Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir menanggapi polemik kupon gerak jalan di tengah pencairan BLT BBM di Kelurahan Talun, Kecamatan Sumedang Selatan.
Dony menyebut, berdasarkan laporan yang diterimanya, kupon undian gerak jalan tersebut berkaitan dengan kegiatan hari jadi kelurahan. Ia telah menugaskan camat dan inspektorat untuk menggali kebenaran atas informasi itu.
"Laporan ke saya tidak ada paksaan untuk siapa yang mau membeli kupon gerak jalan itu. Kami pun telah menugaskan camat dan inspektorat untuk meneliti kebenarannya dan nanti ada laporan secara resmi. Tapi overall (keseluruhan) semuanya sudah berjalan dengan baik untuk penyaluran BLT BBM di Sumedang," ungkap Dony kepada detikJabar seusai mengisi kegiatan di Kecamatan Sumedang Utara, Selasa (20/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dony menegaskan pihaknya telah mewanti-wanti sedari awal jangan sampai ada pemotongan dalam penyaluran BLT BBM tersebut. Bahkan ia telah menyertakan kontak aduan jika ditemukan adanya pelanggaran.
"Dari awal pemda sudah membuat edaran dan imbauan jangan sampai ada pemotongan, bahkan yang ada dilapangan sudah ada kontak hotline-nya, bisa ke Bansos, Dinsos atau ada di kami di Sumedang Simpati Quick Response," papar Dony.
Dony mengklaim, dari 277 desa/kelurahan yang ada di Sumedang, Kabupaten Sumedang menjadi Kabupaten tercepat dalam penyalurannya di skala Nasional. "Jadi 93 persen BLT BBM telah diterima oleh masyarakat, jadi nyampe ke masyarakatnya paling cepat," ujarnya.
Ia pun mengimbau agar dalam penyaluran BLT BBM kedepan tidak dikaitkan lagi dengan kegiatan apapun.
"Kami meminta kepada semua pihak agar BLT BBM ini tidak dikaitkan dengan apapun, silakan masyarakat beli sembako atau kebutuhan penting lainnya, karena ini untuk menekan angka inflasi di daerah," ucapnya.
Berita sebelumnya, polemik soal kupon gerak jalan di tengah pembagian BLT BBM di Kelurahan Talun, Kecamatan Sumedang Utara terus bergulir. Warga pun banyak yang mengungkap keganjilan atas kupon tersebut.
Acara gerak jalan sendiri digelar pada Minggu, 18 September 2022 dalam rangka memeriahkan hari jadi kelurahan. Dalam acara tersebut dimeriahkan dengan adanya door prize.
Salah seorang warga berinisial HS mengungkapkan bahwa saat pencarian BLT BBM, ia diharuskan membawa uang sebesar Rp 15 ribu.
"Saya saat itu dikasih barcode untuk pencairan BLT BBM tapi dengan syarat diharuskan membawa uang sebesar 15 ribu rupiah," ungkap HS kepada wartawan.
Ia awalnya tidak mengetahui terkait maksud diharuskan membawa uang tersebut. Namun baru kemudian, ia paham bahwa uang tersebut untuk pembelian kupon gerak jalan.
"Pas sampai dikelurahan baru tahu harus beli kupon gerak jalan sebanyak 5 lembar dengan harga satu lembarnya 3 ribu rupiah, berarti 5 lembar itu 15 ribu, terangnya.
Ia menyebut, kupon gerak jalan yang dijual kepada keluarga penerima manfaat (KPM) BLT BBM tersebut beragam jumlahnya. "Warga yang lain ada yang harus membeli 30 ribu, 45 ribu," ujarnya.
Menurutnya, jika pembelian kupon itu dilaksanakan secara sukarela, seharusnya warga tidak diharuskan dan dipatok membeli kupon tersebut.
"Seharusnya kan jangan ditarget. Kalau untuk partisipasi, maka seharusnya seikhlasnya saja mau beli satu lembar atau dua lembar, karena kebutuhan orang menggunakan uang BLT BBM itu kan beda-beda. Ada yang lagi butuh banget, tapi dipotong segitu kan jadi berkurang banget," paparnya.
Hal senada diungkapkan warga lainnya berinisial DG. Saat pencairan BLT BBM tersebut, ia pun diharuskan membawa uang sebesar Rp 30 ribu untuk kupon gerak jalan tersebut.
Ia pun mengaku sampai mencari pinjaman ke tetangga lantaran saat itu ia tidak memiliki uang sepeser pun.
"Saya diharuskan membawa uang sebesar 30 ribu, lantaran saya tidak punya uang maka saya bela-belain pinjam ke tetangga baru setelah cair baru saya kembalikan uangnya," ungkapnya.
(orb/orb)