Macan kumbang (Panthera pardus melas) di Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi (TBGMK) turun gunung. Hewan dilindungi tersebut mati setelah berduel dengan tiga orang warga Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang.
Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Jabar Wahyudin Iwank mempertanyakan kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jabar, apa yang terjadi di TBGMK?
"Pandangan kita, sebetulnya habitat hewan tersebut masuk kategori dilindungi. Menjadi pertanyaan kita bersama ketika bagaimana hewan yang dilindungi tersebut berdekatan dengan warga atau masuk ke pemukiman warga. Artinya ada persoalan apa di Gunung Kareumbi tersebut, karena memang Gunung Kareumbi itu diproyeksikan untuk penyelamatan hewan tersebut," kata Iwank dikonfirmasi detikJabar via sambungan telepon, Kamis (15/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iwank mengungkapkan, rumah atau tempat hidup macan tersebut diduga mengalami kerusakan, sehingga macan itu turun gunung.
"Kalau pengamatan kami, ada sisi kerusakan yang itu mengganggu hidup mereka. Entah terjadi alih fungsi, penebangan, (tapi) kami secara internal belum dalami secara dalam penyebab utama kenapa banyak hewan buas turun gunung dan ganggu kenyamanan dan ketentraman warga," ungkapnya.
Menurutnya, dari informasi yang didapatkan Walhi ada beberapa daerah, ada intervensi kegiatan merubah fungsikan di daerah tersebut. Tapi BBKSDA sampai saat ini belum sampaikan secara detail dan intervensi kerusakannya itu oleh apa.
Selain itu, hilangnya makanan macan di hutan karena pakan mereka diburu, seperi babi hutan dan rusa, maka tidak menutup kemungkinan jika macan tersebut mencari makan ke pemukiman yang ada ternaknya.
"Secara logika, hewan buas tidak akan turun jika rumahnya, tempat tinggalnya, tempat hidupnya tidak ada intervensi aktivitas apapun, kalau pun dikaitkan sebesar apa dan setinggi apa perburuan liar, itu juga akan mengganggu, tidak ada kerusakan tapi bahan makanan diburu oleh pihak tertentu ini juga akan mengancam terhadap keberlangsungan mereka karena mereka juga perlu makan," katanya.
Ketika perburuan liar ini tinggi, tak hanya macan, hewan buas lainnya juga bakal turun gunung untuk mencari makan.
"Secara spesifik ini ada di bawah BBKSDA, dan BBKSDA juga harus memberikan informasi kepada publik apa yang terjadi, kenapa hewan buas itu turun dan apa analisanya," ujarnya.
"Kalau menurut kami ketika tren perburuan tinggi ini akan mempengaruhi terhadap hewan buas, enggak salah mereka turun misal makanan mereka sedikit-sedikit hilang karena perburuan," kata Iwank tandas.