Bangunan tua memang kerap menyimpan sisi mistis dan banyak memiliki kisah horor. Begitu pun di Gedung Dewan Kesenian Cianjur yang berada di Jalan Suroso tepatnya di seberang Alun-alun Cianjur.
Gedung dua lantai dengan tembok yang dominan berwarna putih ini menjadi tempat bagi sejumlah lembaga, mulai dari Dewan Kesenian, Lembaga Kesenian, dan radio milik pemerintah daerah.
Saat siang hari, gedung ini memang menjadi daya tarik dengan arsitektur zaman dulu yang megah. Berlokasi tepat berada di seberang Alun-alun, gedung ini juga kerap menjadi tempat pertunjukan seni, konser musik, hingga teater.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun saat siang berganti malam, suasana berada dengan aura horor terpancar dari gedung ini. Tak ada lagi keramaian hanya suasana sunyi yang terasa di setiap ruangan.
Ada beberapa orang yang masih memberanikan untuk menetap di dalam gedung ini, mulai dari Aki Dadan sang Maestro Mamaos Cianjuran dan penyiar radio malam.
Sekadar diketahui, Sejarawan Cianjur Hendi Jo mengatakan Gedung DKC dibangun pada sekitar tahun 1950-an. Gedung tersebut dibangun etnis Tionghoa di Cianjur untuk sarana pendidikan.
"Awalnya digunakan untuk sarana pendidikan keturunan Tionghoa di Cianjur. Karena dulu di sepanjang Jalan HOS Cokroaminoto dan Mangunsarkoro itu kawasan pecinan, makanya dibuat sekolah di Jalan Suroso yang kini jadi Gedung DKC dan di Jalan Moch Ali yang kini jadi Gedung Wisma Karya," ucapnya, belum lama ini.
Namun pasca G30S/PKI, gedung itupun diambil alih dan dijadikan markas KAMI (kelompok Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) serta KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia).
Seiring perjalanan waktu, gedung itupun digunakan untuk kantor pemerintahan hingga akhirnya jadi Gedung Dewan Kesenian Cianjur dengan LKC dan Radio Pemda Cianjur di dalamnya.
Di balik kemegahannya, gedung DKC kerap menunjukkan sisi horornya. Bahkan pegawai radio hingga penjaga seringkali diganggu dan melihat sosok penunggu.
Gin Ginanjar, pegawai radio di komplek Gedung DKC, mengaku seringkali mendapat gangguan dari sosok makhluk halus saat bekerja, terlebih ketika menjelang malam hari.
"Pernah saat rekaman, sekitar pukul 18.30 Wib. Begitu masuk studio, lampu tiba-tiba mati nyala terus. Karena kesal, saya teriak saya kerja jangan ganggu. Tidak lama lampu langsung menyala normal," kata dia.
"Pernah juga ketika sedang kumpul pegawai dan penjaga, terdengar ada suara langkah di tangga. Karena kan posisi studio radio di lantai dua. Tapi tiba-tiba suara langkahnya hilang, begitu dicek ternyata tak ada orang. Padahal semuanya dengan ada suara langkah seperti ada yang mau naik ke studio," ucapnya.
(mso/mso)