

ADVERTISEMENT

"Kalau saya pribadi mah tidak terganggu, karena tugas saya menerima laporan. Tapi, ini kan bisa menghalangi atau mengganggu laporan lain yang masuk. Soalnya dia telepon terus," kata Andri menambahkan.

Lebih dari lima tahun telinga Andri menerima teror suara tiupan. Andri pun hafal tentang pola jail si peneror. Dulu, Andri sempat memblok nomor telepon si peneror agar tak bisa menelpon. Namun, beberapa tahun belakangan ia harus menerimanya terlebih dahulu. Sebab, sistem pengeblokan sedang dimatikan.

"Kalau kita angkat kemudian dia, kita langsung tutup. Kita tahu bedanya penelpon yang benar atau tidak. Ya feel mungkin, karena sudah terbiasa," tutur Andri.

Kena Prank Korban Putus Cinta

Andri adalah bapak satu anak yang bangga berseragam biru-biru. Seragam kemanusiaan yang membesarkannya. Andri memang aktif sebagai relawan kemanusiaan sebelum menjadi petugas Diskar PB Kota Bandung.

Teror dan laporan palsu sudah biasa ia konsumsi. Ya, menjadi risiko bertugas sebagai penerima informasi. Selain teror tiupan, Andri juga pernah menjadi korban prank kebakaran. Laporan prank ini datang dari seseorang yang tengah dirundung kekecewaan, sebab diputus pasangannya. "Waktu itu tahun 2018, cowoknya telepon. Katanya rumah ceweknya kebakaran," kata Andri.

Andri pun langsung memverifikasi kebenaran laporan si cowok patah hati itu. Ia meminta kontak si cewek. Walhasil, saat petugas mengonfirmasi kebenaran laporan tersebut, si cewek menjawab tentang cowok yang melapor sudah menjadi mantannya. Dan, kondisi di rumahnya tak ada kebakaran. "Ya, katanya itu mantan saya. Si mantannya ini ternyata jail," kata Andri seraya tersenyum.

"Anak-anak kecil juga sering kalau akhir pekan. Biasanya mereka telepon, terus ngajak ribut. Ngajak duel bergulat. Ya nggak diladeni," kata Andri menambahkan.

Andri berharap masyarakat lebih sadar dan pintar menggunakan call center. Sehingga, call center bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Selain itu, ia juga berharap masyarakat tak segan untuk melapor terlebih dahulu ke call center, daripada lapor ke media sosial. "Banyak kasusnya, unggah atau posting dulu tapi tidak lapor ke kita," ucap Andri.

(sud/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads