Sejumlah peristiwa membuah heboh pemberitaan di Jawa Barat (Jabar) hari ini. Mulai dari aksi sadis pria di Tasikmalaya yang menyiksa bayi monyet demi konten berbayar, hingga curhatan sejumlah orang tua siswa SMA di Kota Bandung yang dipermalukan gegara belum bayar uang sumbangan.
Berikut rangkuman di Jabar Hari Ini:
Pria di Tasikmalaya Siksa Monyet Demi Konten
Seorang pria di Tasikmalaya harus berurusan dengan polisi. Ia nekat melakukan serangkaian penyiksaan secara sadis terhadap seekor bayi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) hingga mati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabar itu mencuat pertama kali usai diungkapkan Kepala Seksi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat Wilayah VI Tasikmalaya Tatan Rustandi. Tatan menyebut aksi penyiksaan terhadap hewan ini dilakukan oleh pelaku sambil direkam oleh video.
"Kemarin (dapat informasi), yang menangani Polres Tasikmalaya, kami sebagai saksi saja. Kejadiannya (motif jelas belum diketahui), kemarin kita diminta hadir untuk dititipkan barang bukti (monyet yang masih hidup)," kata Tatan via sambungan telepon, Selasa (13/9/2022).
Menurut informasi yang Tatan dapatkan, aksi penyiksaan monyet itu direkam pelaku dan videonya dijual ke luar negeri. Konten tersebut dijual ke kelompok psikopat. "Dijual, dijual ke kelompok psikopat di luar negeri," ungkapnya.
Tatan menduga video tersebut dijual ke sebuah forum di dunia maya. Namun untuk motif lengkapnya akan diungkapkan langsung Polres Tasikmalaya. "Dijual, dikirim ke luar negeri katanya," ujar Tatan.
Polisi lalu menangkap pemuda sadis yang menyiksa bayi monyet itu hingga mati. Pria tersebut bernama Asep Yudi Nurul.
Ia ditangkap bersama Indra. Namun dari hasil pemeriksaan, sejauh ini Indra tidak terlibat dalam penyiksaan sadis bayi monyet. Indra diketahui memperjualbelikan lutung Jawa yang merupakan hewan dilindungi.
Asep dan Indra ditangkap pada Sabtu (10/9/2022). Asep diketahui merupakan warga Tanjungbarang, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya. Sedangkan Indra dari Mandalahayu, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya.
"Kami sampaikan hari ini Satreskrim Polres Tasikmalaya berhasil mengungkap pelaku atau tersangka penganiayaan hewan dilindungi. Ada dua orang inisial AY dan I. Dimana dua TSK ini berdomisili di Kabupaten Tasikmalaya," kata Kapolres Tasikmalaya AKBP Suhardi Hery Heriyanto.
Berdasarkan hasil pendalaman, pelaku Asep menganiaya monyet demi membuat konten video. Konten ini kemudian ditawarkan melalui media sosial dan dijual secara online.
"Jadi pelaku aniaya monyet, ada bayinya, ada yang monyet dewasa untuk konten. Videonya ini dijual pada pembeli," ucap Suhardi.
Kekerasan yang dilakukan pelaku sangat sadis terhadap monyet ini. Beberapa ekor monyet dimutilasi, diblender, dibor dan dipukuli. "Sesuai video yang beredar memang sangat sadistis ya perlakuan pelaku," ujar Suhardi.
Tersangka Indra sejauh ini tidak terlibat dalam penyiksaan dan pembuatan konten. Indra hanya memperjualbelikan lutung, tapi saling kenal dengan Asep.
Dalam hasil pemeriksaan, Asep menjual konten penyiksaan itu melalui media sosial sebagai sarana promosinya.
"Konten sementara bikin video dijual, diiklankan di Facebook. Kalau ada yang nawar dijual," kata Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya AKP Ari Rinaldo.
Selain konten video, pelaku juga menjual musang hingga lutung. Hewan ini ada yang didapatkan dengan cara diburu, ada juga yang dibeli melalui media sosial.
Untuk penjualan, baik video maupun hewan, sejauh ini polisi mendapat pengakuan dari pelaku bahwa pembelinya ada dari dalam dan luar negeri. "Hasil pendalaman sementara, ada yang dari luar negeri," kata Ari.
Selain Asep Yudi, polisi juga menangkap Indra yang sama-sama warga Kabupaten Tasikmalaya. Indra berperan menjual hewan, salah satunya lutung yang dikategorikan hewan dilindungi.
Sementara itu, dari hasil penangkapan kedua tersangka, polisi menyita barang bukti berupa alat bor, blender, pisau, dan alat penyiksaan lainnya. Telepon genggam, uang, pakaian, hingga wajan juga turut disita.
Asep pun bisa meraup cuan Rp 300 ribu per satu video penyiksaan monyet. Sejauh ini, ia mengaku sudah menjual hingga 14 video.
Pria asal Kabupaten Tasikmalaya ini menjualnya melalui perantara. Yang dimaksudnya adalah seorang pria asal Solo.
"Saya sudah menjual 14 konten penyiksaan monyet. Dapat Rp 300 ribu per satu konten, dijual ke orang Solo," kata Asep kepada detikJabar di Mapolres Tasikmalaya, Selasa (13/9/22).
Dari keseluruhan video, ada tiga penyiksaan yang diakuinya paling sadis. Setidaknya ada tiga bayi monyet yang diblender, dibor, dipukul, hingga dibakar.
Usai ditangkap polisi, Asep pun menyesali perbuatannya. Sebab, ia kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum. "Saya menyesal, pak," tutur Asep.
Kedua tersangka ini dijerat dengan pasal-pasal perlindungan hewan Pasal 40 Ayat 2 dan Pasal 21 Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Sumber Saya Alam Hayati dan Ekosistem, termasuk Undang-undang RI Pasal 41 Tahun 2014 tentang Peternakan Hewan dan Kesehatan Hewan. Dengan ancaman 5 tahun kurungan penjara.
Sawah di Jabar Gagal Panen gegara Banjir
Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (Distanhor) mencatat 37,5 hektare sawah di beberapa daerah di Jawa Barat tergenang banjir. Dari data yang dilaporkan tersebut, 1,25 hektare sawah mengalami gagal panen.
Kadistanhor Jabar Dadan Hidayat merinci puluhan hektare sawah yang terdampak berada di wilayah Purwakarta dan Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur. Di Purwakarta ia mendapat laporan 1,5 hektare sawah yang tergenang dan 36 hektare di Cianjur kebanjiran.
"Dari puluhan hektare sawah yang terdampak, 0,25 hektare sawah di Purwakarta kondisinya rusak atau puso dan 1 hektare sawah di Cibeber (Cianjur) juga puso," katanya saat dikonfirmasi detikJabar via telepon, Selasa (13/9/2022).
Menurut laporan yang ia terima, di Purwakarta, area sawah yang mengalami puso itu tadinya bakal dipanen pada Sabtu (17/9/2022). Sedangkan di Cianjur, sawah yang mengalami puso posisinya berada di pinggiran aliran sungai.
"Dan kami sudah petakan supaya dampak kerusakan sawah ini tidak menyebar terlalu luas. Sekarang kondisinya sudah aman," tuturnya.
Distanhor Jabar juga sudah berkoordinasi supaya sawah yang tak terdampak banjir bisa dipanen oleh petani. Beberapa rekomendasi yang diberikan salah satunya perbaikan saluran irigasi di sana.
Dortmund Akan Hadapi Persib dan Persebaya Saat Tur ke Indonesia
Borussia Dortmund akan melakukan pertandingan persahabatan dengan format trofeo melawan Persib Bandung dan Persebaya dalam tur ke Indonesia.
Pertandingan nanti dilakukan dengan format trofeo yaitu ketiga tim akan saling bertemu dalam satu waktu.
Dilansir dari detikSport, belum diungkapkan secara mendetail kapan dan venue mana yang akan digunakan untuk trofeo nanti. Namun, tim asal Jerman itu akan melakukan Tur Asia Tenggara ke Singapura, Vietnam, dan Indonesia pada 21 November-Desember.
Managing Director Asia-Pasifik Dortmund Suresh Letchmanan mengatakan tur ini dilakukan Borussia Dortmund untuk mengisi kekosongan jadwal karena berlangsung di tengah gelaran Piala Dunia 2022.
"Dengan senang hati kami mengumumkan bahwa Bulan November Borussia Dortmund akan Tur di Asia Tenggara, dan khususnya di Indonesia bermain melawan Persib dan Persebaya," katanya di Jakarta, Selasa (13/9/2022).
"Jadi negara-negara di Asia Tenggara yang dikunjungi ada tiga, yaitu Singapura, Indonesia, dan Vietnam. Jadi sejak 2015 Borussia Dortmund ingin sekali kembali lagi ke Asia untuk melakukan tur. Cuma karena satu hal dan lainnya termasuk ada COVID-19 juga, baru bisa sekarang ke Asia," ujarnya menambahkan.
"Jadi hari ini pengumumannya adalah Borussia Dortmund akan ke Indonesia dan bermain melawan Persib dan Persebaya, untuk detailnya kita akan mengadakan acara lagi pertengahan bulan Oktober, itu akan lebih besar lagi, dan itu akan ada sesuatu," katanya lagi.
Suresh Letchmanan berjanji akan segera mengungkapkan kepastian dari event ini. Saat ini baru bisa dipastikan Borussia Dortmund akan datang ke Indonesia untuk memainkan Trofeo.
"Untuk detailnya kita akan mengadakan acara lagi pertengahan Bulan Oktober, itu akan lebih besar lagi, dan itu akan ada sesuatu. Akan ada refresentasi dari klub Borussia Dortmund-nya langsung dari Jerman untuk bertemu dengan rekan-rekan media dan dengan Persib dan Persebaya," ucap Suresh Letchmanan.
"Iya konsepnya trofeo. Untuk venue maunya sih di JIS," tutur Arief Putra Wicaksono berseloroh.
Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Teddy Tjahjono menyambut baik kesempatan ini meski laga trofeo akan dilakukan di tengah kompetisi Liga 1 2022.
"Sudah pasti agendaPersib atas persetujuan head coach. Programnya sudah disesuaikan. Kami sudah memastikan dan setuju ikut event ini," kata Teddy.
Ricuh Emak-emak Saat Pembagian BLT di Sukabumi
Pembagian bantuan langsung tunai (BLT) di Desa Pasirhalang, Kabupaten Sukabumi ricuh. Ibu-ibu terlibat aksi saling dorong dan memaksa masuk ke dalam aula pembagian BLT di Balai Desa Pasirhalang, Selasa (13/9/2022).
Video kericuhan itu beredar di aplikasi perpesanan. Mulanya pintu aula tertutup, lalu dibuka oleh satpam desa. Beberapa warga juga awalnya tertib duduk di kursi yang telah disediakan.
Tak berselang lama, warga yang sebagian besar ibu-ibu itu mendorong pintu hingga berdesakan. Dari arah berlawanan, satpam desa sempat menghadang ibu-ibu agar tidak berebut masuk.
Kepala Desa Pasirhalang Poernama mengatakan, hari ini merupakan hari pertama penyaluran BLT BBM dan BNPT dengan total Rp 500 ribu. Dia juga membenarkan terkait kericuhan tersebut.
"Iya betul. Sebetulnya susah ya kalau sudah berbicara dengan masyarakat," kata Poernama saat ditemui detikJabar di Balai Desa Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Selasa (12/9/2022).
Dia menyebut, pembagian BLT itu sudah diatur sedemikian rupa hingga tak berbenturan antar warga. Di Pasirhalang sendiri terdapat 4 kedusunan yaitu Dusun Sukaraja, Cibeureum, Tugu dan Cisero.
Menurutnya, meski sudah diberlakukan penjadwalan, warga yang datang untuk mengambil BLT tidak melaksanakan dengan baik.
"Kita sudah diatur setiap kegiatan ini, di dalam perencanaan awal, biasa yang saya lakukan itu penjadwalan waktu. Pertama jam 08.00 WIB sampai jam 09.00 WIB terus lanjut dan segala macam," ujarnya.
Peornama mengatakan, kericuhan itu terjadi karena antusias warga yang membludak. Dia pun tak bisa mengambil tindakan apapun saat warga sudah bergerombol di Balai Desa.
"Karena antusias lah, saya tidak mencegah pada saat warga sudah ke sini ingin saling mendahului ya apa adanya gitu, kita tidak bisa melakukan apa-apa," sambungnya.
Sementara itu, jumlah penerima manfaat BLT BBM dan BNPT di Desa Pasirhalang sebesar 721 KPM (Keluarga Penerima Manfaat). Jumlah tersebut, kata dia, jauh dari yang diusulkan pihak desa.
"Saya kira itu juga bukan rahasia lagi ke setiap daerah jadi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh kami, oleh warga masyarakat. Sehingga dibandingkan dengan yang diusulkan itu lebih banyak yang tidak menerima daripada yang menerima," kata dia.
"Hal ini pula yang sering dipertanyakan oleh masyarakat. Jadi karena ini kewenangan dari pusat, desa itu hanya lebih kepada pekerjaan yang mengusulkan tapi kewenangannya ada di sana jadi kami tidak bisa berbuat banyak," ucapnya.
Saat ini, pantauan detikJabar di lokasi, antrean pembagian BLT sudah normal. Terlihat anggota Bhabin Kamtibmas menertibkan warga yang akan mengambil BLT. Di dalam aula terdapat beberapa petugas yang memeriksa kelengkapan data KPM dan memberikan uang tunai.
Curhat Ortu SMA Bandung Dipermalukan gegara Belum Bayar Sumbangan Sekolah
Sejumlah orang tua siswa di SMAN 24 Bandung mengeluhkan perlakuan dari komite sekolah saat diminta membayar uang sumbangan. Para orang tua ini merasa dipermalukan bahkan dibentak dengan nada kasar saat mencoba mempertanyakan transparansi penggunaan uang sumbangan sekolah.
Salah satu orang tua siswa yang meminta namanya agar dirahasiakan, mengatakan bahwa ketua komite di SMAN 24 Bandung mengeluarkan kata-kata kurang mengenakkan untuk didengar saat memberikan arahan tentang uang sumbangan sekolah. Kalimat dari sang ketua komite itu pun bernada sindiran untuk orang tua yang belum membayar uang sumbangan ke sekolah.
"Setelah ngomong, guru sama kepsek diminta untuk keluar. Ketua komite yang ambil alih karena mau membicarakan soal keuangan. Nah pada saat itu, si bapak komitenya langsung ngomongin orang-orang yang dipanggil tadi. Jadi kata dia, 'nih orang-orang yang dipanggil adalah orang-orang yang belum membayar sekalipun uang sumbangan untuk sekolah'," tuturnya yang kembali menirukan ucapan ketua komite sekolah itu.
Mendapat perlakuan seperti itu, sumber ini merasa tidak terima. Ia mengaku merasa dipermalukan di hadapan forum orang tua siswa yang ditambah keluarnya kata-kata tidak etis dari mulut sang ketua komite saat memberikan teguran kepada mereka yang belum membayar uang sumbangan sekolah.
"Dan itu teh di depan forum, di hadapan satu angkatan yang kurang lebih ada 300 orang. Istilahnya orang tua dipermalukan, termasuk saya. Karena saya memang termasuk orang yang belum membayar uang sumbangan," ucapnya.
Sumber ini juga masih ingat betul bagaimana kalimat bernada sindiran kembali meluncur dari mulut sang ketua komite sekolah. Sang ketua komite mengibaratkan memberi jajan anak mereka Rp 10 ribu sehari dengan menyamakan membayar harga toilet Rp 2 ribu untuk 5 kali dalam sehari, yang intinya menyindir para orang tua tersebut.
"Karena kemarin itu kata-katanya sangat kasar, banyak menyinggung orang tua pada saat pemaparan. Makanya kita sampe kaget, kok begini banget. Misalnya dia bilang gini, 'ibu dia datang ke sini dengan kerudung harga Rp 100-200 ribu, ibu emang enggak mampu ngasih uang jajan ke anak ibu Rp 10 ribu sehari? Hitung-hitung kencing di sekolah aja bu sehari 5 kali'," katanya.
"Kayak gitu kan enggak pantes yah, apalagi di forum. Jadi itu yang bikin kami sebagai orang tua merasa direndahkan," tambahnya.
Sebetulnya, sumber ini menyatakan tidak keberatan jika harus membayar sumbangan ke sekolah. Asalkan, dia meminta pihak sekolah transparan dengan menjelaskan rincian sumbangan uang dari para orang tua akan digunakan untuk keperluan apa saja selama anak-anaknya bersekolah.
Namun menurut sumber tersebut, sudah satu tahun pihak sekolah tak pernah merespons keinginan dari para orang tua murid. Pihak sekolah maupun komite selalu bergeming, hingga akhirnya forum itu digelar yang berujung pada ajang seperti cerita di atas.
"Karena kami itu menunggu surat resmi dari sekolah, kira-kira berapa yang harus kami bayarkan dan rinciannya buat apa aja. Tapi surat resmi itu enggak pernah ada, dan ini tidak pernah dinegosiasikan dengan orang tua sampe pertemuan yang kemarin. Malah diminta wajib harus bayar segitu," ucapnya.
Dalam forum itu, para orang tua juga diwajibkan menandatangani kesediaan pembayaran sumbangan ke sekolah. Adapun besarannya mulai dari Rp 3 juta s/d Rp 4 juta, Rp 4,1 juta s/d Rp 5 juta dan lebih dari Rp 5 juta.
detikJabar sudah berusaha mengkonfirmasi ke pihak SMA Negeri 24 Bandung mengenai hal ini. Namun hingga berita ini diturunkan, wartawan masih berusaha meminta keterangan dari pihak sekolah tersebut.
Berdasarkan penelusuran, Kepala Sekolah SMAN 24 Bandung saat ini dijabat oleh pelaksana tugas (Plt) yang merangkap sebagai Kepsek SMAN 9 Bandung Andang Segara. Saat wartawan mencoba menemuinya di SMAN 24, Andang diketahui tak berada di tempat. Begitu juga saat wartawan berusaha menemuinya di SMAN 9, Andang kembali tak ada di ruangannya karena belakangan diketahui sedang ada urusan di luar sekolah.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan akan menindaklanjuti terkait laporan ini. Ia memastikan bakal memerintahkan kepala cabang dinas (KCD) Disdik supaya turun ke lapangan dan meminta keterangan dari pihak-pihak terkait.
"Kita baru mendengar ini dari salah satu pihak, ini jadi bahan untuk ditindaklanjuti. Setelah ini akan saya sampaikan ke KCD supaya ditindaklanjuti. KCD akan diperintahkan untuk melakukan pemantauan ke lapangan atas laporan ini," ujarnya.