Gelap dan keheningan menjadi teman dalam penelusuran tim Jurit Malam detikJabar di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pasarean Agung, di Kelurahan Pamoyanan, Cianjur, Jabar. Pemakaman di pusat kota ini menjadi salah satu jalur tikus yang kerap dilintasi para pengendara.
TPU ini berada di Jalan Otto Iskandar Dinata atau lebih dikenal Otista. Lokasinya berada di belakang kawasan pertokoan di jalan protokol tersebut.
Di siang hari, TPU Pasarean Agung merupakan jalur tikus bagi pengendara sepeda motor yang ingin cepat sampai dari Bundaran Tugu Lampu Gentur menuju Jalan Otista ataupun sebaliknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat siang, jalan lingkungan dengan lebar 1,5 meter ini nampak ramai dengan lalulalangnya sepeda motor hingga pejalan kaki. Lokasinya yang berada di tengah pemukiman penduduk membuat pemakaman ini tak tampak menyeramkan.
Namun, saat malam suasana berubah 180 derajat. Aura horor begitu terasa seiring datangnya malam menggantikan sinar matahari tenggelam.
Lampu penerangan yang seadanya menambah suasana di TPU ini terasa begitu mencekam. Tak ada lagi keramaian, hanya beberapa orang yang masih berani melintas dan menggunakan jalan di TPU ini sebagai jalur tikus.
Dinginnya malam juga begitu menusuk kulit, sunyinya pemakaman juga menambah kesan horor, membuat bulu kuduk merinding.
Pepohonan rindang yang tumbuh di sekitaran makam seolah menatap seraya menemani langkah demi langkah ketika menyusuri jalan di tengah pemakaman ini.
Titin (56), warga sekitar mengatakan TPU Pasarean memang menjadi jalur primadona bagi para pencari jalan tikus saat siang. Namun saat malam jalan tersebut begitu ditakuti para pengendara.
"Kalau siang ramai, tapi kalau malam sepi. Hanya warga sekitar atau yang memang tidak penakut yang berani lewat pemakaman ini saat malam hari," kata dia, Kamis (15/9/2022).
Puluhan tahun tinggal di kawasan pemakaman, membuat Titin mengetahui seluk beluk dan beragam cerita horor di makam tersebut. Sesekali dia dikagetkan dengan orang yang berlari terbirit-birit.
Ketika ditanya, orang tersebut mengaku sudah melihat sosok gaib di Pemakaman Pasarean.
"Banyak yang kejadian seperti itu, malam-malam ada yang teriak sambil lari, ngakunya lihat sosok hantu. Tapi ketika dilihat tidak ada apa-apa. Kalau bau kentang rebus, atau bau bunga memang sering tercium, tapi kalau sosok gaib saya sendiri belum pernah lihat langsung," kata dia.
Terlepas dari beragam kisah horor dan suasana mencekamnya, Pemakaman Pasarean Agung merupakan tempat bagi warga sekitar untuk nongkrong, bahkan saat malam hari.
Bagi warga yang tinggal di sekitaran makam, TPU Pasarean tidak lebih dari pemakaman umum tempat manusia dimakamkan setelah meninggal.
"Tidak ada yang harus ditakutkan, karena kita juga pada akhirnya akan dimakamkan. Bahkan untuk warga di sini, pemakaman menjadi pengingat jika kita akan meninggal dan dimakamkan, yang lebih menakutkan itu ketika kita meninggal namun tidak membawa bekal amalan selama hidup, jadi bagi saya mah pemakaman jadi pengingat agar lebih taat beribadah," ujarnya.
(mso/mso)