Peneliti Ungkap Bahaya Besar di Balik Kecerdasan Buatan

Kabar Internasional

Peneliti Ungkap Bahaya Besar di Balik Kecerdasan Buatan

Tim detikInet - detikJabar
Minggu, 18 Sep 2022 20:01 WIB
Kecerdasan Buatan untuk Diagnosis Medis Lebih Cepat dan Akurat
Ilustrasi AI (Foto: DW SoftNews)
Jakarta -

Artificial intelligence (AI) semakin menunjukkan perkembangannya. Teknologi kecerdasan buatan ini diklaim mampu mempermudah pekerjaan manusia

Kemampuan AI memang mengesankan. AI misalnya dapat mensimulasikan suara dalam film dan membantu para peneliti memecahkan masalah kompleks.

Namun, ada juga yang menyebut jika kecerdasaan buatan ini dapat menghancurkan peradaban hidup manusia. Dilansir detikInet, para peneliti dari Oxford University dan Google Deepmind menyampaikan peringatan mengerikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari sebuah studi terbaru AI Megazine, ada ancaman besar yang bisa ditimbulkan oleh sebuah kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan kemungkinan suatu hari akan bangkit dan memusnahkan umat manusia.

Pada akhir Agustus kemarin, peneliti menerbitkan hasil temuan di sebuah makalah dan mendapati ancaman AI dapat berubah berdasarkan serangkaian kondisi yang telah diidentifikasi para peneliti.

ADVERTISEMENT

Dikutip dari BGR, ini bukan pertama kalinya para peneliti memandang AI sebagai kemungkinan ancaman. Tetapi makalah terbaru ini menarik karena asumsi yang masuk akal yang dilihatnya.

Michael Cohen, salah satu penulis pada penelitian ini melalui tweetnya mengatakan kondisi yang diidentifikasi para peneliti menunjukkan bahwa kemungkinan kesimpulan yang mengancam lebih kuat daripada publikasi sebelumnya.

Selain itu, tim mengatakan bahwa ancaman AI dibangun berdasarkan bencana eksistensial. Salah satu masalah terbesar adalah bahwa lebih banyak energi selalu dapat dimasukkan ke dalam suatu masalah untuk membawanya ke titik di mana AI diapresiasi atas apa yang telah dilakukannya. Karenanya, itu bisa membuat kita berselisih dengan kecerdasan buatan.

Ilmuwan harus memikirkan cara untuk menjaga mesin tetap terkendali. Namun, penelitian baru ini menimbulkan beberapa pertanyaan tentang seberapa besar kita bisa mempercayai AI di masa depan, dan bagaimana kita bisa mengendalikannya jika bencana eksistensial terjadi.

(bba/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads