Sebagian wilayah di Kabupaten Majalengka mulai diguyur hujan. Pemkab Majalengka mengingatkan masyarakat potensi bencana alam.
Ancang-ancang menghadapi potensi bencana alam tengah dipersiapkan pemerintah setempat. Pemetaan mitigasi bencana hingga koordinasi dengan lintasan sektor adalah langkah yang akan dilakukan.
"Nanti kita Senin (10/10) akan rapat dengan BPBD dengan yang terkait untuk mengkoordinasikan, termasuk dengan kepolisian untuk antisipasi dua kegiatan itu," kata Bupati Majalengka Karna Sobahi kepada detikJabar, Kamis (6/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bupati Karna mengaku, pihaknya senantiasa mengantisipasi sebelum pergantian musim berlangsung. Pasalnya, menurut dia, Majalengka merupakan zona merah rawan bencana alam.
"Karena kita termasuk daerah rawan bencana. Ketika mengantisipasi dua musim apakah hujan atau kemarau kita selalu mempersiapkan diri. Armada-armada dari BPBD dan Damkar tentu kita siapkan," ujar dia.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca ekstrem akan terjadi sepekan ke depan. Masyarakat diminta waspada terhadap bencana alam seperti banjir, longsor hingga pohon.
"Saat awal musim hujan dihimbau waspada potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, petir, puting beliung, dan lain-lain yang bisa menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, pohon tumbang," kata kata Prakirawan BMKG Stasiun Kertajati Ahmad Faaizyin.
Kendati hujan mulai menguyur Majalengka, BMKG sendiri memprediksi awal musim hujan di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) jatuh pada pertengahan awal bulan ini.
Jumlah curah hujan dengan intensitas 100 sampai 300 milimeter per bulan diprakirakan jatuh pada bulan Oktober. Adapun prakiraan puncak musim hujan di Ciayumajakuning terjadi pada Januari, Februari, Maret 2023.
"Prakiraan awal musim hujan di Cirebon, Majalengka, Kuningan jatuh pada Oktober Dasarian 2, yakin tanggal 11-20 Oktober hingga November Dasarian 1, tanggal 1-20 November," kata dia.
"Sedangkan di wilayah Indramayu jatuh pada Oktober Dasarian 2, yakni tanggal 11-20 Oktober hingga November Dasarian 3, tanggal 21 hingga akhir bulan," jelas dia menambahkan.
Data yang dihimpun detikJabar, ada 25 kecamatan di Majalengka yang berstatus rawan bencana alam. Dari puluhan kecamatan itu rata-rata berstatus rawan bencana longsor. Mayoritas rawan longsor berada di wilayah perbukitan dan pegunungan.
Berikut adalah data 25 kecamatan rawan bencana alam tahun 2022:
1. Argapura: potensi gerakan tanah menengah-tinggi berpotensi banjir bandang aliran/bahan rombakan
2. Bantarujeg: potensi gerakan tanah menengah-tinggi
3. Cikijing: potensi gerakan tanah menengah-tinggi
4. Cingambul: potensi gerakan tanah menengah-tinggi
5. Dawuan: potensi gerakan tanah menengah
6. Jatiwangi: potensi gerakan tanah menengah
7. Kadipaten: potensi gerakan tanah menengah-tinggi
8. Kasokandel: potensi gerakan tanah menengah-tinggi
9. Kertajati: potensi gerakan tanah menengah
10. Lemahsugih: potensi gerakan tanah menengah-tinggi
11. Leuwimunding: potensi gerakan tanah menengah-tinggi
Baca juga: Nestapa di Priangan Timur |
12. Ligung: potensi gerakan tanah menengah
13. Maja: potensi gerakan tanah menengah-tinggi
14. Majalengka: potensi gerakan tanah menengah-tinggi
15. Malausma: potensi gerakan tanah menengah-tinggi
16. Palasah: potensi gerakan tanah menengah
17. Panyingkiran: potensi gerakan tanah menengah-tinggi
18. Pembantu Banjaran: potensi gerakan tanah menengah-tinggi
19. Pembantu Cigasong: potensi gerakan tanah menengah-tinggi
20. Rajagaluh: potensi gerakan tanah menengah-tinggi
21. Sindang: potensi gerakan tanah menengah-tinggi
22. Sindangwangi: potensi gerakan tanah menengah-tinggi berpotensi banjir bandang aliran/bahan rombakan
23. Sukahaji: potensi gerakan tanah menengah-tinggi
24. Sumberjaya: potensi gerakan tanah menengah
25. Talaga: potensi gerakan tanah menengah-tinggi
(dir/dir)