Remang-remang di Kota Kembang

212 Tahun Bandung

Remang-remang di Kota Kembang

Sudirman Wamad - detikJabar
Sabtu, 24 Sep 2022 11:09 WIB
Suasana malam di Tamansari Bandung.
Suasana malam di Kota Bandung (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Bandung -

Kota Bandung akan menginjak usia 212 tahun. Bandung yang dulunya dianggap sebagai tempat pembuangan dan penghasil kopi, kini menjelma sebagai metropolitan.

Makin tua memang usai Bandung. Makin banyak pula masalah yang dihadapi Kota Bandung. Bandung juga menjadi primadona atau surganya para pelancong. Namun, di sisi lain, Bandung terkenal dengan kota yang minim penerangan jalan umum (PJU). Istilah 'Bandung Poek' sempat ramai.

Namun, wakil rakyat di Kota Kembang itu menepis istilah Bandung poek atau gelap. Wakil rakyat lebih sepakat menyebut Kota Kembang ini remang-remang. Sebab, tak sedikit jalanan di Bandung yang tak ada PJU, atau ada PJU namun tak menyala. Kondisi ruas jalan yang gelap itu beberapa di antaranya, Jalan Taman Sari, kemudian di Cipaganti, Sumbawa, Sukabumi dan lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau pulang kerja ada yang jadwalnya sekitar jam 21.00 WIB lebih. Kalau gelap pasti, ada khawatir juga ya," kata Hendra (40) yang bekerja di salah satu perguruan tinggi di Kota Bandung itu saat ditemui detikJabar di Jalan Babakan Siliwangi belum lama ini.

Hendra juga menceritakan Babakan Siliwangi sepi saat malam hari. Bahkan, lanjut dia, dikenal sebagai rawan. "Saya juga lewat Cipaganti, sama sepinya dan gelap juga," kata Hendra.

ADVERTISEMENT

Warga lainnya, Kinan (20) mengaku kesal dengan kondisi jalanan di Bandung saat malam hari. Kinan mengaku selalu khawatir saat berkendara. "Ya jadi malas bawa kendaraan saat malam hari. Harapannya bisa lebih teranglah," ucap Kinan.

Remang-remang

Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan menolak sebutan Bandung poek atau gelap. Namun, Tedy mengamini kondisi Bandung remang-remang. Tedy tak menampik persoalan PJU dan jalan lingkungan (PJL) harus menjadi perhatian serius Pemkot Bandung. Kejadian kejahatan di malam hari menjadi hal yang harus diminimalisir.

Tedy juga menilai kejahatan di Kota Bandung mengalami penurunan. Menurut data BPS, pada tahun 2020 total kejahatan di Kota Bandung terjadi sebanyak 3.351 kasus. Sedangkan di tahun 2021 mencapai 2.418 kasus.

"Kejahatan di jalan umum pada 2020 kan 879 kasus. Tahun 2021, (kejahatan) di jalan umum 785 kasus. Dilihat data seperti itu, ada tren penurunan," kata Tedy kepada derikJabar, Jumat (2/9/2022).

"Saya sudah turun ke lapangan terkait dengan Bandung poek yang kemarin ramai. Kalau menurut saya, Bandung remang-remang," ucap Tedy.

Lebih lanjut, Tedy juga menjelaskan lima faktor yang menyebabkan persoalan Bandung poek muncul. Pertama, ia mengaku jumlah PJU dan PJL di Kota Bandung masih kurang ideal. Menurut Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, kebutuhan PJU dan PJL masih sekitar 20 ribuan titik.

Kemudian, faktor kedua adalah kinerja tim unit reaksi cepat (URC) yang harus segera mengganti PJU maupun PJL yang rusak. Ketiga, lanjut dia, jarak pemasangan PJU antartitiknya terlalu jauh.

"Makanya saya bilang remang-remang," kata politikus PKS itu.

Tedy juga menyoroti soal penggunaan lampuPJU yang belum LED. Ia mendorong agar lampuPJU diganti dengan LED. MenurutTedy sudah banyak daerah yang telah menggunakan LED. "Kemudian, faktor berikutnya adalah seperti yang ada di wilayah Bandung Utara. Banyak pepohonan, sehingga sinar lampu tertutupideduanan dan ranting. Ini harus ada penangan juga dariURC yang menanganiPJU. Termasuk soal penguatanURC, penambahan SDM," ucapTedy.

