Pemerintah Kabupaten Garut mengkonfirmasi lebih dari seribu rumah terdampak bencana alam yang terjadi sepanjang Kamis (22/9) malam. Saat ini Garut ditetapkan berstatus darurat bencana.
Wakil Bupati Helmi Budiman mengatakan, berdasarkan hasil pendataan sementara, ada sekitar 1,6 ribu rumah warga yang terdampak bencana alam.
"Ada di lima kecamatan. Paling parah Pameungpeuk, Cisompet, Cibalong, Singajaya dan Banjarwangi," kata Helmi kepada wartawan di Aula Kecamatan Pameungpeuk, Jumat (23/9/2022) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 4 Desa di Garut Diterjang Banjir Bandang! |
Di 5 kecamatan tersebut tak kurang dari 1,6 ribu rumah terdampak. 3 di antaranya rusak parah berada di Kecamatan Pameungpeuk dan Cisompet.
"Yang mengalami kerusakan masih diinventarisir, tapi diperkirakan yang rusak sekitar 200 sampai 400-an rumah," katanya.
Di Kecamatan Pameungpeuk, ada 4 desa yang terendam banjir. Sekitar 40 kepala keluarga saat ini diketahui masih mengungsi. Namun, mereka tidak terpusat, melainkan mengungsi di tempat saudara masing-masing.
"Untuk infrastruktur, ada jembatan yang rusak. 1 di Pameungpeuk, 2 di Cibalong," ungkap Helmi.
Helmi menambahkan, saat ini pihaknya telah menetapkan status tanggap darurat bencana mulai hari ini, Jumat (23/9) hingga tujuh hari ke depan.
"Status saat ini tanggap darurat bencana," pungkas Helmi.
Pihak Pemda Garut sendiri saat ini terpantau sudah mendistribusikan bantuan logistik untuk korban banjir bandang di Pameungpeuk. Satu truk bantuan berisi makanan cepat saji hingga peralatan seperti selimut dan alat kebersihan dipasok.
(yum/yum)