Anggaran Bakal Ditambah

Sementara itu, Sekda Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan Pemkot tengah berupaya menjawab soal isu Bandung poek. Pemkot bersama DPRD Kota Bandung tengah membahas penambahan anggaran untuk PJU dan PJL pada APBD perubahan tahun ini.

"Kita dalam rangka menjawab isu Bandung poek, itu PJU kita tambah sekitar APBD-P (perubahan) sekitar Rp 25 miliar. Masih dalam pembahasan," kata Ema di Balai Kota Bandung, Kamis (22/9/2022).

Sementara itu, Kepala Bidang Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan (Dsihub) Kota Bandung, Panji Krismandi mengatakan pihaknya telah menambah anggaran untuk PJU di tahun ini, yakni sejumlah Rp 55 miliar. Nilai tersebut naik dari anggaran tahun 2021 yang mencapai Rp 30 miliar.

"Dengan Bandung Caang masyarakat akan lebih aman dan nyaman dalam melakukan aktivitasnya baik itu ekonomi. Kita anggarkan di tahun 2022 ini untuk PJU mencapai Rp 55 miliar, jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya," kata Panji.

Saat ini, kata Panji di Kota Bandung terdapat 46.000 PJU. Dari jumlah itu, ada sekitar 2.000 PJU yang dalam kondisi tidak menyala. Saat ini kendala yang dialami katanya, adalah banyaknya PJU yang terhalang pohon. Pihaknya telah berkoordinasi dengan DPKP untuk memangkas ranting dan dahan pohon yang menghalangi jangkauan cahaya PJU

Ia mengatakan melalui program Bandung Caang Baranang ini ditargetkan seluruh PJU dapat menyala secara maksimal. "Kita banyak membangun tiang baru untuk mewujudkan Bandung caang. Saat ini kita masih kekurangan 19.000 titik baru. Kita maksimalkan lampu yang ada untuk menyala semua," ujarnya

Selain itu, ia mengatakan, akan secara bertahap mengganti PJU dengan lampu LED yang hemat energi. "Nantinya bertahap ganti dengan LED secara energi lebih rendah, efeknya lebih rendah. Program kompensasi nasional dengan mendukung program hemat energi nasional," kata dia.

Kejahatan Jalanan

Jumlah titik PJU tak ideal, hingga banyaknya aksi pencurian prasarana PJU disebut jadi akibatnya. Kondisi Bandung poek dikeluhkan masyarakat. Sebab, kondisi jalanan yang gelap rawan terhadap kejahatan.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2021 kejadian kriminal di Kota Bandung mencapai 2.418 kasus. Kasus kriminal di Kota Bandung itu tertinggi terjadi pada malam hari, tepatnya pada pukul 18.00 WIB hingga 24.00 WIB, yakni mencapai 1.135 kasus.

Artinya, kejadian kriminal di Kota Bandung selama 2021, hampir 50 persennya terjadi di malam hari. Pada tahun sebelumnya, masih menurut data BPS, kejadian kriminal di malam hari mencapai lebih dari seribuan kasus di Kota Bandung. Pada 2020, kejadian kriminal di malam hari mencapai 1.354 kasus. Angka kriminal pada 2020 mencapai 3.351 kasus.

Warga Bandung tetap harus waspada. Data tersebut membuktikan waktu rawan kejahatan di Kota Bandung terjadi di malam hari.

Sementara itu, data BPS lainnya menyebutkan dari 2.418 kasus kriminal pada 2021, kejadian kriminal terjadi di lingkungan pemukiman dan jalan umum. Di pemukiman mencapai 1.291 kasus. Sedangkan, di jalan umum mencapai 785 kasus.

Pada tahun 2020 juga tertinggi terjadi di lingkungan pemukiman dan jalan umum. Dari 3.351 kasus kriminal, sebanyak 1.762 kasus terjadi di lingkungan pemukiman. Dan, sebanyak 879 kasus kriminal terjadi di jalan umum.

Halaman 2 dari 2
(sud/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads